"Hai." Newt menoleh mendapati clara yang tersenyum tak jauh darinya. gadis itu kemudian menghampirinya untuk duduk disamping newt.Newt hanya tersenyum lembut.
Clara membalas dengan senyum kecil, dia menyentuh lengan newt.
"Kau sudah pulih." ucapnya dengan senyum lega.
Anggukan adalah jawabannya. "Terimakasih." Ucap newt.
Alis clara mengkerut, "Untuk?"
"Menyukaiku."
Clara membulatkan mata lucu, tak bisa menyembunyikan senyum malunya. dia membuang muka kala wajahnya terasa panas, kalau newt terus membahasnya clara akan menjadi kepiting rebus nanti.
"Jangan bahas itu." pinta Clara.
"Sepertinya aku deluan yang menyukaimu." clara menoleh cepat melihat newt, sedikit terkejut dengan pengakuannya.
"Tapi kau mendahuluiku," ucap Newt menatap sebal clara yang menatapnya polos.
Gemas, newt memiting leher clara. "Boleh aku tidur bersamamu lagi?" tanyanya masih memiting leher gadisnya pelan.
"Huh? bukannya kamu sudah sembuh?"
"Aku ingin." Newt tersenyum kecil melihat clara yang mengangguk polos.
Newt melepaskan pitingannya. "Kenapa wajahmu sering memerah?" dia memperhatikan wajah clara.
Sedangkan gadis itu sudah membuang muka malu, "Aku kepanasan."
Newt mundur kebelakang membuat dirinya terhalangi pohon besar, dia menepuk tanah disampingnya bermaksud agar clara duduk disana.
"Newt, kau tahu apa yang ada didalam labirin itu?" Clara memandang tembok labirin.
"Ada grievers, kenapa?"
"Tidak maksudku, selain grievers."
Newt menggeleng, "Aku tidak tau, sudah lama sekali tidak kesana."
Clara terdiam sebentar, "Apa disana, diluar maze ada kehidupan yang bagus?"
"Pasti, kita akan keluar dari sini dan menemukan kehidupan baru diluar."
Gadis itu tersenyum, membayangkan kehidupan luar yang bebas.
"Kau sudah mulai bosan disini?" ucap newt dengan dahi berkerut.
"Tidak, tentu saja aku nyaman di sini. aku hanya penasaran."
Newt mengangguk ngerti. "Jika kita berhasil keluar apa yang ingin kau cari pertama tama?"
"Orang tuaku." ucap clara singkat, dia tersenyum sedih.
"Itu akan terjadi." kata Newt mengangguk yakin membuat clara ikut tersenyum senang.
Laki laki itu mengacak rambutnya, membuat clara menepis lengannya pelan. "Jangan mengacak rambutku, blondie!?"
Dahi newt mengkerut, "Apa katamu?"
Clara tertawa, "Blondie." dia menyentuh rambut newt.
"Panggilan macam apa itu?" Newt menatap clara kesal.
"Itu akan menjadi panggilanmu nanti," ucap clara santai.
"Apa!?"
***
Malam yang Newt tunggu tunggu tiba. setelah sudah berkeliling untuk memastikan para gladers tidur dan tidak berkeluyuran, dia melangkah ke kamarnya yang sekarang dihuni Clara.
Alby sudah lebih dulu masuk kamarnya, newt sedikit kasihan karena pria itu sangat sibuk akhir akhir ini. entah untuk apa, yang terpenting dia sudah membantunya tadi sore.
Newt mengetuk dua kali pintu kamar hingga pintu terbuka dan menampilka clara yang langsung membuka lebar pintunya.
Pria itu masuk melepaskan tas selempang yang selalu ia pakai.
"Kau selalu membawanya." Ucap clara memerhatikan tas selempang newt.
Pria itu menoleh. "Yeah. untuk menyimpan barang barang kecil."
Clara mengangguk mengerti, dia duduk disamping Newt yang sedang menyalakan satu lilin baru dengan korek kayu. "Dari mana kau mendapatkannya?"
"Box."
Gadis itu terdiam beberapa saat. "Kau tau? kenapa mereka yang menaruh kita disini memberi box box itu?"
Newt meniup sekali batang korek itu hingga padam lalu menoleh. "Kami tidak pernah tau, tapi kurasa mereka yang menaruh kita disini mempunyai alasan, alasan untuk kita harus bertahan hidup. itulah kenapa mereka memberi box box itu untuk kami."
Clara diam tak menjawab.
Newt mengelus pelan surai coklat clara. "Jangan dipikirkan." katanya.
Clara menghela nafas mengangguk, dia menatap Newt. "Mereka menyadari kedekatan kami." lirih Clara.
"Maksudmu?"
Gadis itu menggeleng.
"Ada sesuatu yang ingin kau bilang?" tanya Newt memastikan.
Clara menggeleng lagi membuat newt mendengkus dan memegang kedua bahu clara yakin. "Jika ada sesuatu katakan, ok? aku akan membantumu."
Clara mengangguk dan tersenyum.
Clara menatap newt yang menatapnya teduh. newt tidak pernah mengecewakannya, dia selalu baik, selalu berada diposisinya. newt teman yang sangat clara sukai, dan dia tidak akan meninggalkan newt.
Dan clara juga tidak pernah lupa dengan janji alby, bahwa newt akan selalu menjaganya.
Sedangkan newt membalas menatap mata coklat clara yang menatapnya tak terbaca. dia tidak tau apa yang gadis itu sembunyikan, tetapi newt akan menunggu clara bicara padanya. dia akan selalu mendengarkan clara.
Newt mendekatkan wajahnya ketika matanya tak sengaja menatap senyum kecil dibibir clara. dia mendekatkan lagi wajahnya hingga nafas mereka beradu. gadis itu nampak tegang tetapi newt tidak peduli. keinginannya untuk merasakan bibir gadis itu terlalu besar.
Pelan pelan namun pasti bibir mereka bertemu. hanya kecupan lama sampai newt sedikit menjauhi kepalanya. dia menatap clara yang menatapnya terkejut.
Mencoba tersenyum kecil untuk menenangkan, newt kembali mempertemukan bibir mereka. dia melumat pelan bibir clara yang masih diam tak membalas. tangan newt melepaskan genggaman kuat tangan clara dan menggantikannya dengan genggaman lembut bersama tangannya.
Newt berseru dalam hati ketika clara membalasnya pelan, genggaman kecil ditangan newt membuktikan jika gadis itu terlalu gugup. newt memiringkan kepalanya mencoba melumat lebih dalam lagi.
Pria itu melumat bibir bawah clara lama, merasakan rasa manis dibibirnya. kalau seperti ini rasanya newt tidak ingin melepaskannya.
Sampai pada genggaman kuat ditangannya membuat newt melepaskan clara. hal yang ogah ogahan dia lakukan. clara meraup rakus oksigen disekitarnya, menatap dalam mata newt yang membalas menatapnya juga.
Newt menghela nafas, memeluk clara ke dadanya. "Kau bahaya sekali."
Dahi clara berkerut didalam pelukan newt, tak mengerti.
"Aku akan tidur dihomestand." ucapnya mengecup pelan rambut clara.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAZE RUNNER GIRL CRUSH
FanfictionClara datang sebelum Thomas dan Teresa. tinggal di glade lebih lama, dan mengisi hari harinya bersama Newt yang menyenangkan hingga menciptakan perasaan asing di dalam dirinya. *** Original Story : James Dashner • Newt fanfict Mari kita liat seber...