0.3 | Epilog
-:-
Sinar mentari yang menulusup masuk dari celah korden, memaksa Seungmin untuk membuka kelopak. Perlahan ia mengerjap, sedikit menyipitkan mata karena cahaya pagi benar-benar menyilaukan untuk netranya yang baru saja terbuka. Ia mengucek mata pelan, sambil menguap lebar, Seungmin berganti mengusak-usak rambutnya.
Lagi, ia mengerjap beberapa kali untuk beradaptasi dengan silau cahaya pagi. Sampai ketika netra bulat itu mendapati gembok yang menggantung di gelangnya kembali terbuka, Seungmin spontan bangun terduduk dengan kesetanan. Dipandangi gelang yang melingkar di tangannya sekali lagi, Seungmin ingin memastikan apakah ini cuma mimpi.
Namun, sampai matanya berair karena ia kucek dengan kasar, apa yang ia lihat masih tak berubah. Gembok di gelangnya masih terbuka. Padahal semalam masih terkunci.
"Anjing."
Sambil mengumpat, Seungmin langsung meloncat dari kasur. Buru-buru menghambur ke arah nakas dan mengambil ponsel guna mendial seseorang. Namun ketika jempolnya baru saja ingin menekan tombol panggil, tiba-tiba muncul panggilan masuk lebih dulu dari orang yang hendak ia hubungi.
"Halo!"
"Halo!"
Keduanya tanpa sengaja menyapa serentak. Bisa Seungmin dengar deru napas dari seberang. "Dalam hitungan ke tiga, kita ngomong bareng." Ujar Seungmin, garis rahangnya tiba-tiba mengeras dalam sekejap. Setelah yakin dapati anggukan dari orang di ujung telepon, Seungmin mulai menghitung. "Satu, dua ... tiga!"
"Gembok gelang gue kebuka!"
"Cle Collier gue ilang!"
Ada spasi sejenak untuk mereka saling terdiam, sebelum kembali bersama teriakkan dua nama yang dimiliki satu sahabatnya.
"YONGBOK!!!"
"FELIX!!!"
...
Yongbok perlu mengerjap beberapa kali untuk memastikan apa yang disaksikan mata kepalanya ini adalah kenyataan atau bukan. Tepat di depannya, seorang berwajah persis sepertinya, tengah menggeliat di atas ranjang sebelum berubah posisi dari telentang menyamping. Belum puas, Yongbok berjalan ke sisi lain ranjang untuk kembali menyaksikan sosok yang tadi memunggunginya.
Diperhatikan lagi wajah itu dengan jeli. Matanya, hidungnya, bibir, garis rahang, bentuk alis, bulu mata. Semua persis seperti yang Yongbok miliki. Dan yang paling jelas, sosok itu juga memiliki freckless seperti dirinya. Selain wajah, postur tubuh, tinggi, dan bentuk jari juga sama persis.
Bedanya cuma satu. Blonde rambut sosok itu terlihat lebih terang dari surai cokelat milik Yongbok.
"Waaahh, gila. Beneran mirip gue." Geleng-geleng Lee Yongbok dibuatnya. Berdecak tiga kali ia manakala menatap Felix yang kini melenguh pelan sambil menggaruk kulit leher. Puas memandangi, Yongbok putuskan untuk melihat-lihat isi kamar megah yang pertama kali ia injak.
Untuk ukuran laki-laki, kamar ini termasuk rapi. Perabotannya tidak banyak, hanya ada lemari pakaian sepanjang dinding, meja belajar beserta tetek bengek di atasnya, seperangkat komputer di sudut lain kamar, dan sofa panjang yang menghadap TV LED.
Yongbok mendecak tak percaya, kedua tangannya bertengger di atas pinggang. "Beneran gak adil. Bisa-bisanya kembaran gue kaum borju sementara gue remahan koral."
Langkah kakinya tak ingin berhenti. Yongbok perlahan melangkah ke arah pintu kamar mandi. "Sialan, bahkan dia punya kamar mandi pribadi."
Lagi-lagi Yongbok dibuat terkesima oleh isi kamar mandi. Terdapat bilik kaca yang menggantung shower di dalamnya, ditutupi oleh korden putih yang kini disingkap. Di sebelahnya, berdiri kokoh kloset mewah, tak lupa bath up yang selama ini Yongbok impikan. Ia menoleh ke sisi lain. Bisa dilihat wajah buluknya begitu retina tanpa sengaja menatap ke arah cermin lebar, dengan wastafel di depannya.
"Anjir. Ini sih bukan kaya lagi. Sultan ini mah."
Kepalanya bergeleng dramatis. Masih tak ingin percaya dirinya dengan apa yang mata kepalanya saksikan. Sampai akhirnya ia pilih untuk berbalik, saat itulah Yongbok ingin bersumpah serapah. Datang tanpa tanda-tanda, Seungmin dan Hyunjin tiba-tiba sudah membekap mulutnya, mencekal kedua lengan sebelum menyeret pemuda Lee keluar dari kamar mandi.
"Mmpphh—lwepasin—mpph!"
Yongbok ingin berontak. Namun dua lawan satu, sudah pasti dirinya akan berakhir jadi bubur jika nekat melawan.
"Bisa-bisanya ya lo ngebuka portal yang udah gue tutup susah payah sama Seungmin!" Seru Hyunjin sambil berbisik. "Balik, Bok! Tempat lo bukan di sini. Lo bisa rusakin semuanya kalau gini!"
"Gwak! Gwue gwak—AAAKKHH!"
"Diem, setan!"
Belum cukup setelah dirinya memukul kening Yongbok, Seungmin kembali menjambak rambut pemuda Lee dengan gemas. Kemudian cepat-cepat menyeret pemuda itu bersama Hyunjin menuju portal yang tercipta di dinding kamar Felix sebelum menutup.
"Jangan bikin semuanya kacau! Balik! Awas lo nyolong Cle Collier lagi. Gue botakin pala lo."
Selanjutnya, Yongbok pilih untuk berpasrah diri karena tak memiliki kuasa untuk berontak. Jadilah ia menurut ketika pemuda Hwang dan Kim menyeret paksa, meski sesekali Yongbok masih coba berontak, namun tetap berakhir menurut karena dipelototi Seungmin.
Tanpa banyak kata, Hyunjin mendorong Yongbok ke arah portal terlebih dahulu kemudian menyusul. Sementara Seungmin, pemuda itu terdiam sejenak. Tubuhnya berbalik, menatap Felix yang tidur dengan pandangan nanar.
"Selamat tinggal lagi, Lix."
Setelah berhasil mengulas senyum yang benar-benar terasa berat, Seungmin kembali berbalik. Sebelum perasannya kembali kacau, Seungmin segera meloncat masuk ke dalam portal.
Tanpa pernah menyadari jika gelang gemboknya yang masih terbuka, tertinggal begitu saja di atas lantai. Tergeletak tak begitu jauh dari tempat portal tadi terbentuk.
Kilatan cahaya mentari yang memantul dari celah jendela seolah memberi lambaian pada Felix yang baru saja terbangun dari tidurnya, tengah memicing dengan pandangan lurus menatap gelang yang berserak di bawah sana.
"Itu ... apa?"
Akhirnya, teman. Sudah selesai semuanya😭
Gimana sama endingnya? Puas gak? Maaf ya, ini gak begitu berkesan. Tapi emang ending seperti ini yang udah aku persiapin. Huehehe.
Aku mau ngomong banyak, tapi kayaknya dibikin part terpisah aja kali, ya? Oke deh. Langsung geser aja!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫
Fanfiction𝑲𝒊𝒎 𝑺𝒆𝒖𝒏𝒈𝒎𝒊𝒏 | 𝑯𝒘𝒂𝒏𝒈 𝑯𝒚𝒖𝒏𝒋𝒊𝒏 ft all. Seungmin tidak tahu apa yang terjadi padanya. Yang jelas setelah insiden dimana seorang laki-laki dengan luka lebam dan darah dimana-mana terjatuh dari atap kamar mandi lalu menggelepar tep...