10

425 60 10
                                    

"Halo, kenapa, Rin?"

"Lo udah nyiapin peralatan buat kemah mingdep?"

"Astaga gue lupa soal kemah!"

"Besok gue mau beli peralatan kemah sama Ningning sama Giselle juga. Lo mau ikut sekalian?"

"Ikut dong, gue juga belum beli perlengkapan."

"Besok kumpul jam sepuluh di mall biasa. Jangan ngaret."

"Siap!"

....

Hari Minggu pukul sembilan lebih lima puluh lima menit Winter sudah berjalan memasuki sebuah mall yang sering dikunjunginya bersama Karina. Pakaian yang ia kenakan hanya sweater berwarna kuning pastel dengan celana jeans putih tulang. Rambutnya hanya digerai dengan jepit rambut yang menghiasi kepalanya.

Ia berjalan menuju ke arah eskalator dan naik ke lantai tiga, tempat pertemuannya dengan teman-temannya. Di sebuah tempat makan cepat saji, terlihat dua gadis duduk. Winter melihatnya dan berlari kecil menuju mereka. Dua gadis itu adalah Karina dan Giselle.

"Ningning mana?" tanya Winter.

"Masih otw katanya," jawab Giselle.

Winter hanya menganggukkan kepalanya dan duduk di kursi sebelah Karina. Mereka menunggu kedatangan Ningning. Setelah tiga menit berlalu, datanglah gadis yang mereka tunggu bersama dengan seorang laki-laki yang lebih tinggi darinya.

"Itu Ningning," ujar Karina.

Ningning berjalan menemui mereka, sedangkan laki-laki yang bersamanya tampak berjalan menuju bioskop.

"Sorry gue telat," ucap Ningning seraya duduk di sebelah Giselle.

"Santai," jawab Giselle.

"Tadi lo sama siapa?" tanya Winter penasaran.

"Sama abang gue. Dia mau nonton sama pacarnya, makannya sekalian berangkat bareng."

Karena sudah lengkap, mereka segera pergi ke salah satu toko pakaian. Winter ingin membeli jaket tebal karena ia tidak memilikinya. Ia tidak pernah berkunjung ke tempat-tempat dingin atau berkemah dengan teman. Sebenarnya ia pernah berkemah ketika SD dan SMP, namun jaket tebalnya sudah kekecilan, kata ibunya ia tumbuh dengan cepat.

Winter dan Giselle melihat-lihat jaket, sedangkan Karina dan Ningning pergi mencari kantung tidur. Mereka memutuskan berpisah dan bertemu kembali ketika sudah mendapat benda yang mereka ingin beli.

Winter kebingungan memilih jaket berwarna cokelat atau biru. Giselle menyarankan untuk memilih jaket berwarna cokelat karena terkesan hangat.

"Oke gue lock dulu yang ini," ucapnya dengan menatap jaket berwarna cokelat di tangannya.

"Gue nyari sebelah sana, ya." Winter berjalan ke sudut lain meninggalkan Giselle yang masih memilih ukuran jaket.

"Oke."

Winter menggeser jaket satu per satu, sesekali mengeluarkan jaket yang dipilihnya untuk melihat model dan ukuran lebih jelas. Ia tertarik pada salah satu jaket dengan bulu-bulu di lehernya. Jaket itu berukuran sedikit lebih besar daripada jaket yang sebelumnya ia pilih.

Ia membandingkan dua jaket itu. Jaket sebelumnya tidak memiliki bulu dan berbahan parasut tebal, lalu jaket yang baru didapatnya memiliki bulu dan berbahan kain tebal. Ia melihat kedua jaket itu secara bergantian.

Dengan mengambil keputusan yang sulit, akhirnya ia memilih jaket yang memiliki bulu. Ia mengambil jaket bulu yang berwarna cokelat muda. Kemudian ia berjalan kembali ke tempat tadi untuk mengembalikan jaket parasut ke tempatnya semula.

LUCID DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang