Setelah kematian Sirius Black, markas orde otomatis dipindahkan ke Burrow. Sejak saat itu pula kementerian turut andil dalam perlindungan Harry Potter. Burrow dilengkapi dengan mantera pertahanan tingkat tinggi dan juga pos- pos penjagaan di beberapa titik, meskipun saat ini Harry masih berada di Privet Drive.
"Molly, aku akan pergi sekarang." Ucap Zea sambil bergegas menuruni tangga.
"Kau tidak menunggu kedatangan Harry, nak? Kita bisa berangkat bersama." Balas Molly.
"Tidak. Toh dia baru datang besok pagi kan?"
"Ya, begitu yang dikatakan Dumbledore."
"Baiklah kalau begitu aku akan duluan saja. Aku akan menginap di sana malam ini, Molly." Ucap Zea.
"Baiklah. Bawa ini kalau begitu. Pastikan mereka makan dengan baik ya." Kata Molly sambil menyodorkan beberapa kotak makanan yang sudah dikemas dalam kantung kain.
"Baiklah. Aku pergi." Ucap gadis itu sesaat sebelum kobaran api hijau menelan tubuhnya begitu saja.
Zea sampai. Bangunan yang dituju selalu saja ramai, kontras sekali dengan toko-toko lain yang bahkan sudah banyak yang tutup. Penggagas toko ini berpendapat bahwa orang-orang butuh sedikit hiburan di masa-masa penuh kesuraman seperti saat ini. Dan ya, itu berhasil. Tokonya sukses. Selalu ramai sepanjang waktu.
"Silahkan-silahkan. Kami punya segalanya yang bisa membantumu membolos..."
"Melarikan diri..."
"Atau sekedar membuat kalian bersenang-senang."
Dua orang dengan rambut jahe berdiri di atas tangga. Mempromosikan mainan-mainan mereka di antara riuhnya pengunjung yang datang.
"Berapa ini?"
"Oh amortentia? Ku rasa kau tak perlu menggunakannya, Nona. Kau telah berhasil membuatku jatuh cinta sepenuhnya tanpa ramuan itu." Kata Fred.
"Kau bercanda. Tentu saja aku perlu. Siapa tau ada pemuda tampan dan kaya raya yang bisa jadi sasaran ku. Aku ambil 1 ya, George?" Ucap gadis di bawah sana.
"Tidak boleh! Jangan macam-macam bocah. Aku bisa sangat menyeramkan jika sedang marah." Fred menampilkan ekspresi marah yang dibuat-buat. Matanya melotot ke arah gadis cantik tersebut.
"Apa sih? Kan aku bertanya pada George." Gerutu gadis tersebut. "Nih, Molly memberikan kalian makanan. Makan dulu, biar aku yang jaga."
Fred dan George menuruni tangga, menghampiri gadis yang masih berdiri di depan etalase penuh amortentia racikan mereka.
"Terimakasih. Kami memang lapar sekali. Toko tak pernah sepi, kami bahkan tak sempat makan siang." Kata George. Lelaki itu meraih makanan yang dibawa Zea dan berjalan menuju meja kecil si sudut toko. Ia mengigit satu buah sandwich kornet dari dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Descendant
FanfictionZeannes Jade Xavore. Seorang animagus yang mengambil wujud elang berekor emas. Dirinya tentu bukan sengaja menjadikan tubuhnya sebagai animagus, melainkan memang sudah menjadi kemampuan spesial yang turun menurun dari keluarganya. Saat dirinya berus...