Sungchan berjalan menuju kelas Winter sesuai perkataannya. Kebetulan Winter baru saja selesai memasukkan bukunya ke dalam tas. Mereka segera pergi ke parkiran dan menaiki mobil Sungchan.
Winter masih tidak tahu ia akan dibawa ke mana, Sungchan belum mengatakannya. Namun ia menurut saja dan duduk diam di sebelah pemuda itu.
Sebuah lagu EDM mengalun dari radio. Sungchan memutar musik agar perjalanan tidak terasa bosan.
Reaching out from my sorrows
Far away from tomorrowHow many seasons have we been together
How many reasons have we left behind
Now I don't know what to do alone with all this timeIt's up to you to realize
I'm waiting for you right behind
I need you now just tell me howI can't get you out of my mind
Can't get you out of my mind
Just can't get you out of my mindCan't get you out of my mind
Ooh
I can't get you out of my mind
It's getting too stronger
My feelings for youI can't get you out of my mind
I'll try to be patient
Don't want you to rushJust can't get you out of my mind
....
....
"Kayaknya gue tahu sama lagu ini." Winter menarik perhatian Sungchan karena mengetahui lagu yang ia putar.
"Ini lagunya Dreamcatcher, kan? Yang judulnya Can't Get You Out of My Mind?" lanjut Winter.
"Kok lo tahu?" tanya Sungchan.
"Iya, soalnya gue ngepoin Dreamcatcher, terus dengerin lagu-lagu mereka. Ternyata bagus-bagus semua." Sungchan senang Winter menyukai lagu-lagu grup kesukaannya. Ia hanya tersenyum simpul.
Setelah sampai di depan sebuah toko aksesoris dan dekorasi rumah dan Sungchan telah memarkir mobilnya, mereka berdua turun dari mobil kemudian memasuki toko itu.
Winter melihat-lihat aksesoris yang terpajang di dalam toko, namun Sungchan mengajaknya ke lantai dua yang terdapat dekorasi rumah secara spesifik. Ia menuruti Sungchan karena ia memang tidak ingin membeli barang.
Setelah sampai di lantai dua, Sungchan membawanya ke sudut yang memajang dekorasi dinding. Ada banyak benda yang tergantung di dinding seperti jam, cermin, macrame, dan masih banyak lagi.
"Lo suka dekorasi yang mana?" tanya Sungchan.
Winter memilih. Ia tertarik pada sebuah dreamcatcher berwarna putih yang tergantung di atas kepala Sungchan. Ia menunjuk dreamcatcher macrame yang berukuran sedang itu.
"Kenapa itu?"
"Tadi lo tanya gue suka yang mana, nah gue suka sama dreamcatcher. Kebetulan sekarang banyak banget yang bikin kerajinan macrame. Jadi gue pilih yang itu soalnya sekarang ini macrame lagi booming," jelas Winter.
"Tapi kenapa lo mau beli hiasan kayak gini? Lo emang lagi pengen majang beginian?" tanyanya.
"Ehm, gak sih. Gue pengen ngasih ke seseorang, tapi gue gak tahu di sukanya apa. Jadi gue ngajak lo buat bantu milihin."
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAM
FanfictionSemua orang tahu bahwa lucid dream itu adalah mimpi yang terasa nyata. Hal yang sama juga dialami oleh Winter, seorang pemimpi, oh bukan, lebih tepatnya seorang penghalu. Namun ia mengalaminya dengan mata terbuka. "Ini beneran?! Astaga gak nyangka g...