47🐢 Kosong

371 66 20
                                    

THANK YOU ALL! Viewers DJS#Syaqeel udah 64rb lebih hihi💚
Ini semua berkat temen temen yang hobi banget nangkring disini, buset dah kek angkringan ni lapak wkwkwk
Tim nunggu notip alias tim gercep, Tim yg baca part berulang ulang sampe gumoh, tim yang gak pernah absen vote, tim yang selalu spam komen, Dan tim silent readers. Berkat kalian viewers jadi naik cepet noh hahaha.

MINAL AIDZIN WALFAIDZIN, SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI TAHUN 1443 H. MOHON MAAF JIKA AUTHOR SUKA NYESELIN,
DARI NGE GOSTING, NINGGALIN, SAMPE LUPA BUAT UPDATEING! HAHA...

Baru ngeh ternyata udh dua kali lebaran bareng kalian, ceritanya blm tamat-tamat ༎ຶ‿༎ຶ
Dari Desember 2020 sampe sekarang Mei 2022 ༎ຶ‿༎ຶ
Tapi tenang 3 part lagi ceritanya selesai...

Dan terakhir makasih buat komen di part kemarin, emang the best deh bacain komen, mantap Bana kalian! Kayanya harus bikin part sedih dulu baru tembus tu komen, kedepannya part sedih semua aja gimana?

Hahaha dah lanjut! Skuyyy BACA, BINTANG NYA JANGAN LUPA + KOMEN YANG BANYAK!
Shutt... Banyak flassback..

******
*********************************

08.30
Pagi ini Jefan dimakamkan di pemakaman terdekat. Langit mendung sejak Fajar tadi, seolah ikut berkabung atas pengebumian Jefan hari ini.

Sandrinna menggandeng lengan tangan Aqeela, ditangannya terdapat sekeranjang bunga untuk ditaburkan nanti. Sedangkan Ratu dan Saskia berada di belakang Kiesha yang membawa bingkai foto Jefan. Dan Aisera, gadis itu berdiri diantara Emil dan Gema sambil membawa batu nisan Kristen bertuliskan nama Jefan. Mendadak pikirannya berkelana ke masa lalu. Dimana saat dia akan bunuh diri,

Jefan ikut duduk disamping Aisera dibawah tetesan air hujan yang semakin deras. "Denger Ser, gak setiap saat hidup lo baik baik aja. Semua yang lo mau gak selalu dapat berjalan lancar. Serapih rapihnya lo ngerancang jalan hidup lo, semuanya tetep kembali sama takdir yang Tuhan buat." Suara Jefan melemah.

Dia mengusap pelan pundak Aisera. Memberi sedikit kekuatan yang tersisa dari tubuhnya. "Kalok Tuhan gak kasih kehidupan yang menyenangkan buat lo di dunia, maka Tuhan bakal kasih seluruh kebahagiaan yang seharusnya lo rasain di dunia jadi di akhirat. Itu kan kata Tuhan lo?"

"Seharusnya gue gak boleh hujan hujan kayak gini. Bahaya." Jefan berdiri mengulurkan tangannya untuk membantu Aisera berdiri. Dengan rasa penasaran Aisera menerima uluran itu.

"Emang lo kenapa?" Jefan hanya menggeleng pelan.

Mengingat itu tanpa sadar air mata Aisera menetes. Kehilangan sahabat yang benar benar tulus dan baik itu hal yang menyesakkan dada.

Tatapan mereka kosong, tak menyangka akan ini semua. Untuk pasal kehilangan, tidak ada yang siap untuk itu, apalagi untuk selamanya. Tidak bisa lagi berseru, tidak lagi bisa bertemu.

Percakapan sederhana kembali terulang. Berputar seperti kaset rusak dalam pikiran Rassya.

"Hai gue Jefan."

"Gue ngantuk Sya." Suara itu menggema ditelinga Rassya. Masih teringat kala Jefan tertidur di kelas lalu ditegur oleh pak Iwan.

Dari Jendela SMP #syaqeel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang