XXXV. Beggin

186 35 2
                                    

Rumah keluarga Weasley telah ramai oleh tamu-tamu yang sebagian besar didominasi oleh keluarga Delacour. Nanti malam adalah puncak perayaan pernikahan Fleur dan Bill. Seluruh kesedihan akibat kematiaan Mad-Eye Moody sejenak teralihkan. Bill menekankan, ia tidak ingin ada wajah-wajah sedih di hari bahagianya.

Zea, Hermione, Ginny, dan Molly tengah sibuk menyiapkan berbagai hidangan Perancis yang bahkan namanya saja susah disebutkan. Quiche, Creme Brulee, Cassaoulet, Coq Au Vin, dan sebagian lagi yang bahkan Zea tidak ingat apa namanya.

"Mom, Dad bertanya bagaimana meja-mejanya harus ditata." Fred memasuki dapur begitu saja dari pintu belakang.

"Oh ya ya, aku akan ke sana. Anak-anak bisakah kalian memotong sayuran dan mencuci daging-daging ini sebentar? Aku harus ke depan untuk memberi tahu Arthur bagaimana tata letak mejanya." Kata Molly.

"Tentu saja, Mrs. Weasley." Jawab Hermione. Berbeda dengan Zea, gadis satu itu memang lebih suka memanggil Molly dengan sebutan formal.

"Kau akan memasak apa?" Fred mendekati Zea.

Laki-laki itu berjalan ke arah belakang tubuhnya dan memeluk pinggangnya yang ramping. Fred menciumi rambut Zea dengan takjub. Rambut ikal tersebut tetap terasa lembut dan harum bunga lavender meskipun Fred yakin Zea belum sempat mandi.

"Lepaskan aku Fred. Kau tidak malu dilihat mereka?" Cicit Zea. Gadis itu bergerak risau di dekapan Fred.

"Oi, Lovebird. Ku kira pasanganmu harus membantu kami menyiapkan makanan untuk pesta. Sana pergi!" Usir Ginny.

Fred menoleh sebentar lalu kembali ke aktifitasnya menciumi aroma rambut gadis yang hanya setinggi dadanya tersebut. "Biarkan saja, mereka hanya iri."

"Kau sudah nenyiapkan gaunmu?" Tanya Fred.

Zea mengendikkan bahu asal. "Sudah. Gaun yang sama seperti yang ku pakai saat pernikahan Remus dan Tonks."

Fred mengernyit. Ia ingat betul gaun yang Zea maksud adalah gaun berwarna biru yang sudah nampak usang. Fred merengut, biru bahkan bukan warna Zea.

"Ku pikir kau tak cocok memakai itu, darling."

"Mau bagaimana lagi? Itu satu-satunya gaun yang ku punya. Itupun diberikan oleh Tonks, mungkin punya ibunya." Jawab Zea.

Fred melepaskan dekapannya. Ia lantas menyuruh Zea untuk meletakkan pisau yang sedari tadi berada di genggamannya dan membimbing gadis itu untuk masuk ke kamarnya.

"Ayo, ku tunjukkan sesuatu." Kata Fred. Mereka berdua mengacuhkan suara teriakan nyaring dari Ginny dan Hermione yang memprotes kepergian Zea.

"Aku punya sesuatu untukmu." Kata Fred sesaat mereka memasuki pintu kamar. Dengan tergesa-gesa, Fred menarik sebuah kotak yang diletakkan di atas tumpukan barang-barang lelucon miliknya yang telah siap jual.

"Bukalah." Ucap Fred.

Mata Zea berbinar. Sebuah gaun coklat dengan model yang sangat sederhana terlipat rapi di sana. Zea memekik. Ia mengangkat gaun itu dengan mata berbinar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Last DescendantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang