13✨ Lo Kenapa Sya?

2.2K 224 8
                                    

Happy reading!!

Jangan lupa buat vote and komen!!

************************************
"Aku ingin segera tidur, melarikan diri sejenak dari dunia penuh tipuan. Menjelajah mimpi yang memanjakan ekspektasi,"

~Rassya Hidayah~

******

"Kenapa keluarga gue jadi kayak gini? Ini mimpi? Kalau benar mimpi siapapun tolong bangunin gue..." ucapnya parau. Ia terus menampar pipinya, berusaha membangunkan dirinya sendiri. Tapi nihil, ini benar benar nyata adanya. Terlalu lama menangis Rassya tertidur.

Selang beberapa jam Rassya terbangun mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Bisa dipastikan jika itu bundanya.

"Ca, makan dulu yuk. Kok masakan bunda belum dimakan?"

"Bunda duluan aja nanti aku nyusul,"

Rassya langsung mencuci wajahnya, menatap wajah lelah dan mata sembabnya. Apa tadi benar benar mimpi?

Ya semoga...

Rassya turun dan bergabung dengan Dinda yang membawa mangkuk sayur sehabis dipanaskan.

"Tumben diem aja Ca?" tanya Dinda masih dengan senyuman tulusnya. Tapi beda dengan tatapannya seperti banyak beban dan sedih bercampur. Ia ingin bertanya, tapi ia lebih baik menunggu bundanya sendiri yang memberitahu dirinya tentang masalah ini.

"Gapapa Bun."

"Rassya boleh bunda ngomong sebentar?" Rassya langsung memelankan kunyahannya.

Rassya mengangguk, "mungkin ini bakal buat kamu sedih, tapi ini udah jadi keputusan bersama. Bunda sama ayah pilih mau bercerai karena sudah tidak cocok. Maafkan keegoisan bunda sama ayah Ca, tapi ini udah jadi pilihan kita. Maafin bunda Ca," ucap Dinda lirih ia berusaha mati Matian untuk tidak menangis didepan anak kesayangannya.

"Rassya udah tau. Ada lagi?" tanya Rassya berusaha setenang mungkin supaya bundanya tidak sedih melihatnya sedih. Tapi raut kecewa di wajah Rassya tak bisa dipungkiri lagi. Jelas ia kecewa.

"Kamu tadi dengar? Maafin bunda ya Ca," ucap Dinda dengan suara serak ingin menangis.

Rassya berdiri dari duduknya tersenyum ke arah Dinda. "Gapapa. Tapi maaf bunda Rassya kecewa," Tanpa aba aba satu tetes air mata keluar dari matanya. Dengan cepat Rassya langsung mengusapnya.

"Tapi bunda tenang aja, Rassya baik baik aja kok. Bunda jangan sedih terus, Rassya gak bisa liat bunda nangis," ucapnya sembari mengusap air mata bundanya.  mempertahankan senyum yang menenangkan sang Bunda menatap bundanya dalam meyakinkan bahwa ia benar baik baik saja. Setelah itu Rassya pergi kembali ke kamar meninggalkan Dinda yang masih terdiam.

Rassya terus bergerak tak nyaman. Dia tidak bisa tidur. Waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Masih terlalu cepat untuk Rassya tidur tapi dia ingin segera tidur dan melarikan diri sejenak dari dunia penuh tipuan ini. Menjelajah mimpinya yang memuaskan ekspektasi. Tapi tak bisa.

Rassya mengambil handphone nya lalu keluar dengan kaos dan celana pendeknya. Ia menoleh kekanan dan kekiri memastikan tak ada yang melihatnya pergi. Sepertinya Dinda sudah dikamar.

Ia berjalan tanpa arah, dia saja bingung mau kemana. Menurut nya yang terpenting sekarang adalah ia ingin menenangkan pikiran dan dirinya.

Ia berhenti tepat didekat taman, taman yang sepi cocok untuk Rassya yang ingin menenangkan diri. Ia terdiam memikirkan hal yang sedang ia alami.

Dari Jendela SMP #syaqeel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang