15.0 | Fightin'
-:-
Rabu, 13 Oktober 2021.
Lahan belakang gedung sekolah.Seungmin berdiri tepat di tengah barisan, sedang menatap lurus ke depan tatkala sebuah gerombolan datang. Di samping kirinya berdiri Jeongin dengan keringat banjir yang —kendati demikian— tetap ia paksa untuk pasang wajah galak segalak-galaknya. Ke kiri lagi ada Changbin, seringai miringnya terlihat mengerikan. Paling ujung, adalah Chan, tidak usah dideskripsikan sebab pemuda itu memang bersikap biasa saja. Berpindah ke sebelah kanan Seungmin, Felix dan kekehan mengejeknya. Geser sedikit, nampak Jisung yang mengacungkan jari tengah. Dan yang terakhir, si diam-diam menghanyutkan, Lee Minho.
Sebuah decakan lolos dari celah bibir Seungmin ketika dilihatnya segerombolan lelaki dengan seragam serba keluar dan kaos hitam di dalam, melenggang santai berhiaskan raut remeh di setiap wajah. Diludahkan salivanya dengan keras kala ia melihat dua belas jajaran anak adam yang berdiri tak lebih dari lima meter di sana, menebarkan raut congkak dengan sebuah balok kayu di masing-masing tangan.
Seungmin mendecih, rupanya mereka datang tidak dengan tangan kosong. Sedikitnya Seungmin berpikir, mereka —geng sebelah— datang dengan pasukan yang sepertinya cukup untuk arak-arakan satu kampung, masih bawa balok sebagai persenjataan pula. Mbok ya malu begitu loh sama Strayer yang hanya bertujuh, berjejer rapi dengan tampang yang memang sengaja dipasang garang, menghadiri tawuran bermodal nekat dan segudang keberanian —kecuali Jeongin yang, err, sedikit takut.
"Cuma tujuh?"
Kesadaran Seungmin terenggut. Ditatapnya seorang laki-laki jangkung yang Seungmin prediksi adalah pimpinan geng sebelah, sedang tertawa kecil seraya memutar-mutar balok di atas tanah.
"Yakin kalian bisa—"
"Emang kenapa kalau cuma tujuh?" Potong Seungmin. Ia lantas melipat kedua tangan di depan dada, memiringkan kepala seraya menarik sebelah sudut bibir ke atas. "takut kalah saing lo?"
"Wooo."
Pertanyaan yang Seungmin layangkan nyatanya sukses membuat anak Strayer lain berdecak ngeri sekaligus kagum. Felix bahkan bersiul nyaring, diikuti Jisung yang bertepuk tangan heboh di sebelahnya, yang sejenak kemudian langsung terdiam dengan wajah gahar manakala Minho melayangkan sebuah delikan tajam.
Laki-laki yang menjadi lawan bicara Seungmin tertawa. Ia mengayunkan balok di tangannya sekilas kemudian diletakkan benda itu di atas pundak kanannya. "Takut?" Si pongah berdecak. "Dari jumlah pasukan aja udah jomplang. Pede banget lo bisa menang?"
"Alah, bacot! Bilang aja lo sama cecunguk anak mama lo itu takut. Pake bawa balok lagi, kan perjanjian dari awal gak pakai alat, tolol!" Seungmin mendecih, sekali lagi ia membuang ludah sembarangan membuat sang lawan mencengkram balok erat di genggaman.
"Tangan kosong kalau berani!" Lanjut Seungmin dengan teriakan membara.
Seperti dikomando, dua belas balok kayu yang menjadi senjata geng sebelah kompak dilempar sembarangan hingga menimbulkan suara berdebum yang nyaring. Diam-diam Seungmin menyunggingkan senyum miring ketika dilihatnya si pongah menggeram tertahan. Rahang laki-laki itu bergemeletuk, tatapannya nyalang menembus retina Seungmin.
Belum sempat Seungmin menjulurkan lidah bermaksud meledek, Chan yang berdiri di ujung barisan tiba-tiba berteriak. "Seraaaaang!"
Alhasil, Seungmin melupakan niatnya untuk mengejek. Ia spontan merangsek maju, meraih kerah si pongah untuk ia pukul rahangnya. Pertarungan berlangsung sengit. Tujuh lawan dua belas, membuat Seungmin keteteran karena empat orang sekaligus merangsek maju menjadikannya target, termasuk si pongah —yang nampaknya bernafsu sekali ingin menguliti Seungmin hidup-hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫
Fanfiction𝑲𝒊𝒎 𝑺𝒆𝒖𝒏𝒈𝒎𝒊𝒏 | 𝑯𝒘𝒂𝒏𝒈 𝑯𝒚𝒖𝒏𝒋𝒊𝒏 ft all. Seungmin tidak tahu apa yang terjadi padanya. Yang jelas setelah insiden dimana seorang laki-laki dengan luka lebam dan darah dimana-mana terjatuh dari atap kamar mandi lalu menggelepar tep...