25.0 | Lookin'
-:-
"Min, lo mau kita pencar gak?"
Pertanyaan yang lolos dari mulut Jisung itu serta merta menghentikan langkah kaki Seungmin hingga menancap sempurna di pijakan. Setengah jam sudah mereka susuri paving blok di sekeliling taman dan memindai keadaan sekitar yang kian ramai bahkan ketika cahaya sang bagaskara mulai menyengat permukaan kulit. Seungmin berputar sembilan puluh derajat, ditatapnya Jisung yang nampak sedikit frustasi. Meski tak banjir keringat, tetesan peluh di keningnya sanggup membuat poni Jisung lepek.
"Lo mau ilang, heh?" Hardik Seungmin. Tanpa sadar pemuda itu berkacak pinggang membuat lawan bicaranya mendecak tak suka. "Sadar diri kek, Sung. Utara-selatan aja lo gak tau, sok-sokan mau pencar sama gue. Pengen uji coba kesasar?"
Jisung mencibir pada akhirnya. Memang apa yang baru saja dikatakan Seungmin itu benar adanya, Jisung akui ia kebingungan mengetahui arah mata angin di sini. Arah yang Seungmin sebut sebagai utara, ia pikir itu timur. Tapi bisakah Seungmin berkata dengan sedikit lembut? Padahal Jisung hanya memberi usul, namun Seungmin dengan pede gedenya meledek pemuda Han.
Konversasi diputus, mereka berlanjut memindai sekitar dan menajamkan penglihatan guna menyensor tiap raga yang tertangkap netra. Tiba-tiba saja Seungmin merasa ponsel yang ia kantongi bergetar. Segera ia meraih benda itu dan mendapati nama Changbin tertera sebagai penelpon.
"Hal—"
"Posisi dimana!?"
Seungmin putar kepalanya, menjelajah satu-persatu bangunan atau apapun yang mungkin menjadi ikonik di tempatnya berdiri saat ini. Jisung yang melihat Seungmin celingukan, refleks ikut melakukan hal sama walaupun ia sendiri tak yakin apa yang sedang Seungmin lakukan.
"Sebelah timur patung kuda."
Tak ada jawaban dari seberang, hanya terdengar deru napas yang Seungmin yakini milik Changbin dan Jeongin yang berlari di sebelahnya. Seungmin spontan melirik Jisung yang menatap penuh tanya, sebelum akhirnya menyalakan mode loud speaker agar pemuda Han ikut mendengarkan.
"Halo? Bin, lo denger—"
"Pas banget!" Seruan dari seberang itu sontak membuat Seungmin dan Jisung berjingkat kaget. "Lo liat ke seberang jalan raya, arah jam dua. Ada gedung gede, lo cepetan ke sana!"
"Hah?" Kedua pemuda itu kontan mengikuti arah pandang yang ditunjukkan Changbin melalui panggilan. Celingukan Seungmin menatapi jalanan, lampu merah, pejalan kaki, toko-toko dan kios makanan, lalu...gedung besar! Mungkin sekitar sepuluh lantai tingginya, dengan konstruksi kokoh dan nyaris separuhnya dibangun dari kaca tebal. "Gue liat gue liat!"
"Sekarang cepetan ke sana! Posisi lo berdua yang paling deket sama tuh gedung!"
"Loh," seruan itu bukan dari Seungmin, melainkan Jisung. "emangnya kenapa—"
"Jangan banyak nanya, setan! Chan ada di sana!"
Mendengar itu, Seungmin dan Jisung saling beradu pandang. Nampak raut terkejut bercampur senang, membuat keduanya sontak berlari menepi untuk bersiap menyeberang. "Oke, Bin. Gue sama Jisung ke sana duluan. Lo sama yang lain langsung nyusul, ya. Bang Minho sama Felix lo suruh jaga di luar gedung waktu gue udah masuk, jaga-jaga kalau Chan keluar sementara gue masih di dalam."
Tanpa menunggu jawaban dari seberang, Seungmin memutus panggilan sepihak dan mengantongi ponsel. Bersama Jisung di sampingnya, Seungmin menoleh ke kanan-kiri bergantian untuk memastikan lalu lalang kendaraan sebelum menyeberang. Namun retinanya direbut paksa oleh sosok menjulang dengan hoodie hitam serta topi berwarna senada yang menutupi rambut gondrongnya, tengah berjalan tegak di antara lautan manusia yang tumpah ruah di trotoar seberang. Langkah panjangnya membawa tubuh yang sangat Seungmin kenal itu berlawanan menjauhi gedung dimana Chan bertempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫
Fiksi Penggemar𝑲𝒊𝒎 𝑺𝒆𝒖𝒏𝒈𝒎𝒊𝒏 | 𝑯𝒘𝒂𝒏𝒈 𝑯𝒚𝒖𝒏𝒋𝒊𝒏 ft all. Seungmin tidak tahu apa yang terjadi padanya. Yang jelas setelah insiden dimana seorang laki-laki dengan luka lebam dan darah dimana-mana terjatuh dari atap kamar mandi lalu menggelepar tep...