Mother

137 5 0
                                    

Sabtu pagi pagi sekali, Kirana sudah terbangun karena perutnya yang mendadak sakit.

Setelah keluar dari kamar mandi, niatnya sih ingin kembali tidur, tapi ketika melihat keadaan kolam renang hotel melalui jendelanya membuat Kirana mendadak bersemangat.

Warna air yang jernih, kolam renang yang luas, tidak ada orang, benar-benar menaikkan hasrat Kirana untuk segera terjun ke dalam kolam.

Sekarang pukul 05.43. Kirana baru sadar kalau sekarang keadaan langit sudah benar-benar terang di jam segini.

Keadaan langit Jogja biasanya baru bisa seterang ini kalau sekitar jam enam sampai setengah tujuh.

Well, belum jam enam. Berarti buffet untuk sarapan belum disediakan. Jadi banyak orang yang masih tidur, atau setidaknya masih di dalam kamar.

Jadi, tanpa membuang lebih banyak waktu lagi, sebelum keduluan orang, Kirana mengambil pakaian renangnya dan turun ke lantai dasar.

-

Setengah jam kemudian keadaan kolam renang sudah berubah total.

Banyak manusia, dari bocil kematian sampai kakek nenek genit juga sudah menetap di kolam renang yang sama dengan Kirana.

Yah, Kirana sudah menghabiskan cukup waktu di kolam renang.

Rasanya segar sekali ketika berenang di pagi hari. Sendirian, tenang, santai, tidak perlu khawatir akan kencing orang lain, rasanya seperti punya kolam renang sendiri.

Kini saatnya ia berhenti. Lagipula, ia sudah kelaparan. Sudah saatnya ia mengisi perutnya.

_____

"Kamu mau ke Malang jadinya jam berapa?"

"Nanti jam sepuluhan."

Seorang wanita paruh baya yang tengah sibuk mengupas kentang kini menekan dua kali layar gawainya.

Sedetik kemudian layar ponsel itu menyala dan menunjukkan waktu pukul setengah sembilan.

"Hmm. Kamu jadi ngajak Rian ta?"

"Rian katanya fokus mau ngerjain skripsi dulu katanya."

"Ngerjain skripsi?"

"Iya, sama sekalian ngerjain tugas. Katanya tugasnya buanyak banget. Terus habis ini katanya dia mau UTS. Jadi minggu ini sibuk banget dia."

David melirik ke arah wanita paruh baya di sebelahnya. Tangan wanita itu sudah berkeriput, membuat David ngeri sendiri melihat beliau memegang pisau di tangannya.

"Mama nggak mau ikut ta? Sekalian liburan sama bapak. Biar nggak panas. Di Malang kan adem."

Wanita di sebelah David kini menatap David sambil tersenyum simpul.

"Kapan-kapan aja kalo mama sama bapak."

David mengambil napas panjang.

"Yaudah Dapid mau nyiapin baju dulu."

Ucap David selagi meninggalkan ibunya dari dapur.

Memasuki kamar, David seketika membaringkan diri di kasurnya sambil terus berpikir.

"Kapan mau dewasanya sih Ira itu? Anjing lah."

_____

Sejak saat Kirana menanyai alamat rumah kekasihnya saat diam-diam memberikannya jam tangan baru bulan Februari lalu, Kirana telah menyimpan alamat rumah David di ponselnya.

Saat itu ia berniat menyimpannya, karena ia tahu di masa depan ia akan membutuhkannya.

Dan hari ini adalah saat yang Kirana di masa lalu maksud.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang