0.2 | Prolog

634 89 34
                                    

0.2 | Prolog

-:-

Minggu, 3 Oktober 2021. 21:01.
Ruang TU SMA Hellevator.

"Udah belum?"

Sambil berdiri, Jisung celingukan dengan wajah cemas luar biasa. Keringat bercucuran membasahi pelipis dan leher, sementara sepasang netranya terus menatap jeli keadaan sekitar yang gelap gulita.

Jangan sampai satpam yang berjaga di depan sekolah menangkap basah mereka. Mengingat betapa kurang ajar tindakan mereka saat ini yang berani-beraninya menerobos masuk ke ruang TU untuk membobol sebuah brankas kecil di sudut ruang.

"Bisa cepet dikit gak, Min?" Desisnya pelan pada Seungmin yang sibuk mengotak-atik brankas, memutar-mutar kunci namun tak ada pergerakan apa-apa. Kunci itu pasif, jangankan berputar, masuk ke lubang saja sepertinya enggan.

"Min, udah bel—"

"Diem dulu, sat." Seungmin mendesis tajam membuat Jisung mengatupkan bibir rapat-rapat, lebih baik diam daripada disembur dengan kalimat menyakitkan oleh laki-laki yang wajah dan kelakukan jomplangnya naudzubillah. Iya, siapa lagi kalau bukan Seungmin.

"Kuncinya gak mau masuk. Bajingan," Seungmin berhenti mengotak-atik brankas. Dialihkan atensinya pada Jisung yang berdiri dengan tampang polos minta disambit. "Kayaknya Changbin salah kasih kunci."

Jisung melotot. "Heh? Terus gimana, Min?"

Seungmin berdecak keras. Niat hati ingin memaki Jisung, namun ia tahan karena bocah itu tak tahu apa-apa. Dalam posisi jongkoknya, Seungmin merogoh saku celana. Dinyalakan benda pipih yang ia ambil dari sana lantas membuka menu panggilan.

Tepat ketika ia akan men-dial sebuah nomor, nomor tersebut terlebih dahulu menelponnya.

Incoming call...
Changbin

"Ha—"

"Bangsat, lo salah kasih kunci." Alih-alih memberi Changbin kesempatan untuk mengucap sapaan, Seungmin keburu menyerbu laki-laki itu dengan makian kasar.

"Iya, santai, njing. Makanya gue telpon lo—"

"Lo ada dimana sekarang?"

"Di jalan."

"Oke, cepetan. Lima menit harus udah sampai sini."

"Heh! Mana bisa gitu, sat! Lu pikir rumah gue sebelahan sama sek—"

Tuut.

Seungmin memutus panggilan sepihak lantas mengantongi kembali ponselnya, membuat Jisung yang melihat itu jadi meringis tertahan. Melupakan fakta bahwa mungkin saja yang di seberang telepon sana memaki-makinya dengan seribu bahasa binatang.

"Terus kita ngapain sekarang, Min?" Tanya Jisung, yang masih celingukan ke luar jendela sebab takut jika satpam sekolah tiba-tiba muncul dengan parang di tangan.

"Ya tungguin Changbin sampai lah, mau ngapain lagi?" Seungmin kemudian memicingkan mata menatap Jisung curiga, membuat si empu yang tersadar jika diperhatikan, buru-buru balas tatap Seungmin dengan raut kebingungan. "Jangan bilang mau ngehomo sama gue lo? Liat-liat sikon kek, tolol. Mentang-mentang di sini gelap, lo—"

Dag.

Ponsel Jisung sempurna menabrak mulut Seungmin. Beruntung benda itu mendarat mulus di atas kaki Seungmin membuat Jisung buru-buru memungutnya sebelum menyembur laki-laki yang kini terkatup mulutnya karena berkedut usai dihantam.

[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang