Ku Akan Pulang, Melepas Semua Kerinduan

226 7 0
                                    

Adam tersentak dan hampir menjatuhkan handphonenya ketika David membanting pintu di belakangnya dan masuk dengan buru-buru.

Pria itu terlihat begitu berkeringat seperti baru berlari dari lantai satu ke sepuluh, padahal setahunya David baru saja dari kantor Pak Fajar, yang hanya beda selantai dengan tempatnya saat ini.

“Kamu kenapa?” tanya Adam basa-basi.

“Kamu tadi ke kantornya Pak Fajar ta? Kok lama banget keluarnya? Apa kamu tadi ngengek di kamar mandi?”

Adam memberikan pertanyaan bertubi-tubi tanpa benar-benar peduli dengan jawabannya.VToh ia sudah tahu jawaban dari semua pertanyannya karena ia sudah tanya salah satu rekan kerjanya akan David tadi.

David masih bergeming dengan berdiri sambil memegangi kursinya. Tatapannya tajam seperti sedang memikirkan sesuatu.

Dengan David yang masih diam membatu, membuat Adam kembali berfokus ke pekerjaannya.

Namun baru saja ia mulai memegang tetikus, ia lagi-lagi tersentak.

David mendadak mengambil tasnya dan membereskan barang-barangnya.
Alis Adam berkerut, tidak habis pikir dengan kelakuan aneh yang dilakukan temannya.

Tidak butuh waktu lama sebelum meja David kini benar-benar rapi dengan peralatannya yang sudah ia masukkan tas. Tidak lupa ia mematikan komputer di depannya.

“Kamu mau—”

“Dam tolong bilang lainnya aku mendadak sakit jadi pulang duluan.”
Ujar David sebelum mulai berlari ke pintu yang berada di belakang mereka.

Adam tersenyum kecil.

David membolos.

Itu adalah yang pria itu lakukan. Siapa juga yang mau percaya kalau David sakit ketika wajahnya terlihat begitu bersemangat dengan senyumnya yang terlalu lebar untuk orang sakit.

“Pid.” Panggil Adam, sedikit keras berhubung David sudah berada di ujung ruangan.

“Ke stasiun?” tanya Adam singkat.

David tersenyum lebar. Pria itu tidak menjawab dan langsung keluar meninggalkan Adam.

Tapi tak apa, bagi Adam, senyum David sudah cukup sebagai jawaban pertanyaannya.

Jarene putus, oala lambemu Pid. (Katanya putus, eala omonganmu David)

_____

David melajukan mobilnya secepat sonic menuju Stasiun Gubeng.

Ia baru saja memeriksa di aplikasi KAI, bahwa akan ada kereta ekonomi premium Surabaya-Jogja yang akan tiba pukul dua sore nanti.

Sedikit terlalu sore sebenarnya, David takut Kirana keburu pulang dari hotel. David ingin masalah ini segera terselesaikan agar ia bisa melihat senyuman manis Kirana Iagi.

Sebenarnya sekarang masih setengah satu siang, masih ada banyak waktu untuk David kemana-mana dulu untuk menyiapkan banyak hal sebelum berangkat ke Jogja. Namun kini otak David sudah tidak mampu berpikir selain bagaimana caranya ia bisa ke Jogja secepatnya.

Masih ada sekitar satu setengah jam lagi sebelum David naik kereta ke Jogja, dan disinilah David, kelaparan dan bingung mau melakukan apa untuk mengisi waktu sampai pukul dua.

Di saat ia tidak melakukan apapun seperti ini, barulah logikanya bisa sedikit bekerja.

Ia baru saja membolos, dari kantor langsung ke Stasiun Gubeng, tanpa mampir kemana-mana, dan langsung memesan tiket untuk berangkat ke Jogja untuk menemui kekasih tercinta. Ia bahkan tidak ke rumah untuk mengambil baju atau barang-barang lainnya.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang