Perjalanan

498 17 0
                                    

Seorang wanita yang mengenakan jas abu-abu gelap, dengan tas kerja di tangan kanannya, masuk ke sebuah hotel dengan jalan begitu elegannya layaknya model.

“Selamat pagi bu Ana.”

“Selamat pagi Anggun. Annisa mana?”

“Lagi ke toilet bu.”

“Oh ok. Nanti kalau Annisa sudah dateng tolong suruh dia ke kantor saya.”

“Baik bu.”

“Ya udah saya jalan dulu ya.”

“Iya bu.”

Kirana pun tersenyum ke arah Anggun sebelum kembali berjalan ke kantornya.

Selama berjalan menuju kantornya, ia juga tersenyum ke pegawai-pegawainya yang berpapasan dengannya.

Sesampainya Kirana di ruangannya, dia menghela napas panjang.
Sudah seminggu sejak perpisahannya dengan pak David, namun rasanya tetap sakit ketika ia melihat kantornya yang sunyi tanpa ada sosok yang banyak menghibur dirinya selama beberapa hari kemarin.

Sofa empuk yang biasanya diduduki orang tersebut, kini tampak kosong.

Saat inilah Kirana benar-benar yakin betapa ia mencintai pak David.

Wanita itu sangat merindukan pak David sampai dadanya terasa sakit walau baru seminggu berpisah. Namun bagi Kirana rasanya seminggu berpisah terasa sangat lama dan berat. Ia bahkan tidak tahu bagaimana ia dapat bertahan sampai selama ini.

“Hadeh Kirana....”

_____

“David!”

David yang berada di kamarnya langsung berlari turun ke bawah menjawab panggilan ayahnya.

“Ya pak?”

“Kamu nanti keluarnya naik apa?”

“Nanti dijemput temen pak.”

“Kamu naik mobil aja ya? Sekalian manasin mobil. Kan sudah jarang dipake.”

“Lho nggak sudah dipanasin Rian ta pak?”

“Nggak jadi tadi. Katanya dia lagi presentasi jadi nggak boleh di ganggu.”

“Oalah iya-iya.”

“Ya udah. Kapan kamu berangkatnya?”

“Nanti siang jam satu pak.”

“Oh ya ya. Ya udah, itu aja.”

Setelah berbincang-bincang dengan ayahnya, David kembali naik ke atas untuk kembali kamarnya. Di dalam kamar ia kembali membuka laptopnya untuk mengerjakan tugas dari bosnya.

Bzzzz..Bzzzztt..

David menoleh ke HPnya yang terletak di atas kasur. Dengan malas ia merebahkan badannya di atas kasur dan mengambil HP tersebut. Ada telepon dari rekan kerjanya.

“Hah?”

“Kapan berangkatnya ini? Tak Jemput kan?”

“Nggak usah Dam. Aku ae seng jemput. Aku bawa mobil soale.”

“Loh lapoo emange?”

“Yo gak popo. Nanti tak jemput di rumahmu. Sara ikut kan?”

“Ikut-ikut. Berangkat jam brapa ini?!”

“Biasalah, yang kemarin kita omongin. Gak usah ganti-ganti lagi.”

“Oala yawes. Yawes ngono tok.”

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang