32

345 43 3
                                    

Winter telah sampai di rumah. Ia segera mengganti pakaian. Sekarang masih pukul lima sore dan ia tidak tahu harus melakukan apa. Kebetulan besok hari libur nasional dan tidak ada agenda. Ia mendapat ide untuk mengajak Karina, Giselle, dan Ningning menginap di rumahnya. Kebetulan besok ibunya akan pergi menghadiri acara pernikahan. Dengan cepat ia menghubungi ketiga kawannya itu kemudian merapikan kamarnya.

Sembari menunggu kawan-kawannya datang, ia duduk di sisi tempat tidur dan memesan makanan lewat aplikasi ojek online. Kebetulan tempat makan cepat saji di dekat rumahnya mengeluarkan menu baru yang cocok dimakan bersama-sama karena porsinya yang besar dan tentu saja dengan harga promo.

Setelah memesan, ia keluar kamar dan berjalan menuju teras rumah untuk menunggu makanan yang dipesannya. Di kursi teras ia duduk sambil melihat sekitar. Pikirannya seketika mengingat saat ketika ia berada di rumah Jeno.

"Itu Jeny, adik perempuan Jeno. Dia meninggal ketika masih kecil."

Kalimat yang dikatakan Tiffany masih terdengar jelas di kepalanya. Ia tidak tahu bahwa Jeno memiliki adik perempuan. Ia kira Jeno adalah anak tunggal.

"Kalo Winter boleh tahu, kenapa Jeny meninggal, tante?"

"Dia sakit. Badannya terlalu lemah untuk bertahan," jelas Tiffany.

"Sakit?" tanya Winter lagi.

Tiffany mengangguk. "Iya, tumor otak."

Winter tidak bisa membayangkannya. Adik Jeno terlalu kecil untuk menanggung penyakit seganas itu. Ia turut berduka.

"Permisi, Kak Winter!"

Winter mendengar suara seseorang dari gerbang. Itu kurir ojek online yang mengantar makanannya. Sesegera mungkin ia mengambil pesanannya kemudian kembali masuk ke dalam rumah.

Beberapa saat kemudian Karina, Ningning, dan Giselle sampai di rumah Winter. Mereka berkumpul di dalam kamar Winter sambil menikmati makanan yang dipesan si pemilik kamar dan juga beberapa camilan yang dibawa Ningning.

"Ceritain dong tadi lo ngapain aja di rumah Jeno," ucap Ningning membuka pembicaraan.

"Gue juga kepo nih," tambah Giselle.

"Cuma makan siang doang sama nemenin tante Tiffany nonton drakor," jawab Winter singkat.

Karina merespon, "Gitu doang? Gak ada apa gitu sama Jeno?"

"Iya gitu doang."

Sebenarnya yang membuat ketiga gadis itu bersemangat untuk menginap di rumah Winter adalah karena penasaran dengan apa yang terjadi saat Winter makan siang di rumah Jeno. Meski sudah tidak penasaran lagi, tetapi cerita Winter berbeda jauh dari ekspektasi mereka.

"Tapi gue dapet info baru soal Jeno."

"Apaan?" tanya Karina bersemangat.

Winter menceritakan soal adik Jeno yang meninggal karena sakit. Ia juga bercerita bahwa ia sangat terkejut mengetahui fakta itu dan merasa bersedih.

"Kasian banget, anak sekecil itu harus menanggung rasa sakit yang luar biasa." Ningning memasang ekspresi bersedih namun mulutnya tetap mengunyah keripik kentang.

"Gak nyangka gue," gumam Karina.

Kemudian mereka berganti topik pembahasan karena topik sebelumnya dirasa terlalu sensitif. Giselle bercerita mengenai hari liburnya yang monoton dan ingin liburan. Ningning juga mengeluhkan hal yang sama.

"Untung lo ngajakin kita nginep di rumah lo, Win. Bosen banget gue di rumah, gak ada temen pula," keluh Giselle.

"Siapa nih ngechat gue?" ucap Winter yang sedang menatap layar ponselnya.

"Apaan?" tanya Karina.

"Ada nomer gak dikenal ngechat gue." Winter menunjukkan pesan yang didapatnya.

08XXXXXX: Besok lusa pulang sekolah temui gue di belakang sekolah.

"Itu Yeji!" Mata Karina melebar.

"Kok lo tahu?" tanya Winter.

"Itu orangnya ngechat lagi, coba liat."

08XXXXXX: Yeji

Mata Winter membesar setelah melihat nama Yeji terpampang di layar ponselnya. Ada masalah apa lagi sampai gadis itu ingin bertemu? Pasti ada yang tidak beres.

"Oh gue tahu! Pasti dia mau bahas masalah pesta pertunangan," ujar Giselle.

"Pasti dia mau ngajakin baku hantam," tambah Ningning.

"Gak bisa dibiarin nih. Kalo mau berantem beneran sih gas." Karina tampak serius.

"Jujur gue juga udah capek sih sama dia. Bikin pusing, jadi beban pikiran," keluh Winter.

"Yaudah gas baku hantam. Bakal seru nih kayaknya," ucap Giselle.


🌸🌸🌸🌸

Halo semua^^
Gimana sama bab ini?
Kalo suka sama bab ini jangan lupa vote, komen sebanyak-banyaknya, dan share ke temen-temen kalian ya^^
Terima kasih🙏

LUCID DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang