00:11

54 17 1
                                    

27 November, 2012
15:16:56

Sudah terlalu sering Chanyeol kembali ke hari ini. Ia tidak bisa menghitung sudah berapa kali.

Danbi menarik tangannya dan mereka mengendap-endap, berusaha menghindari tatapan mengawasi para perawat. Tepatnya Danbi mengendap-endap, seolah ia sedang mengajak Chanyeol melakukan sesuatu yang amat rahasia. Chanyeol ditarik mengikutinya seperti boneka kayu.

Mereka pergi ke atap. Tempat berdebu yang jorok, tapi Danbi suka berada di sana.

"Langitnya bagus," kata Chanyeol, tepat ketika Danbi membuka mulut untuk memberitahunya hal itu, "dan karena musim dingin sudah dekat, mataharinya sudah tidak terik sama sekali."

Danbi mengerjap kagum. "Bagaimana kau tahu?"

"Sudah kubilang padamu, aku datang dari masa depan," balas Chanyeol dengan nada sok. "Aku tahu segalanya."

"Oh, ya?" Danbi mencebik. "Ayo, kita coba suit. Gunting batu kertas!"

Chanyeol mengeluarkan gunting, tahu kalau Danbi akan mengeluarkan kertas. "Tuh, kan?"

Danbi tidak puas dengan sekali mencoba. "Gunting batu kertas!"

Danbi mengeluarkan batu dan kalah lagi karena Chanyeol mengeluarkan kertas. Chanyeol tertawa melihat wajah mengkal gadis itu karena jengkel. Ini bahkan bukan soal melihat masa depan. Danbi mudah ditebak, dan setelah beberapa kali suit dengannya, Chanyeol paham pola permainannya. Gadis itu selalu mulai dengan mengeluarkan kertas.

"Jangan merajuk begitu, tidak enak dilihat," goda Chanyeol. "Aku sedang berulangtahun. Apa kau tega memasang tampang seperti itu sebagai hadiah ulangtahun?"

Danbi membulatkan kedua matanya. "Hari ini hari ulangtahunmu?"

Sudah puluhan kali Chanyeol memberitahunya, tapi setiap kali adalah pertama kali Danbi mendengarnya.

"Hari ini umurku dua puluh satu," kata Chanyeol lancar. "Sudah pria dewasa."

Air muka Danbi tampak kecewa. "Aku tidak punya apa-apa untuk diberikan."

Setelah beberapa detik ragu-ragu, Chanyeol mencondongkan badan ke arah Danbi dan mengecup pipinya sekilas. "Anggap saja itu hadiah."

Danbi menundukkan kepala. Rona merah muda wajahnya tersembunyi samar di balik rambutnya yang tergerai. Sedetik kemudian, seolah ia baru saja memutuskan, ia balas memajukan badan dan mengecup pipi Chanyeol. "Bonus, khusus untuk yang hari ini menjadi pria dewasa."

Dada Chanyeol berdesir seperti orang idiot. "Bonusnya hanya satu?" tanyanya cepat-cepat. "Kan tidak setiap hari aku bertumbuh jadi pria dewasa."

Danbi tertawa. Lalu Chanyeol mencium bibirnya. Dan dunia di sekitarnya melambat, tapi debar jantungnya semakin cepat. Di hari ini, Chanyeol bahagia. Di hari ini, Chanyeol berkali-kali jatuh cinta. Chanyeol akan membuat hari ini berlangsung selamanya.

Tapi, segera Chanyeol harus belajar bahwa bahkan 'selamanya' punya batas—dan ia sudah berdiri di depan garisnya.

Time BeingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang