Problem

136 5 0
                                    

Peringatan!! Bab ini mengandung...... Err... Sedikit adegan dewasa. Sedikit, cuma sedikit, tidak banyak. Jadi, kalau lagi nggak pingin baca porno, jangan lihat. Tapi, kalau anda tidak masalah, enjoy!!










Jumat, 10 Februari 2021

Kirana sedang berada di kedai gudeg kesukaannya, sedang memesan satu porsi untuk makan malamnya hari ini.

Selama Kirana di kedai gudeg ini, jadi ingat akan masa-masa kuliahnya.

Letak kedai gudeg yang tidak jauh dari UGM membuat wanita itu sering sekali membeli gudeg dari sini.

Biasanya Kirana mengunjungi tempat ini bersama sahabat terbaiknya, Laras, baik dari sejak mereka kuliah di UGM sampai saat ini.

Namun akhir-akhir ini Kirana tidak berkontak-kontakkan dengan Laras.

Laras sekarang lagi ngapain ya? Batin Kirana sambil menatap kosong ke depan.

“Lah Kirana?”

Terdapat suara familiar yang memanggil Kirana.

Reflek Kirana langsung memutar kepalanya ke belakang, dan wajahnya seketika shock ketika mendapati laki-laki Laras berada di depan kedai, baru saja memarkirkan motornya.

“Loh Eric!!” ucapnya bersemangat.

“Laras mana Ric? Sendirian aja tah ini?” tanya Kirana sesaat Eric sudah berada di belakangnya, ikut mengantri membeli gudeg.

“Laras di rumah. Anaknya lagi pengen gudeg, makanya aku beli ini.”

Kirana mengerutkan alisnya.
Anaknya?? Anaknya itu Laras apa anakmu sama Laras?” tanya Kirana dengan raut penasaran.

Raut muka Eric langsung berubah.

Laki-laki itu mendadak terlihat.... Ketakutan? Panik?? Kirana tidak yakin, tapi ia bisa merasakan laki-laki itu seketika merubah ekspresinya yang semula normal menjadi aneh.

“Erik?? Laras hamil kan??” tanya Kirana memastikan.

“Laras yang beritahu kamu ta? Apa-”

“Dia nggak bilang ke aku, tapi aku juga sudah tahu. Wong pas di Surabaya itu dia pernah mendadak pengen muntah kok. Kalo bukan morning sickness, apa lagi?

“Ya bisa sih, dia keracunan. Tapi orang kayak Laras nggak mungkin keracunan deh, dia orangnya kan parnoan gitu.” jelas Kirana panjang lebar.

Erik terlihat berpikir keras.

Melihatnya membuat Kirana juga ikut berpikir keras.

Kenapa sih Erik? Kenapa Laras?? Ada masalah ta dia sama Laras??

Tidak lama orang di depan Kirana sudah selesai beli, yang membuat saat ini adalah giliran Kirana untuk memesan gudegnya.

Meninggalkan Eric yang masih berpikir keras, Kirana langsung mendekte ke penjualnya tentang pesanan gudegnya.

Setelah membungkus gudeg pesanan Kirana, penjual itu memasukkan pesanan Kirana ke kantong plastik dan memberikannya pada Kirana.

“Matur nuwun nggeh bu.” Ucapnya lembut sambil tersenyum ramah ke penjualnya.

Setelah membayar Kirana pun langsung keluar dari kedai, membiarkan suami Laras itu masih diam tidak bergerak.

Namun mendadak Erik kembali memanggilnya, lebih lantang dari sebelumnya.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang