Lewat 17 menit gpp ya haha***
Tidak kunjung bangun, Clara dan Newt memutuskan untuk meninggalkan Teresa disana. Mereka berdua beristirahat disungai tempat biasa mereka kunjungi. Duduk dibawah pohon yang menghalangi silau cahaya matahari, Newt menyenderkan punggungnya dibatang pohon dengan mata terpejam.
Raut wajah Newt seperti lelah memikirkan sesuatu, Clara menyadarinya. Hari hari ini keadaan memang rumit, apalagi tidak ada Alby yang selalu memecahkan masalah dengan baik. Biasanya pria itu selalu akan memberi tahu solusi yang baik untuk mengakhiri permasalahan, dan semuanya akan berjalan kembali lancar tanpa kesulitan. Namun keadaan sekarang telah berubah, Newt mencoba memikirkan matang matang keadaan ini agar kembali normal tanpa Alby.
Kenyataan yang Gally bicarakan memang benar adanya, semenjak kedatangan Thomas, keadaan menjadi lebih rumit. Namun Newt sama sekali tidak menyalahkan anak itu, dia menolong Alby tanpa balasan apapun, yang memang sebagian besar Thomas murni membantunya.
Kerutan dahi Newt terlihat jelas ketika pria itu berpikir. Clara yang melihatnya jadi menyentuh dahi Newt dan mengusapnya pelan, membuat mata yang terpejam itu terbuka dan melihatnya. Clara tersenyum kecil. "Mau cerita?"
Newt menatapnya, "Aku tidak terbiasa berunding dengan orang lain selain Alby jika ada keadaan seperti ini."
Clara mengangguk mengerti. "Okey, kalau kau mau cerita masalahmu, aku siap mendengarkan."
Newt tersenyum tipis, dia mengangguk kepalanya.
Mereka terdiam beberapa saat dengan pikiran masing masing. Menatap kosong air sungai didepannya yang damai. Newt menoleh melihat Clara yang masih melamun, ia menempelkan tangannya di dahi gadis itu, merasakan suhu Clara yang sudah kembali normal.
"Kau sudah mengeceknya," Clara menoleh dengan alis mengkerut.
"Aku mau memastikan lagi. kebanyakan aktifitas hari ini, tubuhmu bisa kembali demam." Jawab Newt, dia melepaskan tangannya setelah mencubit pelan pipi Clara.
Newt masih diam memperhatikan gadisnya yang hari ini sangat terlihat cantik. Clara mengikat rambutnya asal hingga membuat beberapa helai anak rambutnya jatuh disisi pipi gadis itu. Bagian lain yang Newt sukai dari Clara adalah bibir gadis itu, terlihat mungil dan merah. Sampai rasanya ingin ia kuasai, Newt memang cepat khilaf ketika terus memperhatikan bibir Clara. Lalu mata coklat keabuan Clara juga menjadi bagian kesukaan Newt darinya. Mata yang terkadang membulat menggemaskan itu membuat ciri khas pada diri Clara.
"Orang tuanya berhasil buat bibit," Newt bermonolog sendiri, mengangguk angguk dengan apa yang ia pikirkan.
"Maksudnya?" Clara mengerutkan kening tak paham.
"Maksudnya?" Jawab Newt, ia menegakan punggungnya dan menghadap Clara. Jari Newt terangkat menyentuh wajahnya, memutar sampai membuat Clara tak paham. "Cantik."
Clara mendengkus geli, "Bilang yang jelas dong!"
Newt berdecih melihat wajah Clara yang bersemu merah. "Jangan sok tangguh, wajahmu cepat merona."
Terpojoki, Clara mendengus kecil segera membuang muka. "Kau menyebalkan!" Desisnya membuat pria itu terkekeh ringan.
Clara memang selalu menggemaskan seperti tadi. Mungkin itu salah satu alasan Newt menyukai gadisnya. Pria yang masih dengan kekehan ringan itu bergerak memiting leher Clara. "Kau harum sekali," Katanya ketika mengendus bau harum ditubuh Clara.
"Umm, aku baru saja memetik bunga lavender dari hutan." Jawab Clara terkekeh malu.
Newt menaruh kepalanya dipundak Clara saat bau harum itu menempel dilehernya. Menghirupnya dengan tenang sebelum pria itu memutuskan mengecup kulit leher Clara beberapa saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAZE RUNNER GIRL CRUSH
FanfictionClara datang sebelum Thomas dan Teresa. tinggal di glade lebih lama, dan mengisi hari harinya bersama Newt yang menyenangkan hingga menciptakan perasaan asing di dalam dirinya. *** Original Story : James Dashner • Newt fanfict Mari kita liat seber...