Nathan dan Cinta sebesar Bumi Miliknya

176 6 0
                                    

Dengan kacamata di atas kepalanya, Kirana kini duduk lemas sambil memijat keningnya pelan ketika atasannya mendadak mengadakan pertemuan dengannya soal penerimaan karyawan baru bulan Februari ini.

Kirana bukannya benci atau punya dendam pribadi pada bosnya, hanya saja saat ini tugasnya sudah setinggi Lady Demetrescu akibat cutinya tiga hari yang lalu.

Dengan adanya pertemuan ini tentu akan membuat waktunya mengerjakan tugas ini lebih lama lagi dan lebih terhambat.

Oala, bikin tugas nggak selesai-selesai ae.

Mau tidak mau Kirana pun akhirnya bergerak malas menyiapkan barang-barangnya untuk persiapan bertemu atasannya.

Kirana mendadak menjadi manusia letoy yang tidak punya tulang saking malasnya ia bergerak.

Wanita itu bergerak mengelilingi ruangan, mencoba mencari berkas-berkas perekrutan pegawai baru bulan ini yang berserak dimana-mana.

Setelah mengambil semua berkas-berkasnya dan memasukkannya di tas, Kirana berjalan turun ke mobilnya, masih dengan gerakan letoynya.

Mana meetingnya di cafe lagi!! Harus beli bensin dulu kan! Males banget sih bu Retno, dateng ke sini aja nggak mau! Manja anjing!! Gerutu Kirana dalam hati sambil menendang-nendang pelan pintu lift yang sedang bergerak turun menuju lantai satu.

Ding!

Pintu lift terbuka, dan Kirana segera berjalan keluar lift. Wanita itu bergerak melewati berbagai pegawainya dan berjalan lurus langsung menuju resepsionis untuk menginformasikan kepergiannya.

“Bang*at kamu Nisaa!!”

Kirana seketika tersentak. Tidak hanya Kirana, beberapa pegawainya juga mendadak menghentikan kegiatan mereka dan menatap Kirana kebingungan.

Tidak butuh waktu lama untuk Kirana untuk segera berlari menuju tempat asal teriakan barusan.

Mata Kirana jegil, ketika mengetahui bahwa seseorang yang barusan berteriak merupakan pegawainya yang baru saja tadi pagi sempat berbicara dengannya.

“Nathan?” panggil Kirana setelah beberapa saat lidahnya kelu untuk digerakkan.

Laki-laki dengan wajah imut dan badan tinggi itu pun segera menoleh ke arah Kirana dengan tatapan ketakutan.

Kirana mendekati Nathan, mencoba menenangkan laki-laki itu.

Kirana melirik ke arah tangan Nathan yang sudah sangat siap memukul seseorang.

“Kamu kenapa?” tanya Kirana pada Nathan yang barusan saja menundukkan kepalanya ke bawah.

Pelayan itu tidak menjawab. Kirana lalu berbalik menatap mata kedua wanita di meja resepsionis dengan sorot mata yang meminta jawaban tentang apa yang terjadi.

Annisa ingin mengucapkan sesuatu, namun sedetik sebelum ia belum mengeluarkan suara, Nathan lebih dulu mengambil tangan Kirana dan berlari  ke depan ruangan OB yang memang tidak banyak orang berada di sana.

Ia sengaja mengajak manajernya ke ruangan sepi agar hal-hal yang tidak diinginkannya terjadi. 

Di sana, Nathan akhirnya mengangkat kepalanya dan melihat manajernya itu terlihat benar-benar kebingungan, tidak tahu apa yang terjadi.

Namun, entah mengapa, walau dengan tatapan kebingungan itu, manajernya tak mengatakan atau menanyakan sepatah kata pun.

Nathan membuka mulutnya, dan mulai mengucapkan sesuatu.

“Bu Kirana...... Punya pacar?” tanya Nathan dengan bibir gemeteran dan suara yang begitu lirih.

Kirana mengangkat kedua alisnya, sangat bingung dengan apa yang terjadi saat ini.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang