pt 27.0 | Still Losin'

236 44 7
                                    

27.0 | Still Losin'

-:-

Masalah Chan dan uang taruhan, selesai sudah. Pamannya berhasil dicekal, uang yang semula ingin lelaki itu bawa kabur, berhasil didapat kembali. Meski sempat terjadi keributan luar biasa karena mereka harus melibatkan polisi di kota itu untuk menangkap pamannya, Chan sedikit bisa menghembuskan napas lega. Namun, bukan berarti semua telah selesai. Sebab,

Seungmin hilang.

Jisung yang menjadi saksi terakhir atas kasus hilangnya Seungmin, mengaku kehilangan jejak pemuda itu. Sudah dua hari berlalu, dan SMA Hellevator digemparkan dengan berita itu. Sebetulnya masalah ini bisa mereka tutupi, namun karena mereka juga melibatkan polisi setempat untuk menyisir keberadaan Seungmin yang benar-benar hilang total, semua penduduk sekolah akhirnya tahu jika jagoan Strayer itu hilang.

"Seungmin ilang, anjir!"

"Tuh kan, bener! Gue bilang juga apa. Gak mau percaya sih."

"Bisa-bisanya Seungmin ilang."

"Mana udah dua hari gak ketemu."

"Kira-kira tuh cowok ilang kemana, ya?"

Semua semakin runyam saat kepala sekolah ikut turun tangan setelah pihak kepolisian memberitahu duduk masalahnya. Beliau menginterogasi anggota Strayer satu-persatu, tentang bagaimana bisa mereka pergi ke tempat sejauh itu tanpa pengawasan dari orang dewasa. Habis-habisan mereka merencanakan dialog, memberi informasi palsu pada sang kepala sekolah agar kedok Strayer tak ketahuan.

"Sedang apa kamu dan yang lain pergi ke sana?"

"Refreshing, pak."

"Di jam sekolah?"

"Iya."

"Kenapa gak pergi sama orang tua kalian? Kalau ada masalah seperti ini, dampaknya bukan cuma ke kalian atau ke teman kalian yang hilang. Sekolah juga kena imbas. Nama sekolah kita bisa tercoreng karena tingkah—"

Prang!

Felix membanting gelas keramiknya hingga pecah berceceran di atas lantai guna mengenyahkan perkataan kepala sekolah yang terus terngiang di kepala. Beberapa jam sudah berlalu sejak penginterogasian antara kepala sekolah dengan Strayer, namun segala yang dikatakan pria botak itu terus terputar di dalam otaknya bak kaset rusak. Ia juga ingat bagaimana pria congkak itu yang dengan pongahnya menjatuhkan hukuman skorsing selama tiga hari pada enam anggota Strayer.

Seharusnya hukuman ini menyenangkan, andai Seungmin tak hilang.

Felix jengah, ia lantas beranjak bangun dari kasurnya dan berjalan menuju nakas kecil yang berada di pojok kamar. Tak pedulikan pecahan gelas keramik yang berserakan di atas lantai, Felix berderap ke sudut ruangan. Tangannya bergerak membuka laci teratas, kemudian terpampang sebuah ponsel hitam di dalam sana. Diraihnya benda itu, Felix hendak menutup laci itu andai atensinya tak teralih tiba-tiba pada tempat kosong di sebelah ponsel tadi tergeletak.

"Botol obat Seungmin kok—"

Bola mata Felix melebar, segera ditarik kotak laci itu hingga nyaris terlepas dari tempatnya. Felix panik ketika botol putih yang seharusnya tersimpan rapi di dalam sana, tiba-tiba raib. Kesetanan ia membuka-tutup laci satu-persatu, namun apa yang ia cari tak juga ketemu. Felix berbalik, berderap menuju lemarinya dan menggeledah benda itu demi mendapati botol obat yang ternyata nihil. Tidak ada.

Tak menyerah, Felix melangkah ke sisi lain kamar, sedikit memperhatikan langkah manakala sepasang kakinya melewati lantai berhias pecahan gelas. Jaket-jaket yang tergantung, ia rogoh satu-persatu, berharap benda yang dicarinya ada di sana. Siapa tahu ia lupa menaruh botol obat itu setelah beberapa hari lalu berangkat ke rumah Seungmin nyaris tengah malam untuk memberinya kaplet tidur. Felix harap botol obat itu masih mengendap di salah satu jaket yang ia gantung di belakang pintu.

[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang