pt 24.0 | Startin'

212 45 29
                                    

24.0 | Startin'

-:-

Menyusun rencana untuk menyisir keberadaan Chan setidaknya menghabiskan waktu selama sehari. Mulai dari melacak posisi persis laki-laki itu, rencana keberangkatan anak Strayer untuk mencari Chan, dan segala hal tentang taktik penyisiran sepertinya telah mencapai titik matang. Berhubung mereka badung, bolos sekolah sehari tak akan jadi masalah untuk mereka. Sehingga seperti yang direncanakan kemarin, Seungmin dan kawanannya akan berangkat Kamis pagi ini.

Berdiri di depan cermin, adalah Seungmin yang sedang bersiap sembari menunggu jemputan. Sling bag hitam berisi ponsel dan dompet, topi dan celana jeans yang senada dengan warna sling bag, jaket abu-abu dengan kaos putih di dalamnya, serta sepatu kets. Penampilannya tak terlalu buruk. Ah, soal penampilan seharusnya tidak masalah. Seungmin hanya berjaga-jaga saja jika tampilannya tak mirip teroris.

Sedang asyik bercermin, getaran yang berasal dari dalam tas membuatnya berjengit. Segera Seungmin membuka tasnya, lantas meraih ponsel dari dalam sana sebelum mengernyit heran manakala menyadari jika panggilan masuk itu berasal dari nomor tak dikenal.

Incoming call...
Unknown

"Siapa?" Cicitnya. Sepasang alisnya menyatu, nyaris Seungmin menggeser ikon hijau di layar andai suara klakson dari luar tak mengejutkannya.

Tin tin.

Bukan ikon berwarna hijau, melainkan yang warna merah lah yang Seungmin tekan. Lantas pemuda itu buru-buru berlari keluar seraya memasukkan kembali ponsel ke dalam tas. Di luar, nampak Felix yang melambai heboh, menyembul dari jendela SUV hitam yang berhenti tepat di depan pagar sepinggang.

"Ayo, Min! Nguntit buronan sambil jalan-jalan, kapan lagi coba! Buru!"

Seungmin geleng-geleng sambil terkekeh kemudian berderap keluar setelah mengunci pintu rumah. Felix sedeng, pikirnya. Bisa-bisanya bocah itu berteriak tentang buronan. Apa kata tetangga Seungmin nanti.

Pintu mobil dibuka, Seungmin langsung merangsek masuk ketika Felix bergeser ke sisi lain. Di jok belakang ada Jisung dan Jeongin yang melambai-lambai sambil tertawa, Changbin berdecak di kursi penumpang, sementara Minho duduk di kursi kemudi. Yang tertua di perkumpulan segera menoleh ke belakang begitu terdengar suara bantingan pintu, Minho menatap Seungmin untuk memastikan. "Udah, Min?"

"Udah, Bang."

"Yok, BERANGKAT!!!"

Benar-benar. Changbin berusaha menahan emosi karena teriakan empat bocah gila di belakangnya. Dipikir perjalanan mereka hari ini itu karena mau senang-senang? Minho tak berbuat banyak, pemuda itu hanya geleng-geleng sembari tertawa geli.

Perjalanan 120 km dimulai, dengan menaiki mobil Changbin yang jarang pemuda itu pakai karena katanya ia lebih suka keluar naik motor ketimbang membawa mobil. Kata Changbin, ia bisa menyalip kendaraan lain bahkan ngebut di jalanan jika menggunakan motor. Sebab itu alih-alih ia yang menyetir, Changbin malah menyuruh Minho untuk pegang kemudi. Syukur-syukur Minho tak banyak tingkah, Changbin lega karena pemuda itu iya-iya saja.

 Syukur-syukur Minho tak banyak tingkah, Changbin lega karena pemuda itu iya-iya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang