Confuse

642 23 0
                                    

Kirana membuka pintu mobilnya.

Sebelum ia keluar, ia mengambil dompetnya yang terletak di dalam tas kerjanya.
Setelah mengambilnya, ia segera masuk ke dalam sebuah kafe yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya itu.

Kirana berjalan lemas ke kafe tersebut. Terlebih lagi, saat ini ia memakai high heels yang membuat jalannya terlihat begitu kaku dan patah-patah.

Sesaat Kirana masuk ke kafe tersebut, ia segera memesan kopi hitam di kasir tersebut sebelum duduk di tempat duduk ujung kafe tersebut.

Selagi menunggu kopi pesanannya datang, Kirana kembali terjun ke lamunannya.

Sambil melihat ke arah luar jendela, ia kembali memikirkan kejadian tadi yang membuatnya pikirannya benar-benar pusing dan bingung.

Selama tiga tahun terakhir sejak kejadian ‘itu’ terjadi, Kirana sama sekali tidak terbuka untuk kembali berpacaran. Ia selalu menolak semua laki-laki yang mengajaknya berkencan, mau itu dari kemauan mereka sendiri, atau ada paksaan dari lingkungan yang membuat mereka harus berkencan saat ini.

Rasa bersalah, takut, dan trauma Kirana dari tiga tahun lalu masih menghantuinya. Dan ia tidak pernah menceritakan hal itu pada siapapun. Ia selalu mengatakan bahwa kejadian tiga tahun lalu merupakan keputusannya, sehingga ia tidak merasa sedih akan kejadian tersebut. Namun itu bukanlah kebenaran. Dan alasannya sama dengan alasan semua orang yang mengatakan mereka baik-baik saja walau mereka tidak.

Semua laki-laki yang sudah Kirana tolak selama tiga tahun lalu rata-rata adalah teman-temannya yang sudah Kirana kenal dalam waktu yang tidak cepat. Sedangkan sisanya adalah senior-seniornya yang masih lajang.

Walau begitu, tidak pernah ada rasa ragu ataupun rasa sungkan dalam diri Kirana saat menolak mereka. Tidak pernah sekalipun terbesit pikiran Kirana untuk mencoba berhubungan lagi dengan salah satu dari mereka.

Namun, mengapa, ketika ada seorang laki-laki, empat tahun lebih tua darinya, baru bertemu selama hanya tiga hari, mengatakan bahwa ia jatuh cinta pada Kirana, rasanya begitu susah bagi Kirana untuk menolaknya?

Mengapa Kirana begitu ragu, begitu bingung, untuk apa yang harus ia lakukan sekarang?

Mari kita buat kasus ini sederhana, ok?

Kirana kini berumur 28 tahun.
Umur yang sudah sangat dewasa.
Umur dimana Kirana harusnya tahu apa yang ia mau dan apa yang tidak.
Umur dimana yang namanya ragu-ragu sudah tidak ada.
Umur dimana Kirana harus melakukan dan berjuang apa yang ia mau, dan meninggalkan apa yang ia tidak mau.

Dan Kirana tahu, jauh dari lubuk hatinya, alasan mengapa ia begitu ragu-ragu untuk menolak perasaan pak David adalah tidak lain dam tidak bukan karena ia juga menyukai pak David.

Kali ini mari kita buat kasus ini rumit!!!

Kirana kini berumur 28 tahun. Umur yang sudah sangat dewasa. Umur dimana Kirana harusnya tahu mana yang benar mana yang salah.

Dan untuk menghindari sesuatu yang salah, Kirana tahu bahwa ia harus melakukan hal yang benar, walaupun hal yang salah sangat menggiurkan untuk ia lakukan. Ia tahu bahwa walaupun sakit, ia tetap harus melakukan sesuatu yang benar.

Kirana dan David baru bertemu selama
tiga hari, melalui pekerjaan.

Jadi, selain saat bekerja, mereka sama sekali tidak tahu bagaimana kehidupan satu sama lain.

Jangankan kehidupan saat tidak bekerja, saat bekerja saja mereka masih banyak hal yang belum diketahui dari satu sama lain.

Bagaimana pak David tidur?
Bagaimana pak David berteman?
Apa yang dilakukan pak David di hari libur?
Apa yang dilakukan pak David saat malam hari?
Dengan siapa pak David pak David bertemu di kesehariannya?
Bagaimana hubungan pak David dengan keluarganya?
Apakah ia anak laki-laki yang baik bagi orang tuanya?
Apakah ia kakak yang baik bagi adik-adiknya?

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang