11

422 58 18
                                    

Siswa kelas sebelas SMA Masa Depan sudah berbaris rapi dengan mengenakan seragam cokelat. Mereka akan memulai upacara pembukaan di tempat mereka berkemah. Para guru sudah berdiri di depan siswa dan petugas upacara juga sudah bersiap untuk memulai kegiatan pertama mereka.

Winter berdiri di tengah barisan. Ia paling tidak suka dengan upacara. Setiap upacara rutin hari Senin, ia berharap hujan badai turun agar upacara tidak jadi diadakan. Namun untuk sekarang ini meskipun ia tidak menyukai upacara, ia tidak berharap hujan badai terjadi karena tidak ada tempat untuk berteduh karena tenda belum didirikan.

Setelah lima belas menit berlalu, akhirnya upacara selesai dan dilanjutkan dengan kegiatan mendirikan tenda. Sebelumnya para siswa sudah dibagi ke dalam kelompok yang berisikan enam orang, satu kelompok itu yang akan menempati tenda yang sama. Winter beruntung sekali karena ia satu kelompok dengan Karina.

Anggota lain dalam kelompoknya ada Gahyeon, Umji, Tzuyu, dan Shuhua. Sayang sekali ia tidak bisa satu kelompok dengan Ningning dan Giselle karena mereka tidak satu kelas. Mereka berenam bekerja sama mendirikan tenda mereka.

"Tzuyu, lo pegang sebelah sana. Gahyeon, lo pegang yang ini," perintah Karina kepada Tzuyu dan Gahyeon untuk memegang kedua sudut tenda.

"Tadi palunya mana ya?" tanya Winter.

"Nih." Umji memberikan palu yang dipegangnya kepada Winter.

"Kalian tarik yang kenceng biar tendanya gak gampang roboh," ujar Karina yang sedang menalikan tali pada pasak bersama dengan Shuhua.

"Iya, nih udah kita tarik sekuat tenaga!" jawab Gahyeon.

Umji dan Winter bertugas menancapkan pasak ke tanah. Setelah selesai menali, Karina dan Shuhua membantu Gahyeon dan Tzuyu untuk menarik kedua sudut tenda. Setelah beberapa menit mereka berjuang, akhirnya tenda mereka berdiri dengan kokoh.

"Akhirnya selesai juga," ucap Tzuyu.

Mereka duduk di depan tenda karena lelah. Meskipun membutuhkan tenaga ekstra untuk mendirikan tenda, mereka puas dengan hasilnya.

Jika dilihat-lihat, mereka termasuk kelompok yang paling cepat dalam mendirikan tenda. Semua itu berkat Karina yang dulu pernah menjadi anak pramuka sewaktu SMP. Sejak masuk SMA, ia tidak lagi aktif dalam kegiatan pramuka karena ingin mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan.

Beberapa meter dari kediaman mereka, terlihat enam orang siswa yang tengah berfoto setelah mendirikan tenda. Mereka adalah Jeno, Jaemin, Jisung, Chenle, Haechan, dan Renjun. Sebenarnya mereka tidak dalam satu kelompok, hanya saja tenda mereka bersebelahan dan kebetulan Jeno mengajak Jaemin untuk berfoto dan anggota kelompok di sebelahnya juga bergabung untuk ikut berfoto bersama.

"Jangan lupa share ke kita fotonya," ujar Haechan kepada Jeno.

"Santai."

Kelompok Jeno beranggotakan dirinya, Jaemin, Jisung, Chenle, Winwin dan Jungwoo. Sedangkan kelompok di sebelahnya ada Haechan, Renjun, Mark, Lucas, Han, dan Yangyang. Lingkup pertemanan Jeno dan Jaemin sangat luas sampai-sampai mereka akrab dengan mayoritas siswa kelas lain, jadi tidak heran jika mereka suka bergaul dengan banyak siswa di sekolah, terutama angkatan kelas sebelas.

Di kawasan tenda siswi, ada satu tenda yang baru saja selesai didirikan. Itu adalah tenda kelompok Yeji. Ia bersama dengan kelompoknya bersusah payah mendirikan tenda mereka dengan dibantu kelompok lain yang tendanya sudah berdiri. Ia tidak tahu cara yang benar mendirikan sebua tenda karena ia tidak pernah melakukannya.

Untung saja kelompok di sebelahnya berbaik hati untuk membantu kelompoknya mendirikan tenda meskipun dengan sedikit memohon. Tentu saja bukan dirinya yang meminta bantuan, tetapi Chaeryeong yang disuruhnya untuk memohon pertolongan kepada kelompok itu.

"Makasih udah bantuin kita," ucap Chaeryeong.

"Sama-sama," jawab Yiren dengan senyumnya.

....

Kakak-kakak pembimbing sudah mendatangi tenda kelompok masing-masing. Para kakak pembimbing itu adalah murid kelas dua belas yang tergabung dalam ekstrakulikuler pramuka. Kakak pembimbing kelompok Karina adalah Sua.

"Habis ini kalian langsung siap-siap ke lapangan ya buat kegiatan selanjutnya," ujar Sua.

"Habis ini kegiatannya apa, Kak?" tanya Karina.

"Ada Persatuan Bangsa-Bangsa." Sua tertawa.

"Hah? Maksudnya PBB, Kak?" Tanya Winter.

"Itu tahu. Oh iya, selama kemah di sini kalian jangan masuk ke hutan di sana. Banyak penunggunya."

Mereka bergidik ngeri mendengar perkataan Sua. Winter dan Karina sudah membahas hal ini bersama dengan Ningning dan Giselle tempo hari. Sudah menjadi hal wajar jika ada banyak hantu yang berdiam di dalam hutan.

"Emang ada hantu apa aja di sana, Kak?" tanya Gahyeon.

Sua tampak berpikir. "Gatau sih, gue gak bisa liat hantu soalnya. Tapi kalo kalian penasaran bisa liat sendiri, siapa tahu ada yang nongol. Nanti kalo ada yang kesurupan jangan ngajakin gue loh," Ia tertawa.

"Nanti kalo ada yang kesurupan di antara kita, Kak Sua yang bagian ngeruqyah. Awas aja kalo Kakak lari," timpal Karina.

"Lah kok gue yang disuruh ngeruqyah. Dikira gue paranormal kali ah. Hahahaha...."

"Udah dipanggil tuh. Cepetan lari ke lapangan sana," lanjut Sua.

Mereka berenam berlari menuju ke lapangan sesuai perintah kakak pembimbing mereka. Di lapangan yang tidak terlalu besar itu semua siswa telah berbaris sesuai kelompoknya masing-masing dengan ketua kelompok yang berada di posisi paling depan.

"Setelah ini kalian akan melakukan latihan PBB. Untuk percobaan pertama, kalian akan melakukannya bersama-sama. Selanjutnya kalian akan dipecah menjadi beberapa kelompok yang akan melakukan latihan PBB secara terpisah!" ujar Pak Siwon, salah satu guru pembina pramuka.

Untuk latihan pertama, mereka semua belum dipisah. Pada latihan kedua, mereka dipisah menjadi delapan kelompok. Kelompok Karina digabung bersama kelompok Ningning dan kelompok Arin. Tiga kelompok itu digeser ke bagian samping kanan lapangan, terpisah oleh kelompok yang lain.

Kelompok Yeji digabung dengan kelompok Yiren dan kelompok Denise. Kelompok mereka digiring ke bagian belakang lapangan. Dua kelompok putri lainnya berada di tengah dan kiri lapangan.

Setelah kelompok putri selesai melakukan latihan PBB, kini giliran kelompok putra yang melakukannya. Kelompok Jeno digabung dengan kelompok Mark dan Soobin. Mereka melakukan gerakan dengan kompak dan mantap.

Selagi menunggu latihan PBB putra selesai, murid perempuan duduk di pinggir lapangan untuk beristirahat. Dengan sebotol air mineral yang dibagi untuk enam orang, Winter duduk bersantai sembari melihat satu orang yang berada di tengah lapangan. Ia melihat Jeno.

"Lagi ngeliatin doi?" tanya Karina yang mengetahui siapa yang dilihat oleh Winter.

"Biasalah."

"Gak ngeliat Sungchan aja?" Karina menunjuk ke arah belakang lapangan. Ia menunjuk Sungchan.

"Apaan sih."

"Tapi kayaknya lo bakal kalah deh sama dia."

Winter mengerutkan dahi. "Siapa?"

"Itu tuh." Karina menunjuk gadis yang duduk di seberang mereka.

Terlihat Yeji yang terus saja menatap Jeno tanpa mengalihkan pandangannya. Ia tersenyum. Winter yang melihatnya merasa hatinya panas. Ia tanpa sadar meremas botol air mineral yang dipegangnya.

🌸🌸🌸🌸

Halo semua^^
Siapa sih yang gak cemburu kalo ada cewe yang ngeliatin doi kayak gitu? Pasti rasanya pengen nyolok matanya kan? Maaf canda hehe:)
Gimana sama bab ini?
Kalo kalian suka jangan lupa vote, komen sebanyak-banyaknya, dan share ke temen-temen kalian ya^^
Terima kasih🙏

LUCID DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang