foreverー

155 21 5
                                    

Chanyeol tidak bisa berdiri dengan tenang. Kedua tumit sepatu ketsnya yang putih bersih bergantian mengetuk-ngetuk aspal jalanan. Matanya menoleh ke satu arah setiap sepersekian detik, cemas kalau-kalau Danbi akan muncul. Menunggu. Chanyeol selalu benci menunggu. Tapi, demi gadis itu, ia sanggup menunggu selamanya.

Chanyeol tiba terlalu awal di tempat janji. Kata orang, ini pantangan besar dalam hal kencan pertama. Itu membuatnya tampak terlalu bersemangat. Chanyeol tidak peduli. Ia memang tidak sabar untuk pergi bersama Danbi, dan ia tidak keberatan kalau Danbi menyadari itu.

Akhirnya Chanyeol melihatnya. Danbi berlari-lari kecil dari kejauhan menuju ke arahnya. Mungkin Danbi juga sudah melihatnya dari sana. Dan mungkin, sama seperti Chanyeol, jantung Danbi juga melompat ketika mereka menatap satu sama lain.

Danbi tiba di sisinya dengan napas terengah-engah. "Maaf aku terlambat," sengalnya. Ia memakai gaun lengan pendek selutut berwarna putih yang tampak manis. Kedua sepatunya juga putih. Gadis itu tampak persis seperti gambaran peri di dalam buku cerita anak.

Chanyeol menggeleng cepat. "Aku yang datang terlalu cepat."

Danbi tersenyum malu-malu. Sebagian helai rambutnya terurai dari kuncir kudanya, membingkai wajahnya yang pucat. Masih sambil berusaha mengatur napas setelah berlari-lari, tangan kirinya terangkat ke kepala untuk menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Di alam semesta ini, mereka hanya laki-laki dan perempuan biasa. Mereka tidak bisa mengendalikan waktu maupun melihat masa depan. Mereka hanya dua orang yang sedang jatuh cinta. Mereka bahagia.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Chanyeol.

Danbi mengangguk penuh semangat. "Ke mana kita hari ini?"

"Ke mana saja yang kau inginkan."

"Ke mana saja?"

"Ke mana saja."

Danbi mengacungkan jari telunjuk kanannya menunjuk ke atas. "Bahkan jauh ke sana, ke balik awan-awan?"

"Kalau kau mau." Chanyeol menyengir, mengulurkan satu tangannya untuk Danbi genggam. "Ayo."

Danbi menyambut uluran tangannya, dan mereka berjalan bersisian dengan langkah ringan. Entah ke mana. Barangkali ke balik awan-awan.

Time BeingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang