22

2.4K 303 33
                                    


sesuai keinginan kalian yang minta lanjut, tinggalkan jejak yaa!:))

enjoy reading!

***

"Hahh, kita kehilangan jejak lagi." Minho menghela nafas kasar, "Bagaimana lorong itu bisa berubah begitu cepat? kita bahkan hampir menemukannya."

"Belum saatnya." ucap Alby membuat Minho dan Newt kompak menoleh.

"Aku rasa ini sebagai tanda, jika kita tetap melanjutkan kemungkinan akan ada bahaya disana." lanjutnya.

Newt mengangguk setuju. "Alright, kita harus kembali, dinding akan menutup sebentar lagi."

Ketiganya kompak berlari kembali pulang ke glade sebelum dinding tertutup rapat.

***

"Hahaha, stop Chuck!" Clara menahan lengan Chuck yang ingin terus mencoreti wajahnya dengan krim saus milik Frypan.

Awalnya mereka membuat kue bersama sampai pada akhirnya Chuck balas dendam karena keisengan Clara yang mengusap wajah Chuck dengan krim sepiring. hal itu membuat Chuck kesal dan berakhir balas dendam seperti sekarang. Kue yang mereka buat hampir selesai kini menjadi kacau, dengan krim dan beberapa parabotan yang berjatuhan di lantai dapur.

Untung saja hari ini Frypan sedang membantu Winston di ladang. Clara sudah bisa membayangkan bagaimana wajah pria itu jika mendapati dapurnya yang berantakan seperti kapal pecah.

"Aku tidak mau sebelum kau mendapati krim sebanyak diwajahku," geram Chuck menunjuk wajahnya sendiri.

"Baiklah aku minta maaf, aku hanya bercanda."

"Tidak ada, aku ingin kau mendapati krim seperti diwajah ku." Chuck kembali berusaha menggapai wajah Clara yang terus bersembunyi dilengannya. ditangan Chuck kini sudah siap sepiring krim penuh untuk Clara.

"Come on Clara, lepas tanganmu itu! susah sekali menyentuh wajahmu." Chuck berdecak kesal, melihat Clara yang terus bersembunyi dibalik tangannya.

"Please aku minta maaf, hahaha."

Chuck yang geram ingin kembali berusaha melepaskan tangan gadis itu sebelun baju belakangnya ditarik hingga pergerakannya sia sia.

"Newt, lepaskan aku!" seru Chuck saat tau pria itu yang menahannya.

Newt mengerutkan kening, membawa Chuck mundur agar tak menyerang Clara dengan brutal. "Ada apa?" tanyanya, matanya menatap Clara yang beranjak berdiri dengan tawa kecil.

"Kau sudah lihat wajahku ini kan, newt? ini karena ulah Clara." jawabnya menghela nafas kasar.

Newt terkekeh melihat wajah Chuck. "Jangan khawatir Chuck, kau akan menjadi adonan frypan selanjutnya."

"Apa!?"

Newt tertawa keras lalu merangkul bahu Chuck bersahabat. "Bercanda, sebaikanha kau pergi cuci wajahmu. lihat apa yang kalian perbuat di dapur ini, frypan akan segera kembali dan marah jika mendapati dapurnya berantakan."

Chuck mendengkus kasar, menatap Clara tajam dengan raut yang masih saja lucu. "Aku akan membalasmu anak gadis."

"Hey, jangan seperti itu." tegur Newt namun Chuck sudah melangkah pergi dahulu.

Clara menggelengkan kepalanya pelan melihat kepergian Chuck. ia tahu anak itu tidak benar benar marah.

Melangkah mendekat, Newt membersihkan sisa krim di hidung gadisnya menggunakan tangannya. "Kau seperti anak kecil."

"Chuck lebih pantas mendapatkan kalimat itu." ucapnya lalu mengambil parabotan yang jatuh dilantai untuk menaruhnya ditempat semula.

"Aku bantu." katanya lalu ikut mengambil benda benda itu dilantai.

"Bagaimana perjalananmu?"

"Kita kehilangan lorong tujuh, dindingnya berubah cepat sekali."

Clara menatapnya prihatin. "Itu sangat menyia nyiakan."

"Yea i know. tapi kami akan kembali nanti saat sudah siap."

Clara mengangguk menghampiri Newt yang mengelap krim dengan baju bekas disana. "Aku saja, pasti kamu lelah habis dari sana."

Newt mengangguk lalu menggeser badannya agar Clara lebih mudah mengelap meja meja yang terkena saus. "Kau masih memasak?"

Gadis itu menggeleng sebagai jawaban.

"Baiklah, selesaikan mengelap itu setelah itu kita akan pergi ke sungai. mau?"

"Okeyy."

***

"Apa nanti malam mengadakan pesta lagi? aku sudah lama tak melihat pesta api unggun."

Newt membuka matanya, "Tidak. pestanya akan ada lagi setelah box datang membawa orang baru."

Pria itu tengah menyender dibatang pohon yang teduh sambil memejamkan mata, sementara Clara menikmati anggur yang ia petik dikebun.

"Ohh," Clara mengangguk angguk kepalanya mengerti. "Berapa lama anak baru itu datang?"

"Sebulan sekali."

"Kita mendekati awal bulan." ucap Clara mengitung hari dengan jari jarinya.

"Ya, itu artinya kita akan mendapati anak baru nanti."

"Cepat sekali rasanya, aku baru beberapa minggu tinggal di glade, rasanya seperti sudah berbulan bulan." kata Clara membuat Newt tertawa kecil.

"Itu karena kau sudah mulai terbiasa disini," Newt berdehem sambil menegakan badannya. "Tempat ini menurutmu sudah nyaman?"

Clara mengangguk semangat. "Aku suka glade, aku suka orang orang disini yang sangat peduli dan baik sekali, aku suka pemandangan disini."

Pria itu seketika tertawa, "Really? Kau menyukai pemandangan ini?"

Clara meringis menggaruk pelispisnya yang tak gatal, "Yaa meski ini seperti tempat terkurung, tetapi glade mempunyai sisi yang nyaman, aku suka dengan itu."

"Aku senang kau suka." ucap Newt menatap Clara penuh arti.

Clara tersenyum gugup.

Pria itu terkekeh, mengusap puncak kepala Clara. "Baiklah, aku pikir kau harus kembali ke kamar, matahari sudah ingin tenggelam."

Mereka beranjak berdiri dan mulai melangkah menuju kamar keeper.

Clara mengernyit saat setelah mencerna perkataan Newt tadi, "Aku? kau tidak ingin tidur dikamar?"

Newt menggeleng, "Aku akan tidur di homestand nanti."

"Kenapa?"

"Nanti khilaf."

THE MAZE RUNNER GIRL CRUSH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang