On Our Way to Marriage #2

232 9 0
                                    

David menulan ludahnya kasar.

Mendadak suasana jadi terasa panas di badan David. Bagian tubuhnya, terutama pergelangan tangan berkeringat. Menyetir jadi tidak nyaman karena setir terasa licin.

Mendadak sebuah tangan dingin menyentuh jemarinya. David menoleh ke samping, ke arah calon istrinya yang cantik.

“Jangan panik, santai aja.” Ucap Kirana sambil mengusap lembut pergelangan David yang basah.

“Aku nggak panik. Aku biasa aja.” Jawab David, dengan suara seserius mungkin dan keringat turun dari pelipisnya.

Wanita itu tersenyum, ia membasuh keringat David dengan selampai yang ada di tangannya.

“Padahal suhu mobil ini dingin lho,
dingin banget malah. Tanganku aja udah dingin banget kan?” tanya Kirana seraya memegangi lengan David dengan tangannya yang dingin.

“Iya.”

“Terus kok Mas bisa sampe keringetan sih?”

“Bagiku ini panas.”

David tidak bisa fokus menjawab semua pertanyaan kekasihnya saat ini. Matanya fokus pada jalanan di depan. Dahinya sampai mengkerut saking fokusnya David.

“Liat jalannya biasa aja. Jalannya nggak bakal kemana-mana kok.” Ujar Kirana lagi, sengaja menggoda David.

Menurutnya David saat ini terlihat begitu menggemaskan, membuatnya tergoda untuk menjahilinya terus.

“Ya kali aku nyetir liat wajahmu sayang. Iya cantik memang, tapi bisa-bisa kita nggak ke rumah orang tuamu malah nyampenya ke rumah sakit nanti.” Jawab David berusaha setenang mungkin, padahal ia sudah mulai geregetan dengan mulut Kirana yang tidak ada berhentinya berbicara.

“Kamu imut deh.” Kirana benar-benar tidak berniat berhenti menganggu David.

“Hah?!” David menoleh cepat.

Kirana tertawa keras melihat reaksi calon suaminya. David yang menoleh terlalu cepat dengan wajah bingung yang tampak begitu menggemaskan begitu menghibur Kirana. Belum lagi pipinya yang samar-samar terlihat memerah.

“Tck. Sayang ah!” David menepuk paha Kirana pelan ketika wanita itu masih menertawainya.

Ia yang sebenarnya tidak mengerti dengan alasan Kirana tertawa jadi merasa malu sendiri karena entah mengapa merasa tereskpos oleh tawa Kirana.

”Bilangin kok. Mas David imut kan? Kayak tadi wajahnya itu imut bangett!” Kirana mencoba menenangkan dirinya untuk berhenti tertawa.

“Nggak, aku nggak imut. Kamu yang imut.” Ia tidak mau kalah. Enak sekali
kalau hanya Kirana yang menggodanya.

Kirana mencolek pipi David sebagai responnya akan pernyataan David.

“Bisa aja.

“Heh! Tunggu sebentar deh........... Kok jalannya gini?”

“Hmm? Kenapa?”

“Tadi Mas David ngambil jalan lurus apa kiri?”

“Lurus.”

“Lhooo salah jalan kita mas!! Puter balik puter balikkkk!!!”

“Makanya jangan ganggu aku teruss!!!”

“Ini kan ada GPS mas kenapa gak lihat aaaarghhh!!”

“Argghhhhh!!”

_____


Perjalanan dari Jogja menuju Semarang cukup menguras tenaga. Menguras waktu juga berhubung tadi mereka sempat salah belok di jalan tol yang membuat mereka harus memutar yang bikin waktu kedatangan mereka molor hampir satu jam lamanya.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang