30

2.1K 246 8
                                    


Minho membawa Ben ke depan pintu labirin dengan sedikit paksaan karena pria itu
yang terus memberontak. disana, didepan pintu labirin yang terbuka, para gladers sudah berkumpul dengan membawa tombak masing masing ditangannya.

Kedatangan Ben membuat gadis yang jauh dari sana akhirnya mengikuti Minho untuk dapat melihat apa yang pria itu akan lakukan. Dilihat dari caranya membawa Ben, Clara menjadi khawatir apa yang mereka akan lakukan.

Kondisi Ben semakin parah dengan wajah sangat pucat dan berurat, mata pria itu sedikit berubah menyeramkan. Clara tidak tau jika efek disengat grievers akan menjadi semakin buruk seperti itu, mengingat perkataan Alby tadi, Ben tidak bisa lagi tinggal di glade.

Lantas jika seperti itu, dimana Ben harus tinggal?

"Please, please.." Lirih Ben, menatap memohon kepada Alby.

"Apa yang akan mereka lakukan?" Tanya Clara kepada Chuck, anak kecil itu menemani Clara melihat Ben untuk terakhir kalinya.

Chuck menghela nafas. "Kau akan melihatnya." ucapnya lalu pergi.

Jawaban Chuck tidak membuat Clara merasa puas sama sekali, hal itu membuat dia melangkah mendekat untuk melihat lebih jelas.

"Minho, aku mohon, aku bisa sembuh." Lirih Ben lalu terjatuh saat tali ditangannya yang terikat diputus dengan pisau kecil milik Minho.

Ben terbatuk kecil lalu bangkit menatapi gladers dengan tatapan memohonnya, pria itu terlihat membujuk Alby untuk segera melepaskannya namun tak ada sahutan sama sekali dari Alby.

Clara dapat dengan jelas melihat wajah Alby yang iba, ia tau betul perasaan Alby ketika mendapati satu keluarganya harus terkena infeksi dari grievers.

"Tombak!" Seru Alby lalu menurunkan tombaknya yang ia pegang, mengacungkan ke arah Ben diikuti oleh gladers lainnya.

"Maju!"

Clara yang melihat itu spontan mendekat, berselisihan dengan Thomas yang juga menatapnya penasaran. Dia dan Thomas terkejut saat mereka mendorong Ben masuk ke dalam labirin dengan tongkatnya. Ben menangis tersedu sedu ketika pintu labirin bergerak pelan menutup.

Clara menutup mulutnya melihat pintu labirin yang sudah benar benar tertutup rapat, meninggalkan Ben sendiri didalam sana. Thomas disampingnya juga ternganga.

Mereka terdiam beberapa saat. "kita kehilangan satu keluarga." Ucap Alby menatap Thomas, sebagai jawaban petang tadi darinya. Kemudian cowok itu menghela nafas dan pergi diikuti semua gladers.

Clara yang masih tampak tertegun ditarik pergi oleh Newt dan membawanya menjauhi dinding labirin itu dan membawanya ketepi sungai biasa yang mereka kunjungi.

"Ben?" Lirih Clara menatap Newt yang mengangguk angguk kepalanya.

"Dia jadi milik labirin sekarang," Ucap Newt menghela nafas, "Tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain cara itu."

Clara menunduk, tiba tiba merasa takut akan seperti Ben dan membuatnya menjadi seperti itu. Memikirkan bagaimana gelapnya labirin disana, kondisi Ben yang tak memungkinkan untuk menemukan jalan keluar tentu membuat Clara sedih, walau dirinya tak sama sekali dekat dengan pria itu.

Melihat gadisnya yang menunduk, Newt segera merangkul Clara, membawa dipundaknya. "Ben akan menemukan jalan keluar,"

Clara mengangkat kepala melihat Newt, "Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?"

"Tidak akan terjadi sesuatu padanya," jawabnya menenangkat, Newt menepis pelan anak rambut Clara dikening berkeringat gadis itu.

Clara membuang nafasnya, mengangguk. "Apa yang terjadi jika seseorang terkena sengat seperti Ben?"

"Dia akan menjadi pemakan berantai. seperti dia menggigit seseorang lalu seseorang itu akan berubah seperti dirinya, terus seperti itu sampai dia terbunuh." Newt menjelaskan.

Clara terdiam beberapa saat. Bagaimana dengan Ben?

"Jika dia tak menemukan seseorang, apa yang di lakukan?" Tanya Clara lagi.

Newt tertawa ringan, "Mungkin dia akan terus berjalan sampai menemukannya. Dengar, orang yang terkena sengatan grievers akan kehilangan akal, yang dia butuhkan hanya mencari mangsanya, itu yang aku tau."

"Lalu bagaimana jika Ben bertemu dengan grievers?" Ucap Clara setelah terdiam mendengar jawaban Newt.

"Aku tidak tau, tapi jika grievers hanya memburu orang orang yang belum tersengat darinya, mungkin saja Ben bisa selamat, tetapi kondisi dia semakin memburuk."

Newt mengusap rambut Clara penuh hati hati, "Jangan terlalu dipikirkan Clara, Ben sudah dewasa dan tau apa yang harus ia lakukan disana."

Newt menarik Clara bangun dari duduknya, "Ayo makan siang, cacing cacing diperutmu sudah teriak meminta makan."

"Di perutku tidak ada cacing." Ucap Clara menolak perkataan Newt.

"Benarkah? Lalu tadi suara perut siapa?"

Clara menggerutu.

***

Clara bergerak tak nyaman dalam tidurnya. nafasnya memburu seperti orang yang berisitirahat dari kejaran sesuatu. Keringat dipelipisnya sama sekali bukan dari penyebab udara kamar Newt.

Udara di glade pada malam hari sangat dingin, itulah mengapa Newt menyuruh Clara untuk tidur dikamarnya. Tetapi keringat yang dihasilkan Clara adalah dari sesuatu yang ingin masuk ke dalam ingatannya.

Ingatan buruknya, sampai gadis itu tak kuat dan bangun sakit pada esok hari.


***

Cmiiw!

THE MAZE RUNNER GIRL CRUSH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang