Malang 0.5

114 4 0
                                    

Pukul setengah sembilan malam, David dan Kirana sudah sampai di hotel tempat mereka menginap malam ini.

Keluar dari mobil, Kirana dan David membawa barang bawaan mereka dan berjalan ke pintu masuk hotel.

“Badanku pegel banget astaga.” Sambil membawa barang bawaannya, David mengeluh sambil memegangi tengkuknya yang terasa sakit.

“Kayak orang tua aja Mas David.” Ejek Kirana.

“Iya, orang tua dari anak-anak kita.”

“Pfftt! Apaan sih Mas David??!” Kirana memukul keras bahu David sambil tertawa.

“Aduh sakit!!”

“Dari tadi ngomongin nikah mulu. Tadi mbahas honeymoon, sekarang anak-anak. Ada apa nih?? Jangan-jangan......”

“Jangan-jangan apa hayo??” goda David.

Wajah Kirana seketika panas dengan pertanyaan menggoda David. Wanita itupun memukul bagian pundak David yang sama sekali lagi hingga membuat kekasihnya itu berteriak kesakitan.

“Aduh sakit sayang!!”

“Mas David sih! Nglantur mulu kerjaannya.” Kirana sudah tidak berani lagi menatap mata David.

David menarik tangan Kirana secara tiba-tiba dan menatap lekat mata Kirana, menikmati kekasihnya yang saat ini terlihat begitu malu dengan mukanya yang sudah sangat merah.

“Imutnya.”

“Mas David!!” pukul Kirana lagi di tempat yang sama untuk kesekian kalinya dan berlari menjauh dari David.

Sambil tersenyum lebar setelah berhasil mengerjai kekasihnya, David ikut berlari mengejar ketertinggalannya.

“Tenang aja Kirana, aku lagi nggak bawa cincin. Aku nggak bakal lamar kamu sekarang.”

Tidak ada jawaban dari Kirana, tapi David sudah bisa menebak wajah kekasihnya yang sudah semerah tomat.

_____

Sambil menguap, David memasuki kamar mandi dengan lesu.

Matanya masih sangat berat untuk dibuka, badannya masih sangat lelah untuk digerakkan, dan mulutnya masih terlalu mengantuk untuk mengatakan apapun.

Pagi ini rasanya dingin sekali. David sudah bisa membayangkan sedingin apa di luar sana, mengingat tadi ia melihat jendela kamarnya yang sudah berembun.

Apalagi matahari yang sedari tadi belum menunjukkan batang hidungnya, membuat langit pagi ini tampak suram.

David menyalakan shower dan mengatur airnya menjadi air panas. David bukanlah penggemar mandi pakai air panas, tapi mengingat ia tidak berada di kota super panas–Surabaya, jadi mandi dengan air panas sekali-sekali tidak ada salahnya.

Sehabis membershikan seluruh badannya, David meraba-raba meja wastafel, mencari sikat giginya, hanya untuk sadar bahwa sikat gigi yang ia bawa kemarin masih ada di dalam tasnya, belum ia bawa ke kamar mandi.

-

David meraih ponselnya, memeriksa apakah ada pesan baru dari kekasihnya atau tidak. Rupanya tidak ada.

David akhirnya memutuskan untuk menjadi orang pertama yang mengawali obrolan mereka pagi ini.

Morning Kirana-Channn!!

Sudah bangun ta kamu?

David membawa handphonenya bersamanya ke kamar mandi, menunggu jawaban dari Kirana sambil ia membersihkan mulutnya dari pasta gigi hotel yang begitu sedikit.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang