pt 26.0 | Losin'

221 42 9
                                    

26.0 | Losin'

-:-

Sepasang kaki berbalut celana krem selutut itu menghentak masuk ke sebuah tempat. Nampak lalu lalang orang-orang dengan pakaian necis dan segala aksesoris berbau orang kaya, memenuhi tiap sisi kemanapun ia mengedar pandang. Chan terengah di pijakan, menatap seisi lobi dengan keringat mengucur deras. Mencoba mencari seseorang dari sekian orang yang berjalan melewatinya, tak sedikit yang berbicara dengan rekan sambil tertawa pelan. Tak sedikit pula yang berjalan sendiri, tengah sibuk dengan ponselnya.

Chan tak tahu, dari sekian ribu tempat, kenapa pamannya memilih kabur ke tempat seperti ini? Ini hotel, hei. Buat apa pamannya kabur ke sini?

Netra itu terus mengedar, menatap satu-persatu orang-orang yang tertangkap oleh indera penglihatannya. Berharap melihat sesosok laki-laki berkemeja abu-abu muda dilengkapi celana panjang, Chan tak mungkin salah mengenali, tadi ia melihat pamannya berpakaian seperti itu sebelum melesat pergi ke dalam karena mendengar teriakannya.

Tak pedulikan tatapan aneh dari orang-orang karena penampilannya yang aneh—kaos hitam dengan sweater putih, celana krem selutut dan jangan lupakan ransel sebesar gaban yang menempel di punggung itu—Chan melesat masuk lebih dalam dan berlarian tak tentu arah. Kesetanan ia melangkah, sesekali menoleh ke belakang hingga membuatnya tak sengaja jatuh terjengkang setelah menubruk seseorang.

"Aduh—heh! Liat-liat kalau jalan, ah!"

Sosok yang Chan tabrak itu berdecak, kemudian sibuk mengusap jaket jeans yang ketumpahan kopi dari tangannya. Chan segera berdiri, membungkuk kecil dan mengucap maaf beberapa kali.

"Maaf, saya gak sengaja. Tadi—" ucapan Chan tiba-tiba terputus di tengah jalan ketika mendapati sosok pemuda yang sibuk mendecak kesal di hadapannya. Satu tangan pemuda itu sibuk membersihkan kotoran yang menempel di jaketnya dengan tangan kosong, sementara satu tangan yang lain ia gunakan untuk memegang gelas kertas berisi kopi hitam.

Chan terperangah cukup lama memandang sosok itu. Seorang pemuda dengan rambut curtain cut berwarna cokelat muda, poninya dibelah menjadi dua. Posturnya tegak, tubuh bidangnya tertutup oleh jaket jeans navy dengan satu kancing teratas dibiarkan terbuka, sedikit menampilkan kaos putih polos yang menyembul dari dalam. Satu tangan yang ia gunakan untuk memegang gelas, tersampir sebuah coat warna cokelat dengan motif kotak-kotak di atas lengannya.

Untuk sesaat Chan tergugu, sebelum akhirnya tersadar dan segera mendekat pada sosok itu. "Seungmin? Ini seriusan elo? Lo ngapain di sini?"

"Apaan sih lo!?" Pemuda itu menghardik, sedikit mendorong Chan hingga si empu melangkah mundur. Nampaknya pemuda itu risih setelah Chan menyentuh lengannya. Buktinya, ia menepak sekilas bagian jaket yang barusan disentuh oleh Chan. "Sok kenal, anjir. Pergi lo, gue gak kenal sama lo!"

Usai memberi teriakan pada Chan hingga menarik beberapa pasang mata untuk fokuskan atensi pada mereka berdua, pemuda itu melengos pergi begitu saja. Sengaja ia menabrak pundak Chan cukup keras membuat pemuda Bang terpelanting kecil sambil meringis pelan. Sebagian penghuni lobi yang lewat, menatap Chan dengan ringisan kecil, seolah ikut merasakan apa yang pemuda itu rasa. Namun bagi Chan semua itu tak penting, buru-buru pemuda itu berbalik. Hendak mengejar sosok tadi sebelum terpikirkan sesuatu.

Chan berhenti di pijakan, menatap sosok berjaket jeans yang kian menjauh. Kesetanan ia merogoh saku celana, mengotak-atik ponselnya sebentar kemudian refleks mengumpat begitu teringat jika ia tak memiliki pulsa, berikut kuota. "Anjing, pulsa gue habis."

Tak punya cara lain, Chan melongok sekitar, mencari seseorang yang terlihat baik sehingga ia bisa pinjam ponsel untuk menelpon. Pandangan Chan jatuh pada sosok laki-laki yang berdiri di dekat resepsionis, tengah sibuk tertawa dengan ponsel di tangan.

[✓] 𝙒𝙖𝙮 𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙃𝙤𝙢𝙚 | 𝔖𝔢𝔲𝔫𝔤𝔧𝔦𝔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang