Pagi ini Winter tidak mengikuti pelajaran karena ia dipanggil ke ruang BK. Tentu saja tidak hanya dirinya, semua yang terlibat perkelahian kemarin dipanggil. Maka dari itu, kini ruang BK menjadi ramai.
"Kalian tahu kenapa kalian dipanggil kemari?" tanya Bu Eugene.
"Mereka yang mulai duluan, Bu!" Yeji menunjuk Winter, Karina, Ningning dan Giselle.
Karina tidak terima. "Lo yang ngajakin duluan kali!"
"Bukannya lo yang tiba-tiba narik kerah gue?"
"Sudah cukup! Saya tidak memanggil kalian kemari untuk melanjutkan perkelahian!"
Seketika ruangan menjadi hening. Bu Eugene memang bukan guru yang pemarah, namun sekali ia berbicara dengan nada tinggi, semua siswa langsung diam karena takut. Padahal Bu Eugene adalah guru yang terkenal paling cantik dan berkarisma, namun aura menyeramkan akan keluar ketika ia marah.
"Karena kalian tidak memiliki catatan yang bermasalah, kalian akan saya beri peringatan. Jika kalian membuat masalah lagi, saya akan langsung memberi kalian hukuman. Mengerti?"
"Mengerti, Bu," jawab para gadis dengan kompak.
"Baik. Kalau begitu kalian boleh kembali ke kelas masing-masing."
....
Jam istirahat dimulai. Winter dan Karina pergi ke kantin dan memesan seblak kesukaan mereka. Di saat seperti ini memang sangat cocok ditemani oleh seblak. Kali ini Karina menuangkan sambal lebih banyak daripada biasanya. Ia masih merasa emosi dengan Yeji.
"Gak takut mencret lo?" tanya Winter heran.
"Mencret tinggal keluarin."
"Lo gak kasian sama lambung lo? Itu udah lima sendok anjir! Sambelnya pake cabe setan pula!"
"Santuy." Winter hanya bisa menggelengkan kepala.
Untung saja Yeji dan kawan-kawannya tidak terlihat di kantin, jadi Winter dan Karina bisa makan dengan tenang. Jika sampai mereka bertemu lagi, pasti akan terjadi perang dunia kedua lanjutan dari yang kemarin.
Ketika sedang asik menyantap seblak, tiba-tiba seseorang duduk di sebelah Winter. Winter yang tengah mengunyah kerupuk kenyal itu langsung tersedak ketika melihat orang di sebelahnya.
"Uhuk... uhuk...."
"Minum, Win, minum," ujar Karina sembari memberikan es teh.
"Sorry kalo gue ngagetin. Emang banyak kok cewe yang kaget waktu liat ketampanan gue." Orang yang tiba-tiba datang entah dari mana itu adalah Jaemin.
Karina seketika melihat pemuda itu dengan tatapan tajam setajam silet. "Lo bisa gak sih gak bikin masalah. Ini anak orang lo bikin keselek kalo mati gimana!"
"Maaf, mbak bre, gue kan gak bermaksud bikin sahabat lo ini keselek."
"Terus lo ngapain ke sini?" tanya Karina dengan wajah datar.
"Gue ke sini cuma mau menyampaikan pesan."
"Pesan apa?" tanya Winter.
Jaemin menyampaikan pesan dari Jeno untuk Winter agar gadis itu untuk datang ke taman sepulang sekolah. Kemudian ia pergi meninggalkan Winter dan Karina dengan kepala yang penuh tanda tanya.
"Ngapain Jeno minta lo dateng ke taman?" Karina penasaran. Winter juga tidak tahu.
"Mau gue temenin?"
"Gak usah. Lo ada rapat, kan?"
"Iya sih. Tapi gak papa? Yakin?" Winter mengangguk.
"Oke deh. Tapi kalo ada apa-apa langsung telepon gue ya."
Jika Jeno yang meminta, Winter yakin tidak akan ada kejadian buruk yang menimpanya. Jadi ia yakin sekali akan datang sendiri sepulang sekolah. Semoga tidak ada hubungannya dengan Yeji.
....
Winter duduk di kursi taman menunggu Jeno. Ia sudah duduk selama lima menit tetapi orang yang ditunggu belum kunjung datang. Ia mulai merasa was-was. Apakah Jaemin berbohong untuk menjahilinya? Tetapi untuk apa?
"Sorry gue telat. Pasti lo udah lama nunggu."
Winter merasa lega karena Jeno benar-benar datang. Berarti Jaemin tidak berbohong. Perasaan was-was seketika menjadi gugup. Ada apa gerangan Jeno memanggilnya ke sini?
"Eh, gak papa. Gue juga baru dateng kok." Winter menjawab dengan sedikit cengiran.
"Jadi kenapa gue dipanggil ke sini?" lanjutnya.
"Ehm, gue cuma mau ngomong sesuatu sih."
Raut wajah Jeno tiba-tiba berubah. Seperti orang kebingungan dan gugup. Winter masih menunggu apa yang akan dikatakan Jeno. Suasana yang tadinya sedikit ramai menjadi senyap karena siswa sudah banyak yang pulang.
"Ngomong apa?"
"Ehm, gue suka sama lo."
Jantung Winter berhenti berdetak satu detik. Apa ia tidak salah dengar? Jeno bilang bahwa ia menyukai dirinya? Apakah waktu bisa diulang? Ia perlu untuk memastikan pendengarannya!
"Sorry, tadi lo bilang apa?" Winter bertanya dengan hati-hati.
"Gue suka sama lo. Gue tahu ini terlalu cepet, tapi gue merhatiin lo dari awal. Gue rasa lo beda sama Yeji."
Oh Tuhan, apakah ini mimpi? Jeno mengungkapkan perasaannya? Winter merasa udara semakin panas. Detak jantungnya pasti sudah terdengar oleh Jeno. Bagaimana ini?
"Win, gue harap lo juga ngerasain hal yang sama. Meski gue gak yakin, gue tetep mau ngungkapin ini. Win, lo mau gak jadi pacar gue?"
Dor! Kini Winter benar-benar ditembak oleh Jeno.
"Ini beneran?! Astaga gak nyangka gue!" ujar Winter lalu hilang kesadaran.
"Lah kok pingsan? Bangun elah jangan pingsan di lapangan!" Jeno langsung panik melihat Winter tiba-tiba pingsan.
Dengan cepat Jeno menghubungi Jaemin. Tidak lama kemudian sahabatnya itu datang dan membantu Jeno menggendong Winter untuk dipindahkan ke UKS.
Untung saja UKS belum dikunci. Setelah merebahkan Winter, Jeno dan Jaemin berusaha membangunkan gadis itu dengan cara memberinya minyak kayu putih dan terus memanggil nama Winter.
"Lo apain ni anak orang sampe pingsan?" tanya Jaemin.
"Gue cuma nembak dia."
Beberapa saat kemudian Winter mulai tersadar. Lalu kemudian ia terkejut mendapati Jeno dan Jaemin berada di dekatnya dan bukannya Karina.
"Jangan pingsan lagi tolong, nanti gue repot lagi," ujar Jaemin yang berakhir dengan jitakan di kepala yang dilakukan oleh Jeno.
"Maaf udah bikin lo pingsan. Gue gak bermaksud gitu."
"Eh, lo gak salah kok. Aduh gue malu jadinya hehe...."
"Gak usah malu. Jadi gimana? Sohib gue yang ganteng ini meski kalah ganteng sama gue diterima apa gak?" Jaemin sangat penasaran dengan jawaban Winter.
Winter sedikit tersenyum sambil menundukkan kepala. Kemudian ia sedikit mengangguk menandakan iya.
"Maksudnya?" tanya Jaemin.
"Iya, g- gue mau," jawab Winter dengan suara pelan namun masih bisa terdengar jelas.
Selesai
.
.
.
.
.
.
.Eits, masih ada bab spesial^^
Kalo suka sama bab ini jangan lupa vote, komen sebanyak-banyaknya, dan share ke temen-temen kalian ya^^
Terima kasih🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAM
FanfictionSemua orang tahu bahwa lucid dream itu adalah mimpi yang terasa nyata. Hal yang sama juga dialami oleh Winter, seorang pemimpi, oh bukan, lebih tepatnya seorang penghalu. Namun ia mengalaminya dengan mata terbuka. "Ini beneran?! Astaga gak nyangka g...