Motor Jeno berhenti di depan rumah Winter. "Ini?" tanyanya kepada gadis di belakangnya untuk memastikan.
"Iya," jawab Winter yang kemudian turun dari motor.
Taeyeon tampak menyirami bunga kesayangannya di halaman rumah. Setelah mendengar suara motor berhenti di depan rumahnya, ia segera berlari ke arah gerbang.
"Loh kamu kenapa, Sayang?" tanya wanita itu ketika melihat anak kesayangannya pulang dengan keadaan basah.
"Gak papa, Ma."
"Ini siapa?"
"Sore, Tante. Saya Jeno, temennya Winter," ucap Jeno memperkenalkan diri.
"Yaudah ayo kita masuk. Ayo, Nak Jeno."
Mereka bertiga memasuki rumah. Jeno dipersilakan duduk di sofa ruang tamu. Winter segera masuk ke kamar guna berganti baju. Taeyeon pamit ke dapur untuk mengambilkan minuman untuk Jeno.
"Gak usah repot-repot, Tan," tolak Jeno.
"Gak papa."
Jeno sebenarnya ingin segera kembali ke sekolah, namun ia tidak enak dengan ibu Winter karena ia sudah dipersilakan masuk dan diambilkan minum pula. Ia juga harus menjelaskan bagaimana Winter bisa basah kuyub seperti itu.
Ia melihat beberapa foto yang terpajang di dinding ruang tamu. Foto yang paling besar adalah foto keluarga. Jeno mengernyit ketika hanya ada tiga orang di dalam foto itu. Ia menduga bahwa Winter adalah anak tunggal.
Kemudian ia tertarik ke salah satu foto yang ada di ujung. Tidak terlalu besar, namun tanpa sadar membuatnya tersenyum. Itu adalah foto ketika Winter masih kecil, gadis itu memakai baju merah. Tidak tersenyum, namun sangat menggemaskan.
Tidak berselang lama, Taeyeon datang dengan segelas jus jeruk. "Ini, silakan diminum."
"Makasih, Tante."
Taeyeon mulai bertanya bagaimana putrinya itu bisa basah. Jeno menjelaskan bahwa ia menemukan Winter di toilet bersama dengan dua siswa yang menyiram air.
"Jadi gitu ceritanya, Tante."
"Winter salah apa sampai disiram temannya?"
"Saya juga kurang tahu, Tante. Tapi mungkin karena cemburu. Maaf, Tan, ini salah saya."
Taeyeon merasa bingung. "Kenapa jadi kamu yang minta maaf?"
Kemudian Jeno menceritakan ketika ia membantu Winter membawa buku, kemudian Yeji mengetahuinya dan marah, lalu putus.
"Saya gak tahu kalo mantan saya bisa sampe senekat itu," jelas Jeno.
"Semuanya udah terjadi, mendingan lupain aja. Oh iya, tante boleh minta tolong sama kamu?" tanya Taeyeon membuat Jeno mengerutkan dahi.
"Boleh, Tante. Mau minta tolong apa?"
Taeyeon menghela napas. "Winter itu anak satu-satunya tante. Tante khawatir kalo ada apa-apa sama dia di sekolah. Kamu kan temennya, tante minta tolong jagain dia. Tante takut dia dijahatin lagi kayak tadi."
Jeno mengerti. Ia menganggukkan kepalanya. "Siap, Tante. Saya bakal jagain Winter."
Taeyeon tersenyum. "Makasih. Oh iya ini diminum dulu. Winter kok belum turun? Lama banget ganti bajunya."
Di tangga rumahnya, Winter berhenti. Ia sedikit menguping pembicaraan ibunya dan Jeno. Seketika matanya terbuka lebar. "Jagain?"
Jantung yang awalnya bekerja dengan santai tiba-tiba bekerja ekstra. Apa dia tidak salah dengar? Ibunya meminta tolong Jeno menjaga dia? Apa dia bermimpi?
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCID DREAM
FanfictionSemua orang tahu bahwa lucid dream itu adalah mimpi yang terasa nyata. Hal yang sama juga dialami oleh Winter, seorang pemimpi, oh bukan, lebih tepatnya seorang penghalu. Namun ia mengalaminya dengan mata terbuka. "Ini beneran?! Astaga gak nyangka g...