The Truth Moment (deleted part)

1.9K 226 15
                                    

sisa draft waktu itu, sayang bgt kalo dihapuss:(
dibaca atau nggak, aku tetap publish part part yg ngga kepublish, cuma ada dua sih ahaha

it's that okayy?

***

"Hey, man."

Newt menoleh saat seseorang menyapanya. Dia mengangkat alis dan tersenyum kecil pada Minho. Pemuda itu segera bergeser memberi ruang Minho untuk duduk. Kembali menatapi gemercik api unggun yang perlahan mulai mengecil.

Minho menyodorkan sebotol air pada Newt, "Drink?"

"No, thanks." Newt menggeleng menolak. Dia melirik botol itu sekilas lalu mendengkus geli, "Kau menawariku setelah airnya habis."

Minho tertawa ringan. "Aku kira kau tak menyadarinya. Maaf, aku hanya mengetes kefokusanmu."

"You, shuck face." Ujar Newt bercanda membuat Minho tertawa lagi.

Setengah malam hari ini gladers nampak sudah pergi beristirahat dihomestand. Para keeper yang memastikan anak anak agar tak ada lagi yang berkeliaran dibeberapa tempat terlihat tak peduli keberadaan Newt dan Minho yang merupakan sama sama keeper. Lagi pula dilain tempat masih ada sisa keeper yang lainnya yang belum meninggalkan tempat ini, seperti Alby yang mengobrol bersama Gally dan Clara yang mendapat maklum dari Alby karena gadis itu yang tak mau tidur terlalu awal.

"Tak bergabung dengan yang lain?" Tanya Newt berbasa basi.

"Dengan yang lainnya hari ini bersamamu." Jawab Minho tenang. Dia menoleh melihat Newt, "Aku merindukanmu."

Alis Newt berkerut jijik. "Aku tidak."

Minho terbahak, dia sendiri merasa geli saat mengatakannya. Saat tawanya mereda, dia menoleh pada Newt. "Ayo bermain!"

"Aku tak minat," Ucap Newt datar.

"Oh ayolah, jika kau mau melakukan suatu yang beda, aku yakin ini akan membantumu supaya lebih dekat sama Clara."

"Buat apa? Aku kan kekasihnya," Newt mengernyit tak tertarik.

Minho seketika tertawa ringan. "Aku tau, tanpa kau kasih tau pun seluruh gladers juga tau. Tapi percayalah, ini menyenangkan. kau perlu mencobanya."

"Come on!"

Newt menghela nafas, "Baiklah, apa permainan itu?"

Minho menegakan punggung bersemangat. "Mudah. Ini hanya tentang jujur dan tantangan, kau bisa mengajukan pertanyaan atau tantangan kepadaku kalau kau berhasil memasukan kayu ini ke botol itu."

Jari telunjuk Minho mengarah tepat pada botol beling yang sengaja ditanjap di tengah tanah lapang. Tangannya yang satu memegang enam kayu sama panjangnya sisa dari api unggun yang tak digunakan.

Newt mengangguk, "Baiklah, kau mulai deluan."

Minho memberikan tiga kayu itu kepada Newt untuk gilirannya nanti. "Bersiaplah, shuck face." Ujarnya menyeringai jahat.

Newt tertawa kecil mendengar ucapan Minho. Dia memperhatikan pria itu yang bersiap melemparkan kayu ditangannya. Tak butuh waktu lama, kayu itu terlempar memantul ke botol, sayangnya lemparan Minho melengos melewati botol itu. Hampir masuk kalau saja Minho tak melemparnya tinggi tinggi.

Newt seketika tertawa renyah, "Poor you."

Minho mendengkus. "Biasa, awalan memang seperti itu." Katanya berusaha mengelak.

"Giliran ku," Ucap Newt masih meredakan tawanya. Ia kemudian menegakan badan mulai fokus untuk melempar kayunya. Badannya mencondong kedepan, memudahkan lemparannya agar masuk kebotol tersebut. Setelah merasa sudah yakin, pria itu segera melemparnya lurus tepat pada botol itu. Kini, keberuntungan datang pada Newt saat kayunya mendarat mulus masuk kebotol. "Shit."

THE MAZE RUNNER GIRL CRUSH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang