Pandangan Pertama, Awal Aku Berjumpa

1.9K 90 1
                                    

Hari kedua, 21 Januari 2021, 08.53 AM

Krrrriiiiinngggg.... Kriiiinnnggg

“Dengan Lilium Hotel di sini, ada yang bisa saya bantu?”

“Saya dari kamar 331, mbak, ini kok listrik di kamar saya nggak bisa nyala ya? Padahal sudah saya taruh kartu, tapi kamar saya tetep nggak bisa nyala.”

“Apakah sudah dicoba beberapa kali bu?”

“Sudah mbak.”

“Baik bu, kalau begitu saya akan segera mengirim orang untuk memperbaiki listrik di kamar ibu.”

“Atau gini aja deh mbak, saya kan habis ini mau keluar, pulangnya nanti agak siangan. Nanti mbaknya ngirim orang pas saya sudah keluar aja gimana?”

“Oh baik bu, kalau begitu, saya akan mengirim orang pada saat ibu sudah keluar saja.”

“Ok, makasih ya mbak.”

“Dengan senang hati bu.”

Krriiiinngggg.....

“Dengam Lilium Hotel di sini, ada yang bisa saya bantu?”

“Mbak, saya boleh minta sabun batang lagi nggak?”

“Untuk kamar nomer berapa pak?”

“Kamar nomer 410.”

“Baik pak, saya akan segera mengirim sabun untuk kamar bapak.”

Ctek.

“Haaahhh.....  Orang pagi-pagi kok sudah pada rame banget ya.” Annisa (resepsionis 1)

“Kalau bangun siang mana bisa dapet buffet Nis.” Anggun (resepsionis 2)

“Hhmmmmm.....” jawab Annisa dengan wajah manyunnya. “Duh laper aku, belum sarapan. Makan yuk.” Ajak Annisa sambil memegangi perutnya yang keroncongan.

“Nggak ah, diet aku.” Balas Anggun.
“Ah perasaan dari dulu ngomongnya diet-diet terus, padahal perasaan badanmu gitu-gitu aja. Nggak ada yang berubah Nggun.”

“Heh sembarangan aja kalo ngomong! Berat badanku sudah turun 4 kg ya!”
“Yeeee, diet bertahun-tahun Cuma turun 4 kg?” “Tck, tauk ah, males ngomong sama kamu. Haryo!!”

Seorang laki-laki yang sedang menyapu lantai dekat resepsionis itu langsung menoleh ketika mendengar namanya dipanggil.

“Hah?” Haryo (OB)

“Sini dong!” perintah Anggun. Dengan malas laki-laki itu mendekati meja resepsionis.
“Hah?”

“Menurutmu selama aku kerja ini berat badanku turun nggak?” tanya Anggun yang menaruh harapannya pada rekan kerjanya itu. “E........Nggak.” jawab Haryo dengan wajah datar.

“Ih kok jahat sih?!” “Lah, kan njenengan yang tanya? Kok jadi aku yang salah?!?!” “Emang selama ini aku diet itu nggak pernah keliatan ta?!”

“Emang kamu selama ini diet Nggun? Kok masih nggak keliatan kayak Raisa sih?” tanya Haryo dengan mulut pedasnya.

Mendengarnya, Anggun hanya meringis. Ia hendak mengumpat pada temannya, namun tertahan, mengingat ia sedang bekerja. Akhirnya ia hanya bisa menelan kata-kata temannya bulat-bulat.

“Oh ya, di kamar 410 ada orang minta tambah sabun batang. Cepet sana anterin sabunnya, mau muntah aku lihat mukamu.” Kata Anggun jutek. Haryo hanya bisa tersenyum tipis sebelum meninggalkan meja resepsionis.

Setelah mengambil sabun batang dari ruangan penyimpanan, Haryo segera ke kamar 410 untuk memberikan sabun itu pada salah satu tamu.

Saat ia hendak menaiki lift, ia berpapasan dengan seorang pelayan restoran hotel yang membawa segelas kopi hitam di atas sebuah nampan.

Hotel's ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang