Winter meletakkan ranselnya di bawah meja kemudian mengambil handuk dan bergegas mandi. Ia berjalan memasuki kamar mandi dengan malas. Suasana hatinya masih diselimuti awan hitam. Kejadian di kantin masih terputar dengan jelas di kepalanya.
Selesai mandi, ia kembali ke kamar dan merebahkan diri di tempat tidur. Ia masih terbayang kecerobohannya. Mengapa ia bisa mengecek ponsel ketika sedang berjalan? Mengapa ia harus menabrak orang? Dan mengapa orang yang ia tabrak adalah Jeno?Terkadang takdir memang tidak bisa ditebak. Ia menghela napas kemudian berdiri untuk mengambil gitarnya dan duduk di dekat cermin. Jarinya mulai memetik senar gitar dan bernyanyi untuk menghibur diri.
Myeot bameul saeugo apahaeya na
Sarange geopnaeji anheul suga isseulkka
Bissorie geuphi muneul dada
Nae mamdo alji moshage gamchueo beorillaeHanyeoreum bame bisbangul gateulkka
Usando eopsi seuchideon sonagicheoreom
Eogimeopsi nan tto nan saranghagessji
Mageul su eopsneun i Love RainEoneusae naege wa
Maleopsi nal seuchigo
Georeumeul ppallihae bwado
Pihal su eopsneunji
Allyeojwoyo ije
Sarang ape seon nal bomyeo
Eonjejjeumimyeon na
Nail su issneunjiSigani heulleodo ttokgateun geol
Imankeum apeumyeon
Sangcheo namyeon gwaenchanheul jul
Sarangiran ge eojjeol su eopsna bwa
Manhi handago mudyeojiji anhneun ge
SarangideoraHanyeoreum bame bisbangul gateulkka
Usando eopsi seuchideon sonagicheoreom
Eogimeopsi nan tto nan saranghagessji
Mageul su eopsneun i Love RainEoneusae naege wa
Maleopsi nal seuchigo
Georeumeul ppallihae bwado
Pihal su eopsneunji
Allyeojwoyo ije
Sarang ape seon nal bomyeo
Eonjejjeumimyeon na
Nail su issneunji....
....
Winter meletakkan gitarnya dan meringkuk di depan cermin. Ia melipat satu tangannya di atas lutut. Kepalanya diletakkan di tangannya yang terlipat. Ia memandang cermin dengan tatapan sedih.
Seketika ponsel yang berada di meja belajarnya berdering. Dengan malas, ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya sore-sore seperti ini.
Tampak nama Sungchan jelas terbaca, ia segera menerima panggilan dari pemuda itu.
"Halo," ujar Winter.
"Halo, ini gue Sungchan. Gue ganggu lo gak?" ucap Sungchan dari seberang.
"Gak ganggu kok. Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAM
FanfictionSemua orang tahu bahwa lucid dream itu adalah mimpi yang terasa nyata. Hal yang sama juga dialami oleh Winter, seorang pemimpi, oh bukan, lebih tepatnya seorang penghalu. Namun ia mengalaminya dengan mata terbuka. "Ini beneran?! Astaga gak nyangka g...