Event

111 4 0
                                    

Sudah rapi dan tampak menarik, David dan Kirana segera berangkat menuju kafe Ira yang terletak tidak jauh dari hotel mereka.

Selama perjalanan yang terus menanjak, udara di luar sana terasa begitu sejuk dan dingin, mereka memutuskan untuk mematikan AC dan menurunkan jendela.

Di samping kiri terdapat bukit yang dipenuhi oleh puluhan pohon. Penampakan pohon-pohon rindang yang membuat jalanan tak terkena cahaya matahari sangatlah menyegarkan. Ditambah suara-suara alam yang tersembunyi dari balik pohon-pohon tersebut juga dapat membuat hati adem.

Tidak lama, Kirana dan David sampai di kafe tempat kerja adik David.

Ketika di sekitar kafe tersebut ada banyak sekali hutan yang terkesan tradisional, kafe ini nampak begitu kontras dengan memiliki konsep modern dan kekinian.

Desain kafe yang stylish, interior serta spot-spot foto yang begitu instragamable, membuat kafe ini tentu ramai di kalangan anak-anak muda, gaul,  kekinian, narsis, kaya, dan penuh gaya.

“Kefenya bagus.” Tutur Kirana.

“Iya, bagus ya? Aku juga suka banget sama konsep kafenya.”

Memasuki kafe, tempat itu sudah penuh dengan banyak orang, salah satunya adalah para kolega David yang Kirana sama sekali tidak kenal. Yang Kirana tahu dan kenal hanyalah Adam, teman kerja David yang ikut bersamanya ke Jogja beberapa bulan yang lalu.

“Weh!” panggil David ke gerombolan koleganya.

Seketika sekelompok orang-orang itu menoleh ke David, dan mereka semua menyapa David.

David menggenggam erat tangan Kirana.

Ia menoleh dan sambil tersenyum manis, ia berbisik tepat di telinga Kirana, “Ayo, aku kenalin kamu ke temen-temenku.”

Selama Kirana dan David berjalan menuju teman-teman David, Kirana bisa merasakan seluruh badannya berkeringat.

Ia tidak ingat kapan terakhir kali ia diperkenalkan ke teman-teman kekasihnya. Malah mungkin, tidak pernah sama sekali.
Karena itu ia sangat gugup saat ini.

“Weh, sopo iki?? Pacarmu ta??”
(wow, siapa ini kawanku? Pacarmu kah?)
tanya salah satu teman David.

“Oh iyo rekkk!! Ayu to??”
(Oiya dong! Cantik kan?)

“Wihh gendeng Dapid!! Meneng meneng moro-moro ndue pacar rek!!”
(Wow gila David!! Diam tampak sepi peminat, bergerak bikin anak orang terpikat)

“Nggae jaran goyang yo?”
(Manggil dukun ya?)

“Matamu!!”
(Kamu berdosa sekali!)

Kirana hanya bisa terus tersenyum sambil diam-diam menjiwit pergelangan tangan kekasihnya yang baru saja mengumpat itu.

“Namaku Kirana, pacarnya Mas David.”

Rasanya Kirana ingin mengubur dirinya hidup-hidup akan ucapannya barusan. Apaan itu cringe bangettt argghhhhh!!

Pada akhirnya Kirana memperkenalkan dirinya dengan benar, sendiri, karena David terus saja berbicara tidak jelas dengan teman-temannya.

“Kirana pacaran sama David sudah berapa lama??” kini salah satu teman wanita David yang berbicara.

Mendengar pertanyaan itu, Kirana mendadak lupa akan umur hubungannya sendiri.

Waduh, kapan ya? Februari mungkin??

Kirana menoleh ke arah David, meminta bantuan, namun pria itu masih saja membicarakan hal-hal tidak penting yang penuh dengan umpatan dengan teman-teman prianya.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang