Kau akan Kembali Bersamaku

170 5 2
                                    

Cahaya matahari yang perlahan tenggelam menenangkan David di tengah kesibukan kantornya hari ini.

Beberapa kali David menghentikan kegiatannya sejenak, lalu menatap ke luar jendela di mana cahaya matahari yang hangat menyinari kantornya.
Ya, walau cahaya matahari hanya menyinari 10% dari seluruh ruangan.

sisanya adalah puluhan lampu yang berderet rapi di setiap sudut kantor, menyinari ruangan besar ini.

Lagi dan lagi, David mendapatkan tugas tambahan, membuatnya harus menetap di kantor ini lebih lama.

Mungkin ia akan baru pulang nanti, saat dewi malam telah muncul, bila melihat banyaknya buku-buku besar yang harus David periksa satu-satu.

Beberapa teman David sudah meninggalkan meja mereka, pulang dan beristirahat di rumah masing-masing.

Yang tersisa hanya belasan orang, salah satunya adalah teman dekat David, pasutri Adam.

David menghela napas panjang sambil menyenderkan badannya di kursi. Lalu ia menguap sambil meregangkan badannya.

Adam yang melihat kelakuan temannya dari ekor matanya, langsung bertanya pada David.

“Wes selesai ta tugasmu?” dan hanya dibalas gelengan malas dari David.

“Sek ta, isirahat dulu. Capek cok.” Adam tidak menjawab dan kembali menatap layar komputernya.

Seketika Adam teringat sesuatu.
“O yo, kon wes telepon pacarmu soal sing ke Jogja itu ta?” (oh iya, kamu sudah bilang pacarmu soal ke Jogja itu ta?)

Adam seketika melotot sambil menatap ke Adam perlahan.

“Oh yo lupa aku!!! Yo engkok tak telepon maneh gendaanku.” (oh ya lupa aku! Ya nanti aku bakal telepon lagi pacarku.)

“Ojok lali lho yo.” (jangan lupa lho)

“Ok bestie.”

“COK!”

David tersenyum tipis ke Adam, lalu kembali menghadap ke depan.

Gara-gara bu Kirana marah tadi, jadi lupa kan buat bilang ke bu Kirana kalau aku sudah ditentuin bakal dateng ke Jogja tanggal 15 nanti. Telepon lagi nanti malem nggak apa-apa kan? Mudah-mudahan bu Kirana nggak sibuk.

_____

Jalanan di tengah kota pada malam hari entah mengapa terasa begitu ramai dan lebih sibuk dari siang hari.

Terutama wilayah sekitar mall, benar-benar terlihat layaknya lautan manusia.

Kirana berjalan lemas menusuri jalan untuk pejalan kaki menuju parkiran mobilnya. Jalanan di depan mall ini begitu penuh akan orang-orang berjalan kaki menuju mall di belakang Kirana.

Kirana baru saja ada urusan dengan atasannya, bu Retno yang suka ngemall, dan berakhir nongkrong dan belanja bahan-bahan sebentar untuk makan malamnya nanti.

Perjalanan yang begitu panjang dari pintu utama mall menuju tempat parkir mobilnya cukup jauh, membuat kaki Kirana terasa begitu pegal.

Belum lagi high heelsnya yang rasanya seperti menginjakkan kaki di atas pisau-pisau yang tajam.

Di tengah-tengah lautan manusia yang berlalu lalang menuju mall, mata Kirana seketika melihat sesuatu yang membuatnya bersemangat.

Jajan pentol yang berada di pinggir jalan, tidak jauh dari tempat Kirana berjalan sekarang. Kirana pun segera mempercepat lamgkahnya dan membeli jajan pentol itu 10.000 dengan isi pentol semua.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang