pt 31.0 | Explainin'

167 36 3
                                    

31.0 | Explainin'

-:-

Miroh. 7 Oktober 2021. 05:21.

Sepasang kelopak itu perlahan terbuka. Mengerjap-ngerjap beberapa kali untuk mengadaptasi tempias cahaya lampu yang dengan kurang ajar menusuk retina. Hyunjin merasa seluruh tulang yang melekat di dalam tubuhnya tak lama lagi akan remuk satu-persatu ketika ia coba bangkit duduk. Meringis hebat ia dibuatnya manakala merasa tulangnya seolah digiling begitu punggung tegap itu menegak.

Hyunjin edarkan pandang. Menatap kamar asing super berantakan dan banyak dihiasi rumah spiderman yang buatnya mengernyit julit. Ini kamar apa kandang kuda, pikirnya. Kemudian pandangan Hyunjin terdistraksi pada sosok pemuda yang masih tidur meringkuk di lantai—di atas karpet lebih tepatnya. Untuk sesaat rasa bersalah menggelayuti Hyunjin. Karena dialah sang pemilik kamar malah tidur di bawah.

Tak ingin berlama-lama, Hyunjin nekat bangkit. Sempat ia meringis hebat ketika sepasang kakinya menapak lantai. Hyunjin merasa tulangnya dilolosi satu-persatu begitu kakinya menumpu, hampir ia jatuh terjungkal.

"Sialan. Kayak mau mati gue." Lebaynya.

Akhirnya sambil berusaha mengenyahkan rasa sakit—yang terdengar sangat sulit untuk dilakukan— Hyunjin berjalan keluar. Tertatih-tatih ia mengelilingi rumah Seungmin dari satu ruangan ke ruangan lain. Beberapa air muka julitnya mengarak keluar manakala ia menyaksikan bagaimana kerusuhan di dapur maupun ruang tengah Seungmin. Hyunjin pikir, satu-satunya ruangan yang normal di dalam rumah itu hanya ruang tamu. Isinya tak banyak, hanya ada sofa dan meja. Makanya normal.

Di tengah-tengah kesakitannya, rasa ingin menyerah tak pernah terbersit. Hyunjin sedang mempertaruhkan kehidupan orang lain, yakni Seungmin. Jadi apapun yang terjadi, ia harus berhasil membawa Seungmin kembali. Untuk itu, hal pertama yang harus ia lakukan adalah ... mencari gelang gembok.

Hanya Seungmin dari Levanter yang memilikinya.

Setelah nyaris satu jam mencari, Hyunjin pilih menyerah. Gelang itu tak ia temukan. Alhasil, Hyunjin memilih untuk pergi dari rumah Seungmin, dengan keadaan tubuhnya yang mengerikan. Bekas luka arah melintang di atas wajah, memar-memar biru membuat ngilu, dan beberapa sisi pakaiannya yang robek.

Tak menyerah, Hyunjin nekat pergi keluar dengan kondisi tubuh yang memprihatinkan.

Sementara Seungmin, tak henti-hentinya pemuda itu mengumpat karena pagi-pagi harus mencuci sprei. Belum lagi ia bangun agak telat. Ditambah sosok yang semalam jatuh di kamar mandinya tiba-tiba lenyap, buat Seungmin ingin membalikkan dunia. Tidak tahu terimakasih, dasar.

"Kok masih ada bercak-bercaknya sih, anjir!?" Seungmin mencak-mencak ketika tak sengaja melihat ada beberapa bekas bercak darah yang belum bersih sepenuhnya. "Alah bodoamat. Ntar kalau kering juga bersih sendiri."

Usai menjemur seprei di halaman depan dan menyikat bercak darah di lantai kamar mandi yang mengering, Seungmin mandi bebek. Kurang dari lima menit, Seungmin sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah.

Seungmin akhirnya bersiap untuk berangkat sekolah, tanpa pernah terbersit dalam pikiran jika dirinya melewatkan satu hal.

Atap kamar mandinya yang semula bolong, tiba-tiba kembali ke keadaan semula, seolah-olah tak pernah ada yang terjadi. Juga, bercak-bercak merah di sprei yang ia jemur, perlahan memudar. Menyisakan kain sprei yang putih bersih tanpa ada noda darah sedikitpun.

Sebab, Hyunjin telah kembali ke Levanter.

...

Levanter. 21 Oktober 2021.

[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang