Winter sampai rumah pada pukul setengah sembilan malam. Jeno benar-benar mengantarnya pulang dengan selamat. Taeyeon juga tidak memarahi dua remaja itu karena mereka tidak pulang terlalu malam.
Setelah masuk kamar dan mengganti pakaian, Winter merebahkan badannya di tempat tidur dan mengecek ponselnya. Selama di acara pertunangan, ia tidak melihat ponselnya sama sekali karena terlalu fokus pada jalannya acara dan tentu saja karena hidangan yang menggoda lidahnya.
Beberapa pesan belum terbaca, salah satunya dari grup yang berisikan teman-temannya. Winter segera mengetikkan pesan. Ia menceritakan apa yang baru saja dirinya alami. Ia bercerita semeriah apa acara itu dan keluarga Jeno yang sangat ramah. Ia juga bercerita makanan-makanan yang tersaji.
Winter: Sumpah Jeno ganteng banget tadi😭
Karina: Ada pap gak?
Winter: Tadi gue sempet foto bareng sama keluarganya, tapi pake kamera mereka
Karina: Yah...
Ningning: Harusnya lo ajak gue, Win. Makanan di rumah gue lagi abis soalnya😬
Giselle: Makanan mulu perasaan yang lo pikirin-_-
Karina: 🤣🤣🤣
Winter teringat ketika ia bertemu dengan Lia. Segera saja ia menceritakan hal itu kepada teman-temannya.
Winter: Oh iya tadi si Lia juga dateng ke acaranya, diajak sama Jaemin
Giselle: LAH KOK BISA
Ningning: Kapslok jebol
Karina: Wah bakal ada perang dunia ketiga nih
Winter: Dahlah
Karina: Mesti si nenek lampir gak bakal diem aja😑
Giselle: Jadi kita harus gimana?
Winter: 🤔🤔🤔
Ningning: Kalo mereka ngelabrak tinggal labrak balik aja
Karina: Kebetulan tangan gue dah gatel pengen nonjok orang
Winter: Jadi kalian mau baku hantam?
Giselle: Gassssss
Ningning: Bergelud? Di gelap malam kau ingin bergelud? Skuylah
Satu pesan masuk. Itu bukan dari Karina, Ningning, atau Giselle. Segera saja Winter melihat pesan itu. Matanya membesar. Itu pesan dari Jeno! Seketika jantungnya berdegup kencang.
Jeno: Udah tidur?
Winter: Belum, kenapa ya?
Jujur saja, jari Winter bergetar ketika mengetik balasan sehingga ia harus berulang kali menghapus beberapa kata karena salah ketik. Ia juga tidak bisa menetralkan degup jantungnya.
Jeno: Gue cuma mau bilang kalo mama gue ngundang lo buat makan siang besok. Lo bisa?
Mata Winter membesar setelah membaca pesan dari Jeno. Makan siang di rumah Jeno? Hei, ada apa ini? Ibu Jeno mengundangnya makan siang?!
"Gue gak mimpi, kan?" Gumam Winter seraya menepuk pipinya.
Jeno: Gimana?
Sebelum Winter menulis pesan balasan, ada sebuah pesan masuk. Kali ini bukan dari Jeno. Winter melihatnya dan ternyata dari Sungchan.
Sungchan: Sorry ngechat lo malem-malem. Besok lo ada acara gak? Gue mau ngajak lo ke toko buku.
Mulut Winter terbuka. Bagaimana ini? Ia tidak segera membalas pesan dari kedua pemuda itu karena ia memilih untuk menghubungi ketiga temannya melalui panggilan grup.
"Kenapa tiba-tiba nelpon?" tanya Ningning dari seberang.
"Gimana nih? Jeno sama Sungchan ngechat gue. Mereka ngajak gue keluar besok!"
"Lah kok bisa kompak gitu?" Karina menjawab.
"Gue juga gak tahu. Gue bingung harus jawab apa."
"Lo sendiri mau keluar sama siapa?" tanya Karina.
"Gue bingung. Mama Jeno ngundang gue makan siang di rumahnya. Sungchan ngajak gue ke toko buku, kalian tahu kan kalo gue suka banget liat buku," jawab Winter.
"Menurut gue lo mending dateng ke rumah Jeno." Giselle menanggapi.
"Gue setuju sama Giselle," tambah Ningning.
"Bener tuh, gue juga setuju. Lagipula lo baru ketemu sama keluarga Jeno, gak enak kalo lo nolak undangan mereka. Mungkin nyokapnya Jeno pengen lebih kenal lagi sama lo. Bisa jadi lo direstui jadi menantu," jelas Karina.
"Sa ae lo, Rin. Jadi gue terima undangan Jeno nih?" tanya Winter memastikan.
"Yak tul!" jawab Karina.
"Ok, thanks guys!"
Sambungan telepon terputus. Winter segera membalas pesan dari kedua pemuda itu.
Winter: Besok gue bisa kok. Gue harus berangkat jam berapa?
Jeno: Jam dua belas gue jemput di rumah lo. Lo tinggal siap-siap aja.
Winter: Oke
Setelah membalas pesan Jeno, sekarang Winter membalas pesan Sungchan.
Winter: Maaf, gue besok ada acara. Lain kali aja gimana?
Sungchan: It's okay. Next time beneran ya;)
Winter: Iya
🌸🌸🌸🌸
Halo semua^^
Gimana sama bab ini? Apa kalian suka?
Kalo kalian suka jangan lupa vote, komen sebanyak-banyaknya, dan share ke temen-temen kalian ya^^
Terima kasih🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAM
FanfictionSemua orang tahu bahwa lucid dream itu adalah mimpi yang terasa nyata. Hal yang sama juga dialami oleh Winter, seorang pemimpi, oh bukan, lebih tepatnya seorang penghalu. Namun ia mengalaminya dengan mata terbuka. "Ini beneran?! Astaga gak nyangka g...