3

3.4K 376 9
                                    


Malam ini jadi terasa lebih dingin karena hujan pagi tadi yang mengguyur tanah hingga sore. Newt mengambil dua tusuk sate dari dapur Frypan dan memakannya sambil melangkah duduk dibatang pohon bersama Winston.

"Huh, aku bisa membayangkan akan sekacau apa besok pagi," ucap Winston menghela nafas.

Newt menelan sate yang didalam mulutnya, "Tenang saja aku akan membantumu."

"Kau hanya menyuruhku," kata Winston sambil mengdengkus.

Newt tertawa, "Aku melakukan tugasku dengan benar 'kan?"

"Itu sama saja." cibir Winston.

Newt hanya terkekeh pelan, ia memakan satu satenya lagi. "Hai newt, bagaimana keadaan gadis itu?"

Newt mengangkat kedua alisnya menyapanya Alby yang baru saja bergabung diperapian setelah sekian lama sibuk membereskan box box. "Dia demam,"

Alby duduk disampingnya, "Sudah diberi obat?"

"Ya." Newt mengambil satu gelas berisi jus dimeja entah punya siapa, dan meminumnya.

"Hey, itu punyaku." ucap Minho protes yang entah sejak kapan sudah berada disamping Newt.

Newt mengembalikan gelas itu kepada pemiliknya, "Kau baru selesai dengan box box itu?"

Alby mengangguk, "Ya. Kirimannya terlau banyak hingga aku baru selesai sekarang."

Newt mengangguk saja, "Untuk persedian akhir bulan."

"By the way newt, bagaimana paras gadis itu?"

Newt menoleh kearah Minho, "Kau lihat saja."

"Aku masih tak menyangka mereka mengimi seorang perempuan," kata Winston.

"Mungkin mereka akan mengirimi lebih banyak perempuan?" ucap Alby.

"Itu bagus." ucap Minho cepat.

"Merepotkan," Newt beranggapan lain.

"Kupikir kita membutuhkan lebih banyak perempuan untuk bekerja didapur," kata Winston.

Newt hanya diam tak menjawab.

"Ayo bergabung lebih dekat," ajak Alby.

Keduanya hanya mengikuti Alby. mereka berdiri dekat perapian dan menonton aksi Gally dan teman teman yang beradu tenaga. Suara riuh tak membuat mereka terganggu, hingga larut malam mereka memutuskan untuk tidur dan bekerja kembali esok pagi.

****

Di medjeck, gadis yang tengah berbaring lemah dibrankas kecil itu kini mengerjap matanya kala rasa pening mulai dirasakan. Ia beranjak duduk sambil menatap sekitar dengan kening berkerut.

Clara menggosok kedua telapak tangannya ketika merasakan udara yang cukup dingin. Ia berdiri melangkah menuju pintu yang terbuka dan menemukan dirinya berada dalam lapangan besar yang setiap sudutnya dikelilingi tembok besar yang tinggi.

Matanya membulat melihatnya, dia tanpa sadar melangkah mundur lalu kembali masuk kedalam.

Clara ketakutan.

Sebelum masuk tadi, Clara sempat melihat dua orang laki laki yang terlihat berjalan menghampirinya.

Gadis itu menoleh ketika mendengar suara langkah kaki mendekat lalu tak lama dua orang pria yang ia lihat diluar tadi, masuk dan berdiri didepannya.

"How you feel greenie?" Tanya anak laki laki berkulit gelap dan berambut ikal, dia menaruh sendal didepan kaki Clara yang tak beralas apapun.

Greenie?

"Lebih baik," ucap Clara.

Anak laki laki yang berada disebelahnya kemudian menaruh sebuah makanan dimeja kecil. "Makan dulu, perutmu pasti kosong karena belum diisi selama seharian."

Clara mengerutkan kening, "Seharian? aku tidur disini seharian?"

Mereka saling tatap, "Ya kau pingsan. untuk itu makan lah cepat jika merasa sudah baik aku sarankan bekerja dengan frypan, kurasa kau cocok bekerja dengannya didapur." ucap pria berkulit putih.

"Bekerja apa? aku tidak mengerti."

"Kami bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan kita. Kau kan akan mendapat kerjaan setelah persetujuan dari Alby."

Clara terdiam beberapa saat, "Baiklah.."

Clint tersenyum, "By the way aku Clint dan disampingku ini Jeff, kami mengurus medjeck memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan." ucap Clint.

Clara mengerjap ketika tak mengingat namanya sendiri, "Aku tidak mengingat namaku."

"Don't worry greenie, it's normal. kami merasakan hal yang sama sepertimu saat baru di Glade."

Clara terdiam sebentar, "Aku tidak mengerti," ucapnya tak enak.

Jeff terkekeh memaklumi, "Kau akan mengetahui secepatnya."

"Maksudmu?"

Jeff menyodorkan tangannya, "Mari ikut bersama kami."

Clara menerima uluran tangan itu dengan ragu, "Kita ingin kemana?"



THE MAZE RUNNER GIRL CRUSH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang