03

598 91 14
                                    

"Gue duluan ya, Win. Bye...." Karina meninggalkan Winter yang tengah berkemas. Gadis itu tampak terburu-buru sekali.

"Ati-ati!"

Setelah selesai memasukkan buku dan alat tulisnya, Winter berjalan keluar kelas menuju ke kelas Ningning yang tadi sudah diajaknya ke toko buku. Gadis yang ingin ditemuinya terlihat sudah berdiri di depan kelas bersama seorang temannya.

"Hai, Ning, Sel," sapa Winter kepada Ningning dan Giselle.

"Mau langsung aja?" tanya Ningning. Winter mengangguk.

"Gue ikut, ya. Sekalian mau beli buku."

Winter memperbolehkan Giselle ikut juga ke toko buku. Menurutnya akan menjadi lebih asik kalau lebih ramai. Ia bisa meminta saran dari kedua temannya itu.

Mereka langsung berjalan keluar sekolah dan menunggu angkot. Sekitar delapan menit mereka menunggu, angkot pun datang. Segera saja mereka menaiki angkot yang kosong itu. Di dalam angkot, hanya ada dua wanita paruh baya yang duduk bersebelahan.

Tidak lebih dari setengah jam mereka sudah menapakkan kaki di lantai toko buku. Aroma buku menyeruak di hidung Winter. Ia suka sekali bau buku. Tidak heran jika ia sering sekali pergi ke toko buku untuk membeli buku untuk dibacanya ketika ada waktu luang.

Ia dan dua temannya itu berpencar mencari dan melihat-lihat buku yang berjejer rapi di rak. Ketika berada di rak kumpulan novel fiksi, perhatiannya tertuju pada sebuah novel berwarna biru. Novel itu berjudul 'Secret Admire'. Ia segera membaca tulisan yang berada di belakang buku.

"Lah mirip gue ceritanya," gumamnya.

Kemudian ia mencari buku lainnya dengan membawa novel itu. Ia berpindah tempat ke rak kumpulan buku self improvement. Selain novel, ia juga gemar membaca buku-buku nonfiksi. Menurutnya dengan membaca buku-buku seperti itu bisa menambah ilmunya yang tidak diajarkan di sekolah.

"Udah nemu buku?" tanya Ningning yang berdiri di sebuah rak yang sama dengan Winter.

"Masih satu sih. Ini mau nyari satu lagi."

"Lagi kaya nih ceritanya," goda Giselle yang datang dengan membawa sebuah buku latihan TOEFL.

"Kaya dari mana? Gue nabung dari bulan lalu buat beli buku," timpal Winter.

"Eh buku ini menurut kalian gimana? Bagus gak?" tanyanya kepada Ningning dan Giselle.

Ia menunjukkan sebuah buku berwarna putih berjudul 'Ubah Mimpimu Jadi Nyata'. Ningning mengambil buku itu dan membaca bagian belakang buku bersama Giselle. Mereka berdua tampak berpikir.

"Bagus," ucap Ningning dan Giselle mengangguk.

"Oke, gue beli ini aja. Kalian udah dapet buku?"

Ningning dan Giselle mengangguk sembari menunjukkan buku yang dibawa mereka. Tanpa berlama-lama lagi mereka segera pergi ke kasir untuk membayar buku mereka.

bruk...

Winter tidak sengaja menabrak seseorang. Dua buku yang dipegangnya jatuh ke lantai. Ia tidak segera mengambilnya namun meminta maaf kepada orang yang tidak sengaja ditabraknya itu.

"Maaf saya gak senga-"

Ia melihat pemuda yang tengah mengambil bukunya itu. Pemuda itu mengenakan seragam yang sama dengannya. Dan wajah pemuda itu tidak asing baginya. Ia seperti pernah melihatnya tetapi tidak tahu di mana.

"Ini bukunya. Gak usah minta maaf, gue yang salah berdiri di tengah jalan," ucap pemuda itu.

"Eh, iya makasih."

LUCID DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang