Dari Jendela SMP
Tidak terlalu menonjol pada kisah percintaan. Ini hanya cerita tentang sebuah persahabatan yang diuji dengan benih benih cinta pada kisah remaja umumnya. Ini tentang perjalanan mereka untuk bisa mengontrol emosi dan menjadi lebih b...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ratu & Emil)
Vote&komen!
*********************************
Sesuai tugas mereka kemarin. Hari Sabtu yang seharusnya dipakai Aqeela rebahan dengan kasur tersayangnya harus tertunda untuk persiapan lomba Agustusan. Sebenarnya Aqeela tidak rela tapi demi amanah dan tanggung jawab ia rela meninggalkan tempat paling nyaman dalam sejarah hidup malasnya.
"Mau belanja dimana?" tanya Aqeela pada cowok didepannya. Siapa lagi kalau bukan Rassya.
"Kita ke mall aja, gue udah pesen taksinya tinggal tunggu aja."
Aqeela mengangkat salah satu alisnya. "Cuma beli gituan ngapain harus ke mall? Di mall kan mahal Sya."
"Gak usah sok miskin deh." tak menunggu lama pukulan dari Aqeela melayang tepat diatas kepala Rassya.
"Aduh!"
"Punya otak tu buat mikir! Ngapain harus beli yang mahal kalok ada yang murah padahal kualitas sama!"
"Yaudah si gak usah pake getok pala gue juga sakit tau! Dah sekarang gue ngikut terserah Lo mau kemana." Rassya kesal padanya. Kebiasaannya kalau gak nyubit ya getok kalau gak getok ya nginjek, menyebalkan.
"Kita ke toko biasa aja. Disana lebih lengkap dijamin lebih murah." Aqeela berjalan mendahului Rassya masuk ke dalam taksi.
Rassya hanya mengikuti dibelakangnya. Seperti anak ayam yang mengikuti induknya pergi kemana saja.
Setelah 20 menit perjalanan yang di isi keheningan kini mereka sudah sampai di toko tujuan mereka.
"Lo udah bikin catatannya belum?" tanya Rassya.
"Udah, nih." Aqeela menunjukkan kertas yang sempat ia tulis tadi malam. Setelahnya Mereka berdua berjalan masuk kedalam toko berlantai dua didepan mereka.
"Kita mulai dari beli apa dulu?" Rassya menahan tangan Aqeela yang berjalan didepannya.
"Ke sana dulu yuk!" Aqeela langsung menarik tangan Rassya menuju rak bahan makanan.
Aqeela menatap Rassya bingung, "troli nya mana?"
"Kenapa gak bilang tadi?!"
Aqeela menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lupa hehe."
Rassya balik lagi mengambil troli didekat kasir.
Aqela mengambil tepung, pewarna makanan, dan sebagainya. Langsung ia masukkan ke dalam troli yang Rassya bawa.
Sambil memilih milih barang dari daftar catatan yang Aqeela bawa Rassya terus mendorong troli mengikuti kemana saja gadis itu berjalan.
"Hem, kurang paku. Pakunya mana ya?" Aqeela membungkuk mencari paku di rak bawah. Rassya yang tak melihat ke arah depan langsung menabrak Aqeela.
