33🕊️ Darah Tinggi

842 131 24
                                    

Eits...vote dulu!!

******
************************************

Lagi dan lagi. Aqeela harus mengeluarkan energi ekstra untuk sabar menghadapi manusia didepannya ini.

"Apa lu liat liat? Gak pernah liat cowok ganteng ya?" Yap, sudah bisa ditebak manusia dengan tingkat percaya diri yang sangat tinggi, siapa lagi kalau bukan Rassya? 

Aqeela menatapnya malas, "Mau ngapain kesini? Kalok gak ada kepentingan silahkan keluar."

Rassya langsung menyerobot masuk lalu duduk sebelum dipersilahkan. 

"Kalok ada ajang pembunuhan masal buat orang orang yang gak punya sopan santun. Dah gue daftarin nama lo paling utama," cibir Aqeela ikut mendudukkan dirinya disamping Rassya.

Tak menghiraukan ucapan Aqeela Rassya balik bertanya, "masih sakit?"

"Masih."

"Udah makan?"

"Belum." Rassya mengeluarkan sekantong plastik yang ia bawa, menaruhnya diatas meja.

"Makan."

"Lo bawa apa?"

"Kan gue tadi suruh Lo makan otomatis gue bawa makanan lah! Ya kali gue bawa limbah."

"Iya gue tau Lo bawa makanan tapi makanan apa?" Oke Aqeela masih bisa sabar.

"Punya tangan sama mata kan? Liat sendiri lah." 

"Oke fine!" ucap Aqeela frustasi. Ia ambil dengan tangan kirinya. Karena tangan kanannya masih diperban. 

Setelah dibuka, tempat makan itu berisi sayur ikan pindang kesukaannya. Ditambah ekstra kemangi. Aqeela langsung tergiur melihatnya. Ia bawa kotak itu ke dapur dengan kaki tertatih lalu ia mencoba makan menggunakan tangan kirinya. Namun ia tak terbiasa, biasanya pembantu atau Gita yang akan membantunya makan tapi sekarang mereka tidak ada dirumah. Argh sangat menyebalkan.

"Kalok gak bisa tu minta tolong, jangan diem aja," ucapnya dari pintu dapur.

Bunglon. Panggilan yang cocok untuk Rassya, cowok dengan sejuta sifat anehnya. Kadang baik kadang jahil. Kadang diem kadang hiperaktif. Kadang sweet kadang gak peka. Kadang perhatian kadang juga cuek. Kadang romantis kadang juga ngajak ribut tiba tiba. Emang susah sama cowok modelan gini.

"Gue bisa makan sendiri," tolak Aqeela kembali susah payah memasukkan makanan menggunakan tangan kirinya.

"Tinggi amat tu gengsi!" Rassya langsung merampas piring Aqeela, mengambil alih menjadi dia yang membantu Aqeela makan.

"Btw, siapa yang masak?"   

"Gue."

Uhuk!

Aqeela tersedak, Rassya dengan telaten memberinya air dan membersihkan mulut Aqeela dengan tisu. "Seriusan Lo yang masak?!"

"Iya kenapa emangnya?"

"Kurang yakin gue." Tatapnya penuh selidik.

"Terserah."

Dari Jendela SMP #syaqeel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang