00:03

904 72 15
                                    

3 September, 2019
22:37:12

"Ceritakan sebuah cerita padaku."

Chanyeol tersentak mengangkat kepala, detak jantung dan napasnya berhenti sedetik ketika kata-kata itu memutar kilas balik di dalam kepalanya. Selama sesaat Chanyeol nyaris mengira ia baru saja tersesat. Tapi, tempat dan waktu tidak berubah.

Pernyataan yang barusan barusan datang dari teman dekatnya (Chanyeol bisa saja menyebutnya pacar, tapi rasanya terlalu aneh), Aeri. "Cerita. Coba buat cerita untukku."

Kulit pucat, rambut yang dicat ungu terang, jemari kurus jenjang, sepasang iris cokelat di belakang kacamata bingkai merah manyala yang bersandar rendah pada tulang hidungnya yang mungil. Aeri berbaring setengah tengkurap di tempat tidur tempat mereka berdua beberapa kali sama-sama ketiduran, kedua tangannya bersiaga di atas laptop. Ia menunggu, menatap Chanyeol yang duduk di lantai memangku gitar.

"Seingatku yang bekerja sebagai penulis kreatif itu kau, bukan aku," balas Chanyeol.

Aeri mendengus pelan, membetulkan letak kacamata yang merosot. "Kadang-kadang penulis butuh bantuan juga."

"Aku tidak bisa bercerita."

"Tidak perlu bagus. Karang apa saja, yang aneh-aneh juga tidak apa-apa," Aeri mendesak. "Ayolah, Parkchan, aku bosan dan kehabisan ide."

Chanyeol bangkit dari lantai dan berjalan menghampiri tempat tidur. Ia duduk di sebelah Aeri, gitarnya tetap di pangkuan. "Cerita apa?"

"Entahlah. Romansa tragis, mungkin? Cerita picisan semacam itu selalu laku."

Aeri hanya bermaksud bercanda, tapi Chanyeol memikirkannya dengan serius. Romansa tragis? Tentu saja. Chanyeol punya cerita. Cerita yang tragis. Soal romansa, ia tidak yakin.

Ia berdeham sebelum memulai, "Di suatu tempat di alam semesta paralel, hidup seorang laki-laki yang bisa mengendalikan waktu."

Aeri terkekeh senang. "Ooh, kedengarannya menarik."

Chanyeol membalas dengan senyum lemah. "Dia bisa mundur ke belakang satu detik, satu menit, bulan, tahun, bahkan berdekade ke belakang, atau maju ke depan sebanyak itu. Dia juga bisa menghentikan waktu sementara. Pada hari turun salju, dia bisa mendongak dan menahan waktu untuk melihat seperti apa bentuk kepingan salju yang mengambang di atas kepalanya, jika dia mau."

"Wow. Oke, jadi dia bisa mencium bibir seseorang dan dunia serasa berhenti? Secara harfiah?"

Chanyeol tertawa, tapi itu bukan tawa biasanya yang penuh semangat. Tawa yang ini pahit di mulutnya. Penuh penyesalan atas hal-hal yang tidak akan pernah bisa ia ubah. "Lalu suatu hari, si pengendali waktu ini jatuh cinta."


-------------------------------------------------


iya iya, baru juga mulai udah mati matian aja ini anak orang. ya namanya juga ryn ahahahhahahahhahahahahhahahahahhahahahah

buku ini sebelumnya sudah pernah dipublikasi 5 tahun yang lalu (gila ya ngetik 5 tahun rasanya aneh banget) sebagai cerita berbahasa inggris, tapi ngga selesai, trus aku unpublish. because why not. sekarang aku tulis ulang dalam bahasa, karena aku males mikir, buat kupublikasi ulang. itulah kenapa readsnya udah ada padahal ini barusan dipublishnya lmaoooo lbr we all know no one reads books anymore

anyways iya karena sayang kalau ide cerita yang bagus (?) ini sia-sia, kutulis lagi aja dalam bahasa dan kurapikan ceritanya karena to be honest versi bahasa inggrisnya childish abis. bukan berarti hasil tulis ulang ini mendingan sih. intinya sama aja dah

so yeah thats it

cita-cita terbaru: aku pengin sekaliiiiiii aja menyelesaikan cerita lagi gitu. kenapa susah bangetsi. kalo ini pun terputus di tengah jalan mending aku pergi sajalah dari wattpad

Time BeingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang