pt 14.0 | Decidin'

246 48 18
                                    

14.0 | Decidin'

-:-

Felix keluar dari minimarket dengan sekantong kresek hitam di tangan ketika belum ada lima menit ia menginjakkan kaki ke tempat yang buka dua puluh empat jam itu. Adiksinya sontak tertuju pada seorang pemuda yang mengenakan pakaian tidur berbalut jaket abu-abu, tengah duduk di sebuah bangku depan minimarket sembari menggigit jari. Sejenak pemuda Lee menghela napas ketika dilihatnya penampilan Seungmin yang acak-acakan. Rambut berantakan, wajah kusam bekas keringat yang mulai kering, mata memerah, dan bibir bergetar dengan jari tergigit kecil.

Niat hati ingin Felix banting belanjaannya di atas meja, namun urung sebab nuraninya mengatakan jika itu bukan cara yang tepat untuk tenangkan jiwa Seungmin yang sepertinya masih terguncang. Segala emosi dan rasa kesalnya Felix kubur dalam-dalam, coba bersikap selembut mungkin setelah pantatnya beradu dengan kursi yang berhadapan dengan Seungmin.

"Nih,"

Atensi Seungmin sontak direnggut paksa manakala sebuah cup es krim cokelat dengan tutup bening, terjulur di depannya. Ia mendongak, tatap Felix singkat sebelum mengulum bibir yang masih bergetar.

"Abisin cepet." Felix melanjutkan, sepasang obsidiannya ia pelototkan lebar-lebar —berharap mempan untuk menakut-nakuti Seungmin. Dan benar saja, tanpa tedeng aling-aling pemuda di hadapannya langsung menyambar cup yang ia sodorkan lalu membuka penutupnya dengan tangan gemetar. Felix berdecak, secepat kilat tangannya merebut cup es krim dari tangan Seungmin untuk ia buka, membuat sang empu terkejut, namun sejenak kemudian kembali bersikap biasa saja setelah Felix sodorkan cup es yang telah dibuka padanya.

"Min, cerita deh ada apa?" Kata Felix, sibuk membuka kaleng soda dan satu detik setelahnya ia dibuat berjingkat karena suara yang dihasilkan penutupnya ketika terbuka lumayan kencang. Pemuda di hadapannya tak menjawab, malah sibuk mencacah es menggunakan sendok kayu dengan tatapan tak minat. Felix mendengus keras, segala rasa kesalnya harus ia telan mentah-mentah bersama soda yang membuatnya mengernyit manakala cairan itu mengaliri tenggorokan.

"Lo gak beli obat tanpa sepengetahuan gue lagi kan?" Tak bisa ditampik, Felix sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan dan menatap Seungmin curiga. Netranya ia picingkan hingga sipit, namun Seungmin tak berikan tanggapan apapun, bocah itu malah asyik melahap es krimnya. Lagi —entah untuk yang keberapa kalinya— Felix mendecak malas. "Lo gak mungkin kayak gini kalau gak habis minum obat tidur, Min. Jadi, kenapa?"

Dinginnya angin malam di jam dua belas lebih sepuluh menit membuat Felix merapatkan jaket. Dibasahi bibirnya yang mulai mengering sembari menunggu Seungmin lontarkan jawaban, namun setelah lima menit berlalu, pemuda itu tak kunjung angkat suara. Nyaris gunung berapi yang mengendap di kepala Felix meletus ketika samar-samar ia mengingat rancauan Seungmin setengah jam yang lalu.

"Hyunjin ... Hwang Hyunjin— lo siapa? Kemana?"

Kerutan di kening Felix kian menjadi-jadi, buru-buru dialihkan tatapannya dari jalanan gelap di depan sana pada Seungmin yang sepertinya perlahan kembali ke kondisi semula. Bocah itu terlihat melahap es krimnya dengan kesetanan, sampai bercak cokelat yang menghias kulit sekitar bibirnya membuat Felix mengernyit jijik.

"Hwang...Hyunjin itu...siapa, Min?" Felix lontarkan sebuah pertanyaan dengan sedikit meragu, buat Seungmin tegakkan punggungnya secara tiba-tiba. Kunyahannya kian melambat dengan tatapan kosong mengarah lurus ke depan. Seungmin menelan sisa es yang mengendap di dalam mulutnya, menjilat bibir tipis itu seraya menaruh kembali cup ke atas meja.

Harus ia jawab apa?

Lo inget, gue pernah cerita kalau ada orang yang tiba-tiba jatuh dari atap kamar mandi gue? Itu Hwang Hyunjin. Ah, tidak-tidak. Seungmin gelengkan kepalanya, opsi itu akan mengantarnya pada jurang bunuh diri jika ia nekat tuturkan pada Felix. Kepala Seungmin terasa penuh, coba memikirkan alasan yang masuk akal. Tapi isi kepalanya benar-benar kosong membuat Seungmin tak bisa berkelit.

[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang