Yuk jangan pelit vote yaa, biar aku juga lebih semangat buat up.***
Newt baru saja keluar dari kamarnya saat Clara sudah kembali tidur. Sebenarnya sudah dari tadi ia ingin meninggalkannya, hanya saja Newt tidak enak hati melihat Clara yang diam menangis, apalagi gadis itu sedang sakit, Newt terpaksa menemaninya disana sampai ia tertidur.
Terus terang, Newt sama sekali tidak mengerti apa maksud dari ucapan Clara tempo lalu. saat ditanya, Clara hanya menggeleng saja. Newt tau gadis itu tengah menyembunyikan sesuatu padanya, walau Newt merasa kecewa karena Clara belum bisa terbuka padanya. Padahal jika Clara sendiri menceritakan semua masalahnya pada Newt, ia pasti akan membantu gadis itu. Itulah mengapa dia memberi kalung yang kemarin ia beri kepada Clara, agar gadis itu tetap aman walau dia tak berada dijangkauannya.
Jujur saja Newt selalu ingin memberikan keamananya pada Clara, dia berusaha menjaga Clara walau gadis itu sering kali tak menyadarinya. Newt sudah berapa kali membujuk Clara untuk cerita masalah yang terjadi padanya, gadis itu tetap bungkam, seolah belum percaya pada Newt.
Jika seperti ini, bagaimana bisa membuat gadis itu percaya padanya.
Kini, Newt sedang berjaga didepan pintu labirin bersama gladers lainnya, Menunggu Minho dan Alby kembali. Tetapi sudah satu jam lebih mereka belum menunjukan tanda tanda akan pulang, hal ini membuat Thomas menjadi berfikiran negatif, takut apa yang dia fikirkan terjadi.
Gelisah menunggu, Thomas disampingnya menghela nafas. "Oh ayolah, tidak bisakah kita mengirim seseorang mencari mereka?"
"Itu melanggar aturan." Gally menjawab tanpa menoleh melihatnya. "Entah mereka kembali atau tidak."
Alis Thomas mengkerut, tak mengerti.
"Kita tak mau seseorang mati lagi." Newt menjelaskan kepada Thomas.
Keduanya kembali menatap kedepan, mengharapkan Alby dan Minho. Namun seketika angin berhembus kencang kearah mereka bersamaan itu juga pintu labirin tiba tiba bergerak pelan menutup.
"Oh no." Gumam Chuck melihat pintu didepannya yang semakin bergerak menutup.
"Disana!" Thomas berseru, menunjuk dua orang saling berjuang untuk segera keluar dari labirin.
Newt menegaskan pandangannya, "Tunggu, ada yang tak beres."
Disana, Minho terlihat tengah menyeret Alby yang tak sadar diri. Pria itu kepayahan membawa Alby dan memakan waktu cukup lama, sampai gladers haruss menyerukan namanya untuk meninggalkan Alby disana, hal yang tentu saja membuat Newt dan Thoms saling pandang, tak terima.
"Ayo, Minho, kau bisa melewatinya!" Teriak Chuck memberi semangat.
"Ayo, cepat!"
"Ayo, kau pasti bisa!"
"Minho, kau harus meninggalkannya!" Gally ikut berteriak.
Thomas menatapnya penuh harap, memikirkan sesuatu untuk bisa menyelamati keduanya.
"Mereka tak akan berhasil," Ucap Newt, khawatir.
Pintu semakin mengecil, seruan untuk Minho semakin kencang. Thomas menatapnya gelisah, wajahnya nampak berusaha memikirkan sesuatu, entah itu apa. Namun pada saat yang menegangkan, seketika itu juga Thomas beranjak masuk kesana dengan terburu buru. Memaksa tubuhnya untuk masuk ke dalam labirin hingga seruan Newt, Chuck, dan Gally yang menyuruhnya kembali tidak ia hiraukan.
Pada detik berikutnya, pintu itu tertutup sempurna. Menyisahkan helaan nafas lelah dari Newt.
"Dia mencoba membunuh dirinya sendiri." Kata Gally tak habis pikir, ia berkacak pinggang. "Tidak ada yang memberi tahunya?" Dia menatap semua gladers.
Tak ada jawaban dari lainnya, Newt membuka suara. "Ini suatu yang genting, Thomas pergi kesana untuk menolongnya."
Gally mengangkat alisnya, "Benarkah? Sampai dia melanggar aturan?"
"Sudah terjadi, Gally. Thomas tau apa yang dia lakukan atas tindakannya. Kita tunggu saja sampai mereka kembali." Newt meninggalkan keramaian itu, bersama Chuck yang ikut melangkah dibelakangnya.
"Ini akan menjadi rumit, dia membahayakan kita semua."
Suara Gally yang terus berbicara masih terdengar oleh Newt, pria itu terdiam sambil terus melangkah. Chuck dibelakangnya berbicara. "Thomas pasti akan kembali!"
"Ya, aku harap." Ucap Newt.
"Newt, apa kau lihat Alby? Dia seperti tidak sadar diri tadi."
Newt menghela nafas, duduk di bawah pohon di ikuti Chuck. "Ya, sesuatu terjadi padanya, aku tidak tau pasti."
Chuck diam beberapa saat. "Aku tidak ingin Alby mati."
Newt menoleh melihat Chuck, "Dia tidak mati, Chuck. Kemungkinan dia hanya pingsan karena kelelahan."
Anak kecil itu menunduk. "Aku takut Alby terkena sengat." Katanya, mendongak menatap Newt. "Aku tidak ingin ada yang menggantikan posisinya, mungkin, aku akan memilihmu jika terjadi perubahan."
Newt tersenyum kecil. "Tidak ada yang bisa menggantikan posisinya, sekali pun aku, Chuck. Percayalah, Alby pria yang kuat, dia bisa bertahan."
"Iyaa dia pasti, dan kau lebih baik dari pada Gally. Jangan sampai dia yang memegang kuasa penuh disini." Chuck menggaruk kepalanya, takut salah bicara.
Newt tertawa pelan meresponnya. "Dilihat dari ambisius Thomas yang ingin menjadi pelari, aku yakin dia bisa membawa mereka selamat."
"Benarkah? Thomas ingin menjadi pelari?" Tanya Chuck memastikan, wajahnya yang murung kembali riang.
Newt mengangguk angguk. "Walau hanya 76 persen aku mempercayainya."
"Kalau gitu aku yakin, dia pasti bisa membawa mereka kembali pulang, Yes!" Seru Chuck tertawa senang.
Newt terkekeh ringan melihat Chuck.
***
Clara membuka matanya perlahan, menatap langit langit kayu dikamarnya. Dia menghela nafas, terlalu banyak pikiran yang dia rasakan. Sebenarnya Clara tidak ingin membebani pikirannya, hal itu membuat dia menjadi sakit dan merepotkan orang lain. Tetapi tidak bisa, sejauh apapun dia mencoba melupakannya, pikiran Clara selalu dipenuhi mimpi menyedihkan itu.
Clara sangat mengingat bagaimana mimpi itu membuat dia sesak sekaligus ragu apa yang dipikirkan itu benar adanya atau tidak.
Tidak ingin mengingatnya, Clara beranjak duduk dan mengikat rambutnya asal. Ingin segera pergi dari kamar kala pintu terbuka dan menampilkan Newt yang masuk membawa dua roti ditangannya, pria itu menatap Clara dan duduk disebelah gadis itu. "Makan," Suruhnya.
Gadis itu mengambil satu roti dari tangan Newt dan memakannya dengan pelan, mata gadis berbinar. "Enak," Katanya dengan mulut yang masih penuh, Clara baru merasa lapar sekarang.
Newt tertawa pelan, "Habiskan, aku membuatnya bersama Chuck."
"Oh yaa? Dimanha Chuck?" Tanya Clara, gadis itu masih kesusah bicara karena mulunya penuh roti yang ia makan.
"Di luar bersama Gally." Jawabnya, dia mengangkat tangannya untuk menyentuh kening Clara. "Sudah lebih baik ternyata, aku niatnya mau memberimu obat demam."
Clara menggeleng, "Tidak usah." Katanya membuat Newt mengangguk.
"Sudah?" Newt menyodorkan satu lagi rotinya pada gadis itu saat melihat Clara yang memakan habis rotinya.
Gadis itu mengangguk.
"Jika sudah ada sesuatu yang ingin aku katakan, tetapi berjanjilah tetap menuruti perkataanku."
Alis Clara mengkerut penasaran, "Ada apa?"
Newt menghela nafas, menyentuh pundak Clara dan meremasnya pelan. "Alby pingsan didalam labirin."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAZE RUNNER GIRL CRUSH
FanfictionClara datang sebelum Thomas dan Teresa. tinggal di glade lebih lama, dan mengisi hari harinya bersama Newt yang menyenangkan hingga menciptakan perasaan asing di dalam dirinya. *** Original Story : James Dashner • Newt fanfict Mari kita liat seber...