Say Yes 2.0

246 6 0
                                    

Kirana mengerjapkan matanya beberapa kali. Otaknya masih berusaha sekuat tenaga mencerna apa yang terjadi saat ini.

Badannya mendadak menjadi jelly, kakinya lemas, lidahnya kelu. Keadaan di dalam otaknya seakan mau meledak saking banyaknya pikiran dan pertanyaan yang saling berbenturan dan bertabrakan, berdesakan ingin keluar melalui mulut Kirana.

"Hah?"

Hanya itu saja yang bisa keluar dari mulut Kirana dari sekian banyaknya respon yang berada di otaknya.

"Aku mau nikah sama kamu Kirana. Kamu jangan diem aja dong!" Ucap David cukup keras. Ia saat ini sangat gugup akan jawaban yang mau diberikan kekasihnya.

"Oke, bentar-bentar!! Mas sekarang ngelamar aku?!"

"Emmm... Bukannya udah jelas ya??"

"Tapi— tunggu! Bentar!! Terus yang Mas bilang hubungan kita nggak punya masa depan itu maksudnya apa?!?!"

"Ya........ Itu nggak salah, aku memang awalnya sempet mau putus sama kamu Kirana.

“Tapi itu kan tadi, sekarang, pilihan yang aku ambil, dan nggak akan aku ganti-ganti lagi, itu adalah aku mau nikah sama kamu."

"Jadi.... Mas serius ngelamar aku sekarang?" tanya Kirana ragu-ragu.

"Duarius sayangku cintaku calon istriku."

"Tapi, lamarannya Mas itu nggak kayak lamaran!"

"Lah memangnya aku harus ngapain biar kelihatan kayak lagi ngelamar kamu?"

"Ya mana aku tahu! Berlutut kek, kayak di fil-MAS NGAPAIN?!?!?!" Kirana mendadak meninggikan suaranya ketika dengan tiba-tiba kekasih di depannya ini mendadak hendak berlutut di depannya.

"Lah katanya disuruh berlutut. Gimana sih?" David jadi bingung sendiri dengan kemauan Kirana yang aneh-aneh.

"Gak usah berlutut! Ayo berdiri! Aduh buat malu aja!"

"Terus kamu maunya aku gimana sayaaang?"

Kirana menatap kedua manik David lekat. Sebenarnya ada yang ia ingin David lakukan, hanya saja ia malu untuk mengatakannya.

"Pidato."

"Hmm?"

"Aku mau Mas pidato sekarang."

"Pidato buat kamu?"

Kirana mengangguk pelan. "Bisa kan?"

"Tapi aku belum bikin isinya?"

"Pidato spontan lah! Masa nggak bisa?"

David lagi-lagi mengernyit, menimbamg-nimbang untuk menuruti permintaan unik kekasihnya atau tidak.

"Oke." David mengambil napas panjang.

"Kamu denger baik-baik ya, aku nggak bakal ngomong ini untuk kali kedua soalnya."

David memberi peringatan pada Kirana yang dijawab Kirana dengan anggukan semangat.

"Kirana Arunika. Pacarku yang cantik, kita itu pacaran belum lama. Kita aja baru ketemu awal tahun ini. Pacaran juga belum nyentuh sebulan. Sudah ketemunya barusan, jarang-jarang lagi, berhubung kita tinggal di kota yang beda. Bisa dibilang waktu kita ketemuan itu masih bisa dihitung jari."

David mengambil napas panjang lagi sebelum melanjutkan pidatonya.

"Masih ada banyak hal yang aku nggak tahu tentang kamu. Masih ada banyak misteri dan teka-teki yang mau aku tahu tentang kamu. Masih ada banyak juga hal yang aku belum kasih lihat ke kamu. Mungkin awal-awal pacaran aku masih mau nunjukkin kelebihanku aja. Tapi sekarang aku mau kamu lihat aku yang sesungguhnya. Baik dan burukku, kelebihan dan kekuranganku, aku nggak mau nyembunyiin apa-apa lagi. Jadi, aku berharap setelah aku nunjukkin aku yang sebenarnya, kamu bisa nerima aku apa adanya. Dan aku mau kamu untuk nunjukkin semuanya juga ke aku. Jangan baiknya doang, buruknya juga, karena ketika kamu merasa akan jatuh, aku yakin akan narik tanganmu supaya kamu nggak jatuh.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang