pt 17.0 | Goin'

249 47 33
                                    

17.0 | Goin'

-:-

Seungmin merasa ada yang tidak beres semenjak ia mengakhiri pembicaraan dengan Chan via telepon tadi malam. Ah, bukan-bukan. Lebih tepatnya hari ini, pagi ini. Ia baru menyadari jika semalam Chan menjawab teleponnya dengan napas putus-putus, mengatakan jika uang taruhan akan ia berikan besok pagi —Sabtu, hari ini— di markas Strayer. Memang, harusnya uang taruhan sudah sampai di tangannya kemarin. Tapi telat satu hari, harusnya tidak masalah, bukan? Harusnya Seungmin senang sebab empat juta akan meluncur mulus ke dalam dompet. Harusnya begitu, tapi kenapa perasaannya mengatakan yang lain?

Semua perasaan yang dialami Seungmin sepertinya perlahan-lahan mendapat jawaban manakala pintu kelas yang semula tertutup karena bel pertanda jam pertama telah berdentang lima menit lalu, tiba-tiba terjeblak dari luar. Sosok pemuda ber-freckless masuk tergopoh ke dalam kelas dengan tas menggantung di kedua sisi bahu, napas memburu, dan kening yang banjir oleh keringat. Seluruh adiksi anak-anak sekelas kontan tertuju padanya, menatap Felix yang melenggang terburu menghampiri Seungmin.

Seungmin sendiri mengerjap, menatap Felix dengan kepala yang penuh akan berbagai pertanyaan ketika pemuda itu sampai di sisinya. Tengah membungkuk, mengambil napas yang sepertinya tercecer sepanjang jalan ia berlari hingga mencapai kelas. "Kenapa, Lix? Ada apa?" Tanpa bisa menahan degupan jantungnya, Seungmin bertanya. Melihat bagaimana wajah Felix yang kacau berikut raut tergesa-gesa yang pemuda itu tampilkan membuat Seungmin mulai panik.

Perasaannya mengatakan, ada yang tidak beres. Ya tapi apa?

Felix perlu beberapa saat untuk mengatur napasnya, pemuda itu menghela napas dalam, lantas menghembusnya panjang sebelum berdiri tegak dan mencondongkan tubuh mendekati Seungmin membuat pemuda Kim terperanjat hingga refleks mundurkan wajah.

"Min," Felix tatap retina Seungmin, ia meneguk ludah sekilas membuat Seungmin makin merasa betulan ada yang tidak beres. Felix menjilat bibir, menoleh ke kanan-kiri dan mendapati jika sebagian atensi anak-anak sekelas masih tertuju padanya. Kemudian, ia kembali tatap Seungmin sebelum menarik napas.

"Chan bawa kabur duit taruhannya kemarin."

Felix kelabakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix kelabakan. Lima meter di hadapannya, Seungmin berjalan menyusuri koridor dengan angkara murka yang tercetak jelas di wajah polosnya. Sedikit Felix menyesali tindakan gegabahnya yang main memberitahu Seungmin mengenai Chan, sebab kini ia harus menenangkan Seungmin jika tak ingin pemuda itu membanting siapapun orang yang melintas di depannya. Belum tiga detik sejak Felix mengatakan jika uang taruhan dibawa kabur oleh Chan, Seungmin langsung bangkit. Sempat membanting pintu kelas dengan begitu kencang membuat penghuninya berjingkat kaget.

"Min. Sabar, anjir, sabar!" Begitu langkahnya sejajar, Felix coba tenangkan pemuda Kim di sebelahnya. Meraih bahu itu namun keburu ditepis oleh empunya. Felix berdecak, terus membuntuti Seungmin yang nampak murka, rahangnya mengeras dengan gigi bergemeletuk satu sama lain. Napasnya yang tadi belum sempurna normal, makin memburu karena harus mengekori Seungmin yang setengah berlari kesetanan.

[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang