Notes : Peringatan, part ini akan didominasi oleh narasi. Mungkin terkesan membosankan, but trust me, alurnya emang harus gini teman-teman :) hope u understand. Thank you.
* * *
Suara lolongan yang mengerikan mengaum dari hutan selatan pada malam itu. Suasana begitu sunyi dan gelap. Satu-satunya penerangan di hutan tersebut hanya berasal dari sinar bulan purnama yang bulat sempurna. Di balik semak, terdengar gemerusuk dan lolongan yang terdengar sangat mengerikan. Tak jarang suara geraman terdengar di sela nafas besar yang mendengus-dengus dengan kasar.
Adalah Remus Lupin yang nampak sangat kacau pada masa transformasinya tersebut. Bulan Purnama adalah saat yang sangat ia benci, dimana dirinya tidak bisa mengendalikan diri, dan kemudian bertransformasi menjadi manusia serigala secara utuh. Itu artinya, naluninya sebagai manusia akan sepenuhnya digantikan oleh insting manusia serigala yang buas dan berbahaya. Wujud manusia serigalanya sangat mengerikan. Bertubuh sangat kurus dengan kepala botak, moncong dan gigi layaknya serigala, bercakar tajam, dan bulu abu-abu yang tipis.
Tranformasinya tersebut selalu membuatnya selalu ingin marah dan melukai, bahkan membunuh ‘sesuatu’ jika memungkinkan. Belum lagi rasa sakit yang ia dapatkan selama dan setelah bertranformasi, jika mungkin rasanya ia ingin mati saja. Pernah ia lakukan, melompat dari tebing dengan ketinggian 30 kaki, namun sial ia selamat. Hanya kakinya saja yang patah. Menjadi manusia serigala sebenarnya menguntungkan, ia tidak akan mudah terluka, dan tidak akan mudah mati. Namun tetap saja, luka-luka yang ia dapatkan tetap terasa menyakitkan.
Insting hewannya membawanya semakin dalam menuju pusat hutan selatan, entah mengapa rasanya ia mencium bau kematian. Kaki-kaki kurusnya bergerak cepat disertai dengusan-dengusan nafas yang kasar. Oh ya, jangan lupakan bagaimana air liurnya yang terus menetes menambah kesan mengerikan. Tentu saja, lagi pula dirinya memang manusia serigala dan bukan anjing cihua-hua yang manis, kan?
Insting serigalanya membawa dirinya pada tepi perkampungan Xavore yang sudah porak poranda dan ditambah oleh mayat-mayat yang berserakan. Hidung serigalanya mengendus-endus sementara matanya jeli melihat sekeliling, mencari mangsa yang mungkin bisa ia sakiti. Nampaknya semua orang ini sudah mati. Ia berlari ringan mendekati pohon Ek besar seperti anjing poodle yang tengah mencari mainannya yang hilang. Ia lagi-lagi mengendus namun tak mendapati apapun. Ia tengah memandangi perkampungan mati tersebut dengan mata merahnya, hingga sebuah suara membuatnya berbalik.
“Hey, who are you?”
***
Pondok itu nampak sangat kacau dengan kayu-kayu yang sudah lapuk dan reot. Mungkin akan lebih tepat jika tempat itu disebut gubuk daripada sebuah pondok. Seorang lelaki bertubuh jangkung dan kurus dengan pakaian compang camping beberapa kali mengusap wajah dan tubuhnya yang berdarah. Nampak repot karena dia juga harus menggendong seorang gadis kecil di pelukannya. Dirinya bergegas memasuki pondok dan membaringkan gadis di pelukannya ke pembaringan dari kayu yang nampak usang.
Gadis itu mengernyit dengan mata terpejam saat punggungnya menyentuh kayu yang dingin dan lembab. Sementara lelaki tersebut bergegas mengambil beberapa tumbuhan yang sudah disiapkan di dalam gubuk tersebut, berniat untuk mengobati dirinya sendiri. Bagi Remus, kondisi yang demikian adalah hal yang sangat wajar. Jangan lupakan fakta bahwa dirinya adalah manusia serigala. Namun satu hal yang nampak mengusik pikirannya sejak ia terseok-seok menuju gubuknya. Hal itu ialah bagaimana ia bisa menemukan seorang gadis kecil yang tengah meringkuk di antara mayat-mayat yang berserakan begitu saja.
Kalau ia tidak salah tebak, pasti perkampungan penyihir tersebut sudah diserang dan hanya gadis kecil itu yang selamat. Dirinya sepenuhnya menyadari bahwa tubuh gadis itu dipenuhi sihir. Entahlah, mungkin ia akan mampir ke Hogwarts dan menanyakannya pada Profesor Dumbledore saat dirinya menuju hutan utara nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Descendant
FanfictionZeannes Jade Xavore. Seorang animagus yang mengambil wujud elang berekor emas. Dirinya tentu bukan sengaja menjadikan tubuhnya sebagai animagus, melainkan memang sudah menjadi kemampuan spesial yang turun menurun dari keluarganya. Saat dirinya berus...