Berdua Bersamamu

226 8 0
                                    

Walau atasan mengamuk, aku tetap bisa tersenyum.

Walau setan jahat masuk, aku tetap bisa tersenyum.

Walau perasaan campur aduk, aku akan tetap tersenyum.

Tersenyumlah bersamaku, wahai cintaku.

_____

Sejak ajakan kencan yang dilontarkan David beberapa jam yang lalu, kinerja Kirana mendadak mendadak naik tiga kali Iipat.

Tidak ada acara santai-santai yang ia biasa lakukan saat sore menjelang malam hari ini. Semua tumpukan e-mail sudah rata ia baca dan balas satu-persatu. Begitu juga pembuatan data dan PPT yang diminta atasan, semua ia kerjakan dengan baik dan cepat.

Tidak ada manajer Kirana yang pulang pukul delapan malam. Yang ada hanyalah manajer Kirana yang pulang pukul enam sore.

Selama beberapa jam terakhir, terlihat Kirana yang tidak pernah menurunkan senyumannya sekalipun.
Baik saat ia memandangi laptopnya, mengerjakan tugasnya, menghubungi clientnya, semua ia lakukan sambil tersenyum sumringah.

Ekspresi-ekspresi tidak enak yang bisa membuat pegawainya kejang-kejang, mimisan, kepala pusing, badan pegal-pegal, leher sakit, mual-mual, rasanya hilang ditelan bumi.

Menuju detik-detik sebelum pekerjannya selesai, Kirana tersadar akan sesuatu. Ia pun mengambil handphonenya dan memanggil David.

“Halo.”

“Iya kenapa Kirana sayang~~?”

Kirana bisa merasakan semua bulu kuduknya baru saja berdiri tegak sesaat suara David terdengar di telepon.
Rasanya seperti baru saja mengejan hebat saat BAB karena tai yang dikeluarkan berukuran besar.

“Hii bilangin jangan pake suara kayak gitu!!!”

“Iya-iya maap sayang. Kenapa telpon-telpon? Kalau kangen kan nanti malem kita sudah ada rencana keluar.”

“Bukan itu.”

“Terus?”

“Nanti habis kerja aku pulang ke rumah dulu boleh nggak? Masa aku keluar pake bajuku sekarang.”

“Kamu cantik tahu pake jas sama kemeja gitu.”

Kirana memercingkan matanya. “Masa?!”

“He-em. Aku suka lihat kamu pake baju kerjamu. Keliatan elegan.”

“Makasih. Tapi tetep aja!! Aku juga belum mandi! Masa jalan-jalan sama pacar pas keadaan masih bau kecut gini.”

“Kamu bisa mandi di kamarku kalau kamu mau. Terus masalah bau kamu bisa pake parfumku.”

Kirana tidak menjawab. Sebenarnya malas juga untuk pulang terlebih dahulu, ditambah dengan tawaran menarik kekasihnya.

“Lagian Kirana sayang. Walau kamu bau kecut, penampilan berantakan, belum mandi, bahkan sampe keliatan gembel, aku tetep mau jalan-jalan sama kamu kok.”

“Pffftt, nglantur lagi kan mas David. Ya udah deh aku nanti mandi di kamarnya mas David aja.”

“Oke.”

_____

“Mas David sudah tahu mau ke mana?”

“Em... Nggak juga sih. Aku nggak tahu banyak tentang tempat jalan-jalan di Jogja. Kamu ada ide nggak?”

Sambil menyisir rambutnya yang basah, Kirana memandangi penampilannya di kaca.

Ia baru saja selesai mandi, di kamar David, dan kembali memakai pakaian kerjanya. Untung aroma pada pakaiannya tidak seburuk itu, yah walau masih kentara kalau bukan baju yang baru dipakai sih, tapi setidaknya dengan bantuan parfum yang dimiliki David, bisa sedikit membantu aroma tidak sedap itu. Ditambah dengan ia yang baru mandi, harusnya penampilannya baik-baik saja.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang