pt 34.0 | Goin'Home

192 37 8
                                    

34.0 | Goin' Home

-:-

Felix melempar sekantong persegi panjang berwarna cokelat muda pada Seungmin. Terbitkan senyum tertahan di bibir pemuda Kim yang langsung ditutupi dengan ucapan terimakasih.

"Makasih, Lix."

"Gak usah makasih. Itu emang bagian lo kok. Kan perjanjian dari awal emang lo dapat empat puluh persen."

Seungmin tak bisa menahan kekehannya. Sempat ia menepak pundak Felix yang tertutupi jas almamater, lantas membuka kantong pemberian Felix dan menilik isinya.

"Udah, kan? Gue cabut dulu, ya. Keburu bel. Males gue kalau disuruh keliling lapangan sama Bokir."

Felix menepuk punggung Seungmin beberapa kali, hendak berlari menjauh namun urung karena pemuda Kim berhasil mencekal pergelangannya.

"Kenap—HEI, APAAN!?" Felix nyaris membuang beberapa lembar uang yang tiba-tiba Seungmin berikan padanya. Tatapannya berubah horor mengarah pada Seungmin yang menatapnya penuh keseriusan. "Min, ini apaan? Itu duit lo—"

"Gue bayar utang, Lix. Lo gak lupa kan kalau gue pernah ngutang sejuta ke lo waktu itu?"

"Yaelah, sejuta doang. Buat lo aja." Uang yang semula berada di genggamannya, kini Felix kembalikan pada Seungmin namun pemuda itu tiba-tiba menarik diri menjauh. Alhasil, uangnya gagal ia berikan.

"Gak, Lix. Namanya utang tetep aja utang. Mau lo bestai gue atau enggak, yang namanya utang juga tetep harus dibayar."

Felix hanya mendengus sebagai balasan. Tak ingin mendebat Seungmin lebih jauh. Yang ada nanti mereka akan selamanya saling melempar uang karena tak ada yang mau mengalah, dan jika sudah begitu, Felix positif dihukum Pak Kang. Kalau tidak lari keliling lapangan, ya, membersihkan toilet cowok yang kumuhnya tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Kan horor. Jadi, Felix pilih cari aman dengan mengantongi uang pemberian Seungmin di saku kemeja seragam di balik jas almamater.

"Oke deh. Gue cabut, ya. Bahagia terus, Min!"

Usai beri lambaian singkat, Felix berbalik badan. Tepat ketika satu kakinya hendak melangkah, tubuhnya kembali dihentak berbalik setelah Seungmin menarik kerah almamater yang ia kenakan. Felix baru ingin menyuarakan protes karena Seungmin terus-terusan menunda kepergiannya ke sekolah. Namun begitu merasa sepasang lengan melingkar di atas pundaknya, Felix terdiam.

Seungmin memeluknya. Untuk yang pertama kali.

"Makasih lo udah mau jadi temen gue, Lix. Gue bakal kangen banget sama lo. Jaga kesehatan terus, ya. Jangan bandel-bandel. Maaf karena gue ngerepotin lo terus, apalagi soal obat tidur gue. Maaf karena gue sering bikin lo emosi. Gue gak tau, di tempat baru gue nantinya, gue bakal punya temen kayak lo atau enggak."

Kalimat panjang yang baru pertama kali Seungmin katakan padanya dengan begitu tulus, membuat Felix terenyuh. Dengan bibir yang membentuk kurva, Felix angkat sepasang tangannya dan membalas pelukan sang sahabat. "Santai aja, Min. Gue gak ngerasa direpotin kok. Lagian lo kan sohib gue, harusnya gak perlu bilang maaf ataupun makasih."

Seungmin terkekeh, diam-diam mengusap air mata yang tiba-tiba meluncur dari pelupuk dan sukses membasahi pipi. "Selagi gue gak ada, jagain rumah gue, ya, Lix. Lo bisa kok gunain rumah gue jadi markas sama anak-anak. Bahkan kalau Bang Chan gak punya rumah karena diusir pamannya, dia bisa tinggal di sana."

Felix terkekeh. "Iya, nanti gue bilangin ke anak-anak."

Pelukan masih belum terlepas. Baru ketika Felix menepuk-nepuk punggung Seungmin guna memenangkan, pemuda Kim tiba-tiba melepaskan dekapan. Sempat membuang muka ke arah lain dan mendongak untuk menghalau cairan yang bandel ingin menerobos keluar, membuat Felix yang sudah sadar dari awal jika temannya menahan tangis, dengan jahil mengatakan.

[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang